-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 2 Chapter 3 Part 7 Indonesia

 
 

Musim Panas Hampir Tiba, Pertanda Pertarungan Sengit

 

7

 

“Kau mendapatkan kartu cobaan, sepertinya bencana untukmu akan terus berlanjut. Perhatian akan kembali tertuju padamu.”

Horikita mengatakan itu padaku begitu dia muncul di kelas.

“Aku hanya mengalami penderitaan yang sama di pagi hari.”

“Akan lebih baik jika kau bisa dengan bebas menukarnya di dalam kelas. Siswa yang tidak yakin bisa menang tidak akan pernah mau menerima kartu cobaan, dan kau tidak bisa memberikannya kepada siswa yang yakin bisa menang juga.”

Kartu yang didapat Horikita adalah kartu [Dibagi Dua]. Itu adalah kartu yang berguna pada saat terkena penalti, tapi hampir tidak berguna untuk siswa yang mengincar peringkat tinggi.

“Karena sudah begini, kau harus bekerja keras untuk berada di 30% atau lebih tinggi, dan akan lebih baik jika kau bisa memenangkan hadiahnya.”

“Kau seperti orang asing saja. Bisakah kau mengkhawatirkan ku sebagai teman sekelas?”

“Jika kau benar-benar ingin mengandalkan ku, tentu saja Aku akan membantumu.”

Tampaknya Horikita secara bertahap semakin kurang ajar, dan itu semakin sulit untuk ditangani daripada sebelumnya.

Kenapa kau ingin Aku membantumu? Mengatakan itu dengan mata yang mengancam, Aku tidak bisa lagi mengandalkannya.

“Maaf, tapi jika Aku menemukan seseorang yang menginginkannya, Aku mungkin akan memberikannya.”

“Kau bebas memilih apa yang ingin kau lakukan. Aku harap kau bisa dengan mudah menemukan seseorang yang menginginkannya. Kartu cobaan tidak hanya memengaruhi pemiliknya, tapi seluruh kelompok yang memilikinya. Kartu itu membawa risiko yang berbahaya.”

Aku senang dia menjelaskannya dengan sopan, tapi yang ku dengar hanya sarkasme sederhana.

“Pertama Aku akan katakan kalau itu terdengar seperti sarkasme.”

“Memang.”

“Biasanya Aku selalu ditindas olehmu, jadi itu adalah pembalasan.”

“Aku tidak ingat pernah menindasmu.”

Kartu cobaan ini memang merepotkan, tapi dia juga bisa dijadikan sebagai jimat kecil. Itu karena jumlah siswa yang akan datang menawarkan diri untuk bergabung dengan ku tanpa berpikir panjang akan berkurang. Dalam kasus terburuk, Aku harus mempertimbangkan untuk memulai ujian di pulau tak berpenghuni sebagai solo dengan membawa kartu ini.

“Kau akan melakukannya dengan baik karena kau yang melakukannya, kan?”

Aku bisa mengandalkan Horikita yang merupakan pemimpin kelas, tapi selain itu, akan selalu ada siswa lain yang mengikutinya. Tanggung jawab dia harus seringan mungkin.

“Yah, Aku akan mencobanya”

Aku berkata pada diri sendiri bahwa Aku akan mengatasinya, dan kemudian Aku duduk di kursi ku. Ketika Aku sedang mencari tahu kartu jenis apa yang didapat orang lain. Suara keras datang dari Ike yang datang terlambat ke kelas.

“Apa? Kau, e... apa kau sudah menemukan pasangan untuk membentuk kelompok?”

“Sudah, memang kenapa?”

Tampaknya Shinohara sudah memutuskan untuk membentuk grup disaat Ike tidak ada.

Pasangannya itu mungkin—

“Lah, bukankah Aku sudah mengundangmu beberapa waktu yang lalu! Lagipula, kan dilarang membentuk grup tanpa seizin Horikita!”

“Entah dilarang atau tidak, Aku bahkan belum mengkonfirmasinya secara resmi. Yah, Aku berniat akan mengkonfirmasinya hari ini.”

“Ap…”

“Sebaliknya, apanya yang mengundangku. Siapa coba yang kegirangan dan pergi mengabaikan ku?”

“I-itu, tidak seperti itu! Padahal Aku sudah menolak undangannya demi kamu lho!”

“Kau sudah menolaknya? Ah menjengkelkan, kau ini memang yang terburuk.”

“Grup... dengan siapa kau memutuskan untuk membentuk grup?”

“Tidak ada urusannya denganmu, kan?”

“Bukannya Aku peduli, Aku hanya penasaran saja.”

“Komiya-kun dari kelas B. Aku diundang ke grupnya tepat setelah ujian khusus dimulai kemarin.”

Sudah ku duga itu adalah Komiya. Aku ingin tahu siapa di antara mereka yang memanggil pihak lain saat mereka pergi ke sekolah bersama.

“Apa? Komiya? Komiya itu, laki-laki genit dari klub basket, kan? Yang benar saja.”

Di suatu tempat, Shinohara akan membentuk grup dengannya.

Aku ingin tahu apakah ada firasat semacam itu pada Ike.

“Dia tidak genit kok, kami hanya akan bertemu di kafe sepulang sekolah.”

Mengatakan itu, Shinohara memalingkan wajahnya dari Ike. Bagi siswa yang mendengarkan itu di ruang kelas, akan menganggapnya sebagai pertengkaran biasa yang tidak akan diperpanjang.

Kemudian sepulang sekolah, Shinohara dengan cepat meninggalkan ruang kelas seperti yang dikatakannya.

Ike diam-diam melihat Shinohara yang pergi, tapi segera meninggalkan ruang kelas seolah-olah dia telah memutuskan untuk melakukan sesuatu.

“Bisa bicara sebentar.”

Yousuke yang sedang mengamati situasi, berbicara padaku setelah Ike pergi.

Dia ingin berbicara di koridor mungkin karena itu  adalah konten pembicaraan yang tidak ingin didengar oleh orang lain, dan Aku mematuhinya.

“Ini soal Ike-kun, kurasa tidak baik membiarkannya sendirian.”

“Itu benar. Meskipun untuk menyombongkan diri, jelas bahwa pengetahuan dan pengalaman pramuka dapat berguna dalam ujian di pulau tak berpenghuni. Tapi ada risiko bahwa dia tidak akan mengeluarkan potensi penuhnya dari kasus Shinohara.”

“Ya. Dalam situasi itu, Aku khawatir tentang apa yang akan terjadi jika dia melihat pembicaraan antara Shinohara-san dan Komiya-kun.”

Aku bisa memahami kekhawatiran Yousuke.

Ini bukan ide yang baik untuk membuat masalah dengan Kelas B saat ini.

“Aku ingin pergi melihat situasinya, jika kau tidak keberatan, bisakah kau ikut denganku. Soalnya Aku tidak terlalu dekat dengan Ike-kun.”

Bahkan jika dia mengatakan itu, Aku juga tidak terlalu dekat dengan Ike.

Tapi, tidak mengherankan kalau Yosuke merasa tidak nyaman.

“Kalau tidak salah Shinohara-san bilang dia akan bertemu dengan Komiya-kun di kafe, kan?”

“Ya. Setidaknya ayo kita lihat situasinya.”

“Ya.”

Aku memutuskan untuk pergi ke kafe di Keyaki mall dengan Yousuke.

Dalam perjalanan, dia membicarakan sedikit tentang pembuatan grup kali ini.

“Aku ingin merekomendasikan sebuah rencana di mana semua siswa tahun kedua bekerja sama satu sama lain untuk bersaing dengan siswa tahun pertama dan ketiga, tapi tampaknya tidak ada tanda-tanda bahwa kelas-kelas lain akan satu pemikiran. Tampaknya setiap kelas mulai bergerak secara merata untuk membentuk grup. Bukan hal yang mustahil akan terjadi dimana hanya siswa tahun kedua yang dikeluarkan dari sekolah, tapi rasa sakit yang terbawa akan sangat besar.”

Seperti yang Aku bicarakan dengan Horikita kemarin, ada cara untuk mencegah seseorang dari dikeluarkan dari sekolah dengan sengaja mengalah. Tapi, penerapan dari cara itu terhadap seluruh tahun ajaran akan menghasilkan kerusakan yang parah. Meski begitu, penyebaran rasa sakit untuk seluruh tahun ajaran juga tidak realistis.

Itulah sebabnya, bahkan setelah sehari penuh, tidak ada siswa yang datang dengan cerita mimpi seperti itu.

“Tidak ada pilihan lain selain membuat grup tanpa penyesalan yang tertinggal.”

“Itu benar…”

“Bukankah Yousuke sendiri diundang oleh banyak orang diluar sana?”

Yousuke yang populer dikalangan laki-laki dan perempuan, dan memiliki kemampuan yang baik, sudah pasti akan ada yang memanggilnya.

“Aku berencana untuk memilih dua teman dari Kelas D. Karena daripada mengincar hadiah yang lebih besar, Aku ingin bertarung tanpa ada yang terkena pinalti.”

Jika ada yang harus dilindungi, lebih baik melindungi siswa dari kelas D daripada siswa di kelas lain. Itu adalah pemikiran wajar. Siswa yang berbakat dan populer tidak akan kesulitan mencari pasangan untuk diajak bekerja sama, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah tidak akan dapat meminta bantuan di tempat lain.

“Apa Sakura-san baik-baik saja?”

Yousuke khawatir tentang Airi, yang kemampuannya mungkin paling kurang dalam kelompok ku.

“Sejauh ini, Akito dan Haruka sedang dalam proses membentuk grup.”

“Miyake-kun memiliki keterampilan motorik yang baik dan keseimbangan kemampuannya tidak terlalu buruk sepertinya.”

Keisei memiliki kemampuan yang lebih, tapi beberapa pencari bakat dari kelas lain telah datang untuk membeli kecerdasannya. Akan lebih aman jika dia memilih siswa yang bisa menutupi kecemasannya terhadap kekuatan fisiknya.

Tapi, masalah muncul ketika kami sedang mengejar Ike.

Itu adalah keberadaan seseorang yang mengikuti kami dair belakang. Orang itu telah bertindak dengan sangat hati-hati agar tidak bisa ditemukan sebelumnya, tampaknya dia sekarang sudah siap untuk ditemukan. Saat kami sedang mengejar Ike yang langsung menuju Keyaki mall. Seseorang mengikuti Aku dan Yousuke. Itu seperti mengekori ekor yang lainnya. Tidak sulit untuk Aku mengabaikannya, tapi akan menjadi masalah jika dia terus melakukan hal serupa di masa depan.

Ketika kami sudah dekat dengan Keyaki mall, Aku segera berhenti.

“Maaf Yousuke. Bisakah kau pergi duluan?”

“Kenapa memang?”

“Aku baru ingat kalau ada yang harus Aku bereskan terlebih dahulu. Aku akan menyusul setelah 10 menit.”

“Oke. Aku akan menghubungimu dengan ponsel jika terjadi sesuatu.”

Yousuke menghilang di dalam Keyaki mall tanpa meminta detail lebih lanjut.

Kemudian mungkin dia pikir ini adalah waktu yang tepat, siswa yang mengikuti kami mulai mendekat.

Itu adalah Matsushita Chiaki, teman sekelas ku.

“Kau tidak terkejut. Apa kau sudah sadar bahwa Aku mengikuti kalian dari awal?”

“Aku hanya tidak bisa menunjukan wajah terkejut.”

Berbicara berdua dengan Matsushita seperti ini, apa sejak liburan musim semi.

Tidak, Aku tidak berbicara denganya sejak saat itu bahkan jika kami sedang berdua.

“Apa yang kau bicarakan dengan Hirata-kun? Tentang Ike-kun? Tentang ujian di pulau tak berpenghuni kali ini?”

Matsushita yang telah berdiri disampingku, mengangkat wajahnya sambil melihat kearah ku.

“Apa itu ada kaitannya dengan Matsushita?”

“Daripada kaitannya dengan ku Aku pikir itu lebih ada kaitannya dengan [kita]. Itu karena Ayanokouji-kun adalah orang yang penting agar bisa dipromosikan ke Kelas A.”

Sepertinya dia menilai ku dengan cukup tinggi, tapi Aku penasaran apa tujuannya.

 
 Mengingat kecepatan berpikir Matsushita, Aku tahu bahwa persuasi yang lembut tidak akan berfungsi.

(Tln: Persuasi = Meyakinkan)

Namun, Aku pikir pendekatannya kali ini sama sekali tidak masuk akal.

“Tidak perlu waspada. Aku menemui mu karena ada sesuatu yang ingin Aku sampaikan padamu secepatnya hari ini.”

“Sesuatu yang ingin kau sampaikan?”

“Kartu cobaan adalah item dengan efek yang sangat kuat. Tapi sulit untuk ditangani, kan. Jika Ayanokouji-kun dalam masalah, Aku ingin membantumu. Bagaimana?”

Terlepas dari pemikiran dan spekulasi ku, dia telah menunjukan keinginan untuk membantu ku kapan saja karena kami adalah rekan. Di sisi lain, Aku tetap membuka mulut, dan menunjukkan wajah yang sedikit malu.

“Apakah tidak mungkin menjawabnya kecuali Aku mengatakannya secara langsung?”

Aku tahu dia tidak memiliki niat jahat, tapi Aku tidak ingin terlalu banyak membicarakannya disini. Itu karena sepulang sekolah, banyak siswa mulai terlihat di sekitar sini. Aku pikir Matsushita juga bukannya tidak menyadari hal itu. Dia mulai berbicara tanpa menunggu jawaban ku.

“Karena kau harus berada di peringkat tinggi untuk menghindari penalti, bukankah kau kesulitan menemukan seseorang untuk membentuk grup? Karena itu kau bisa mengandalkan ku, jika kau dalam kesulitan.”

Setelah menjawab begitu, dia menambahkan karena dia lupa mengatakan sesuatu yang penting.

“Tentu saja, Aku akan mengikuti semua instruksi Ayanokouji-kun selama ujian.”

Sepertinya dia ingin menyampaikan itu sampai repot-repot mengikuti ku.

“Juju Aku senang mendengarmu ingin bekerja sama denganku, tapi Aku akan terkena penalti jika Aku tidak masuk dalam 30% teratas. Apa Matsushita juga tahu bahwa ada risiko seperti itu?”

“Aku tahu. Jadi kupikir penting untuk bekerja sama untuk membantu Ayanokouji-kun.”

Aku tidak berpikir Matsushita tidak memiliki niat baik. Tapi niat sebenarnya pasti ada ditempat lain.

Aku menoleh ke Matsushita yang berjalan di sampingku saat Aku menekan keinginanku untuk segera menyusul Yousuke.

“Apa kau menyimpulkan bahwa membentuk grup denganku memiliki tingkat bertahan hidup tertinggi?”

Biasanya, grup dengan kartu cobaan memiliki tingkat dikeluarkan dari sekolah yang lebih tinggi. Meski tahu itu, Matsushita menawarkan untuk bekerja sama terlepas dari bahaya yang akan dia hadapi. Itu tidak bisa hanya diartikan sebagai niat baik.

“... Ketahuan, ya?”

Ketika Matsushita menyipitkan matanya dan tertawa, dia segera mengangkat bendera putih.

(Tln: Menyerah, dan mengatakan niat sebenarnya)

“Aku tidak berpikir kalau Ayanokouji-kun akan kesulitan untuk tetap berada di grup dengan peringkat yang tinggi. Bahkan jika kau tidak berhasil mencapai podium, hampir dipastikan bahwa kau akan berada di posisi 30% teratas. Akan lebih berbahaya jika Aku memprioritaskan teman dan bergabung dengan grup yang tidak jelas.”

Ini adalah niat sebenarnya dari Matsushita. Dia memilih ku dibandingkan siswa lain yang bisa bekerja dengannya.

“Aku berpikir Ayanokouji-kun mungkin akan habis terjual.”

(Tln: Sudah memutuskan anggota grup sehingga tidak ada lagi tempat tersisa untuk bergabung)

Bertindak lebih dulu. Dengan kata lain, agar mudah untuk memahami skema evaluasi dari pihak lain.

Aku bersyukur untuk itu, tapi dari awal Aku tidak bermaksud sampai pada kesimpulan ini.

Bukan berarti Matsushita buruk, hanya saja jawaban ku akan sama, tidak peduli siapa yang memintanya.

“Setidaknya Aku tidak akan memutuskan grup bulan ini”

“Jadi kau akan duduk dengan tenang dan melihat situasinya saja?”

“Aku ingin melihat bagaimana pergerakan kelas-kelas lain.”

Aku mengatakan yang sebenarnya.

Tapi apa yang Aku khawatirkan berbeda dari apa yang siswa biasa khawatirkan.

Ujian khusus di pulau tak berpenghuni yang membutuhkan persiapan skala besar.

Tidak mungkin Tsukishiro tidak terlibat dalam hal ini.

Sudah satu setengah bulan sejak ujian khusus terakhir, tetapi lebih dari itu, tidak ada gerakan yang mencolok.

Hari demi hari semakin menjauh dari rencana awal dimana dia ingin membuat ku dikeluarkan di bulan April.

Pergerakan siswa White Room yang tidak terkendali, merupakan rencana yang menyimpang.

Beberapa tindakan bisa diambil pada tahap pengambilan keputusan grup yang dapat disebut pos terdepan.

Elemen berbahaya yang tidak bisa dibaca oleh Matsushita. Jika dia terlibat dengan itu, permintaan maaf saja tidak cukup.

“Kurasa Aku tidak akan mendapat jawaban yang bagus di sini. Aku mengerti, kalau begitu kau bisa memikirkannya dulu.”

Mungkin karena dia tidak ingin memaksakan diri, dia melambaikan tangan untuk berpisah.

“Oh, iya. Ini nomor kontak pribadi ku.”

Taampaknya dia sudah menyiapkan itu sebelumnya, dan dia menyerahkan selembar kertas dengan ID yang tertulis di atasnya.

“Karena Aku sudah menyampaikan apa  yang ingin Aku sampaikan, Aku akan pergi.”

Mengatakan semua itu tanpa bertele-tele, Matsushita berjalan kembali ke asrama.

“Aku rasa tidak terlalu buruk menambah kontak perempuan, tapi.”

 Dimasa depan, Aku tidak terlalu yakin apakah Aku bisa memenuhi harapan Matsushita atau tidak.

Setelah itu Aku bergabung dengan Yousuke di Keyaki mall.

“Bagaimana situasinya?”.

“Ini tidak terasa seperti perkembangan terburuk, tapi...”

Aku mengikuti garis pandang Yousuke, Aku bisa melihat dua orang lain, itu adalah Shinohara dan Komiya yang tampaknya menikmati obrolan di kafe.

Agak jauh dari sana, Aku juga bisa menemukan punggung Ike yang bersembunyi dan mengamati dengan tenang.

“Apa yang harus kita lakukan?”.

“Untuk sementara, jika tidak ada tanda-tanda dia akan melakukan tindakan gegabah, kita cukup menunggu dan mengawasinya. Memanggil Ike dengan buruk tidak berarti kita bisa menemukan solusinya.”

Yousuke mengangguk setuju.

“Untuk saat ini, cobalah berbicara dengan Komiya. Apa tujuan Komiya mengundang Shinohara ke grupnya, tanpa mengetahui itu tidak ada yang bisa kita lakukan.”

“Aku pikir tidak ada pasangan lebih cocok untuk bekerja sama dengan Shinohara-san selain Ike-kun.”

“Aku mengandalkanmu.”

Kami setuju untuk saling mengumpulkan informasi bersama.

 

Credit

Youzitsu LN 2nd Year Vol 2 Chapter 3 terjemahan Indonesia oleh Luckser Rayne

Related Posts

Related Posts

Post a Comment