-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 9 Bab 3 Intro Indonesia

Bab 3

Bagaimana Menghabiskan Waktu dengan Kelas Ichinose


Awal bulan Desember. Sabtu akhir pekan, sebelum jam 2 siang.

Setelah menerima pesan dari Kanzaki 2 hari yang lalu, aku pergi ke Kayaki Mall seperti yang dijanjikan. Aku belum tahu tempat ketemuannya di mana tepatnya, tapi begitu memasuki mal, aku langsung menemukan Kanzaki dan teman-temannya dengan mudah.

Kanzaki yang sedang melihat pintu masuk mal juga langsung menyadari kehadiranku dan mendekat sambil mengangkat tangannya dengan ringan.

“Maaf memanggilmu di hari libur gini.”

“Di hari libur aku biasanya lebih sering santai. Justru aku senang diundang.”

Jawabku dengan lembut, menegaskan bahwa tidak perlu merasa bersalah.

Di samping Kanzaki yang memanggilku, ada Himeko, Watanabe, dan juga Amikura.

“Kudengar hanya Himeko, tapi ternyata ada yang lainnya juga ya.”

“Maaf, ada alasan untuk ini.”

Kanzaki ingin memberi penjelasan tentang hal yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya, tapi Watanabe dan Amikura bersuara lebih cepat.

“Osu Ayanokƍji, hari ini dingin banget ya.”

“Selamat siang, Ayanokƍji-kun.”

Watanabe dan Amikura menyapa dengan senyum seperti saat di perjalanan sekolah dulu.

Aku membalas dengan mengangguk setuju.

Sebelumnya, Kanzaki hanya memberitahu tentang kehadiran Himeko yang menemaninya di sini.

Makanya kukira mereka ingin membahas masalah itu, tapi kombinasi keempat orang ini agak mengejutkan, sulit untuk melihat tujuan atau maksud dengan jelas.

Atau mungkin kedua orang ini adalah pemain kunci pertama bagi Kanzaki dan Himeno?

Tapi anggota ini kebetulan satu kelompok denganku dalam perjalanan sekolah, masa sekebetulan itu?

“Tidak heran jika kamu bingung. Bahkan aku sendiri tidak menyangka kedua orang ini ada di sini.” (Kanzaki)

Himeno juga terlihat agak gelisah dan mengangguk sedikit.

“Apa artinya?”

Meskipun aku semakin merasa penasaran, Kanzaki menunjukkan gestur bahwa kami terlihat mencolok.

Aku sempat berpikir kalau tempat ini kurang populer, tapi sejumlah siswa mulai berdatangan untuk belanja.

“Christmas sale juga sudah dimulai ya.”

Amikura menunjuk ke sebuah toko sambil melihat ke arah mal yang ramai.

Toko itu memang sudah didekorasi dengan warna-warni Natal, dan tulisan Christmas Sale berkibar di rak-rak berbagai produk.

“Untuk saat ini, aku ingin kita pindah ke tempat yang tidak terlalu mencolok. Aku tidak ingin keberadaan grup kita diketahui oleh orang yang tidak ada hubungannya... terutama mereka yang ada di kelas Sakayanagi atau RyĆ«en.”

Tidak ada alasan untuk menolak, karena aku bisa menebak apa yang akan terjadi tanpa perlu dijelaskan.

Bahkan jika hanya mereka berempat mungkin tidak akan menjadi masalah, tapi dengan adanya aku di sana akan membuatnya terlihat seperti kelompok yang aneh.

Selain itu, aku sendiri juga lebih senang membahas sesuatu di tempat yang tenang daripada di jalanan yang ramai.

“Kalau begitu, kenapa kita tidak pergi ke karaoke biasa saja?”

Salah satu dari sedikit tempat di dalam lingkungan sekolah yang bisa menciptakan ruangan tertutup.

Amikura menyarankan untuk pergi ke karaoke, yang sering digunakan untuk belajar dan rapat strategi.

Lokasinya bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 3 menit dari sini.

“Itu tempat yang lebih aman. Ayo pergi sekarang.”

Kanzaki memimpin dan berjalan di depan, aku pun mengikutinya dengan sedikit tertinggal.

“Apa mau diskusiin hal yang serius? Maaf ya, kukira bukan.”

Amikura yang berjalan tepat di sebelahku meminta maaf dengan suara kecil.

Dari ucapannya, sepertinya mereka bergabung secara tiba-tiba.

Watanabe yang berjalan di sebelah Amikura menjelaskan lebih lanjut.

“Aku sama Amikura tadi nggak sengaja, kebetulan mendengar pembicaraan Kanzaki dan Himeno. Rasanya seperti mereka mau ketemu kamu Ayanokƍji, jadi kami minta agar kami dibolehin ikut.”

“Betul betul. Awalnya Watanabe-kun minta aku buat nemenin dia belanja hari ini.”

Jawab Amikura, Watanabe tampak sedikit malu dan senang, tapi agak sedih, dan mengalihkan tatapannya.

“Terus gimana belanjanya?”

Kedua bertangan kosong, jadi sepertinya mereka belum membeli apa-apa.

“Itu tidak terlalu penting kok. Kami belanjanya bisa nanti saja.”

Kanzaki yang sedang berjalan di depan kami, dapat mendengar percakapan kami, jadi dia berbalik dan menjelaskannya lagi padaku.

“Awalnya kupikir hanya aku dan Himeno yang perlu bertemu denganmu, Ayanokƍji. Tapi aku berubah pikiran setelah diberitahu kalau kamu sudah memperlakukan mereka dengan baik selama perjalanan sekolah.”

Memperlakukan mereka dengan baik? Itu kalimatku.

Watanabe dan Amikura banyak membantuku dalam berbagai hal selama perjalanan sekolah.

Aku bersyukur, tapi aku tidak melakukan apa pun hingga mereka perlu berterima kasih.

“Jadi kamu putuskan untuk mengambil satu langkah lagi ya.”

Tanyaku pada Kanzaki, lalu ia mengangguk sambil menunjukkan ekspresi serius.

“Apa maksudnya itu? Mengambil satu langkah lagi?”

“Nanti kuberitahu.”

Perasaan tidak sabar Kanzaki dapat kulihat sedikit dari kecepatan langkah kakinya.

Related Posts

Related Posts

2 comments

  1. Kanzaki ya ternyata. Kirain harem Ayanokouji kaya si Ryueen atau Ichinose.

    ReplyDelete