-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 9 Bab 5 Intro Indonesia

Bab 5

Mendekati Ujian Khusus


Beberapa hari setelah kasus OSIS Kanzaki dkk dan Ichinose selesai.

Para siswa tahun kedua belajar dan terus belajar setiap hari untuk menghadapi ujian khusus yang akan datang.

Mungkin karena kali ini siswa yang berkemampuan akademik rendah memikul tanggung jawab yang lebih berat, terdapat perubahan besar yang berbeda dari ujian tertulis selama ini.

Begitu waktu makan siang tiba, biasanya sebagian besar siswa akan pergi ke kantin sekolah, tapi lebih dari separuh siswa di kelas tetap tinggal di kelas dan mengeluarkan bekal makan siang mereka sendiri atau bekal dari minimarket.

Selain itu di atas meja ada tablet, buku, dan catatan yang dibuka, menciptakan pemandangan aneh.

“Uuuh, uuh. ...ngantuk banget. Pengen tidur...”

Keluh seorang siswa.

“Pengen main, pengen main, pengen main, pengen main...”

Demikian suara dari siswa lainnya.

“Di koridor berisik banget sih? Ganggu konsentrasi loh~. Siapa saja tolong suruh diam dong~!”

Dll, bahkan sampai keluhan karena suara dari orang di luar kelas.

Semakin banyak orang mulai memikirkan keinginan mereka sendiri dan mengeluarkannya dengan ucapan.

Terutama, terlihat banyak siswa yang kurang tidur, dan Sonoda adalah salah satunya.

“Ngantuk banget asli~”

Dia memegang kepalanya dan menggelengkannya, berusaha mengusir rasa kantuknya.

“Berjuanglah sedikit lagi. Kita akan istirahat kalau sudah sampai sini...!”

Mī-chan memberikan semangat yang lembut saat ia mengajari Sonoda di sampingnya.

Di sisi lain, ada siswa yang menunjukkan kemajuan yang mengejutkan.

“Satsuki, kamu juga sudah selesai?”

“Aku tiba-tiba sangat termotivasi, atau bisa dibilang semangatku sedang naik-naiknya. Bagus nih.”

Sepasang kekasih, Ike dan Shinohara, yang duduk berdampingan dan belajar bersama.

Salah satu dari mereka, Shinohara, tampaknya merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Aku selalu ikut belajar kelompok selama beberapa hari terakhir, kan? Sampai sekarang, rasanya sulit sekali karena aku merasa harus membayar hutang belajarku yang terlewatkan selama ini, tapi...”

Shinohara tampak bersemangat meskipun berulang kali menguap mengantuk.

“Aku merasa mulai bisa menguasainya sedikit demi sedikit.”

“A-aku masih belum...”

“Yah, ayo sama-sama berjuang.”

“Bisa diandalkan. Pacarku memang hebat!”

Ketika Ike berteriak dan hendak memeluknya, buku pelajaran Shinohara menghantam kepala Ike.

“Selesaiin dulu, oke?”

“Uuh...”

“Jangan terus-terusan melakukan hal bodoh seperti itu. Ayo kerjain soalnya, kerjain.”

“Kamu bersemangat sekali, ya, Shinohara-san?”

Yōsuke yang melihat pemandangan itu dari dekat, berbicara pada Shinohara.

“Aku hanya bisa menjadi beban, tapi bukankah ujian khusus ini merupakan kesempatan untuk memanfaatkan diriku yang beban ini? Aku harus berkontribusi untuk kelas meskipun hanya sedikit. Selain itu, aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah.”

Masalah yang realistis, jika dia tidak meningkatkan kompetensinya, peringkatnya sebagai yang dibutuhkan di kelas akan turun.

Kemalasanmu hari ini akan berdampak pada dirimu sendiri suatu saat nanti, dan hal itu telah terbukti dalam kasus sebelumnya.

“Ike-kun kelihatannya juga berjuang keras. Tapi jangan terlalu memaksakan diri ya. Jika kamu jatuh sakit sebelum ujian, itu tidak akan ada artinya.”

“O-ou.”

Yōsuke memujinya dan juga menasihatinya untuk berhati-hati.

Percakapan seperti itu. Itu mungkin hal yang wajar, tapi siswa yang tidak termotivasi tidak akan mau belajar dengan sia-sia. Tapi, penting untuk melihat apakah dia masih bisa berusaha jika diperlukan.

Boleh demi cowok atau cewekmu, atau alasan lain yang cocok untuk dirimu sendiri.

Itulah jalan pintas menuju usaha tersebut. Motivasi Sudō juga berasal dari Horikita.

Selama ini banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk melakukan usaha itu, namun dengan menyatukan seluruh kelas seperti ini, itu benar-benar bisa terwujud.

“Tapi tetap saja———lorongnya berisik banget ya.”

(Tln: Horikita yang bicara, di sini Horikita ada di deket Kiyotaka)

Di waktu pada ingin fokus untuk belajar, ada banyak orang yang lewat di lorong dan suara obrolan atau suara langkah lari yang terus-menerus terdengar.

Saat ingin meningkatkan konsentrasi, kebisingan ini bisa dibilang sebagai tamu yang tidak diundang.

“Aku akan keluar dulu untuk melihatnya. Siswa yang keganggu pikirannya juga ada banyak soalnya.”

Meskipun tidak bisa mengendalikan kegaduhan itu, setidaknya aku bisa mencari tahu apa penyebabnya.

Asalkan tahu apa yang terjadi, itu seharusnya bisa menenangkan sedikit para siswa yang gelisah.

“Kau benar. Tolong ya.”

Agar tidak mengganggu siswa yang sedang belajar, mungkin yang terbaik adalah aku pergi untuk melihatnya.

Related Posts

Related Posts

1 comment

  1. "Kemalasan pada hari ini akan berdampak pada dirimu sendiri suatu saat nanti."

    Oooi Ayanokouji, lo nyindir gue apa gimana? *Asah golok.

    ReplyDelete