-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 9 Bab 5 Part 1 Indonesia

Bab 5

Mendekati Ujian Khusus


1


Ketika aku keluar ke lorong, para siswa dari kelas Ichinose berlarian dengan wajah yang marah.

Selain itu teman-teman sekelas Ryƫen juga menuju ke arah yang sama.

Karena itu penyebab kegaduhan langsung diketahui. Ada kerumunan orang di depan suatu kelas.

Sementara itu, Ishizaki dan Albert sedang membuka jalan dengan paksa, mereka berusaha melepaskan diri dari kerumunan itu.

“Keluarlah, Ichinose! RyĆ«en-san sudah datang!”

Teriak Ishizaki ke dalam kelas, namun Shibata yang sudah keluar dari kelas menghentikannya.

“Ada apa sih datang begitu saja tanpa permisi. Kami sedang sibuk sekarang.”

“Sibuk? Masa bodoh dengan itu. Keluarkan Ichinose sekarang juga.”

Ia mencengkram paksa bahu Shibata dan mencoba menariknya menjauh dari pintu masuk, tapi Shibata juga menunjukkan perlawanan.

Yang memberikan perintah Ishizaki adalah Ryƫen yang tersenyum dengan sombong di belakangnya.

Tapi, pastinya bukan ide yang baik untuk memukul secara terang-terangan.

Jika terjadi perilaku bermasalah di koridor, di mana banyak orang datang dan pergi saat makan siang dan di mana terdapat banyak kamera CCTV, piihak sekolah pun akan segera mengetahuinya.

Apa mungkin mereka yang menyadari pergerakan Ryƫen menyembunyikan Ichinose ke dalam kelas?

Situasi yang tadinya tampak menegang, berubah dengan cepat.

Karena pintu kelas terbuka dan Ichinose muncul.

Di saat yang sama, dia juga diikuti oleh beberapa gadis yang masih berusaha untuk menghentikannya.

Selain itu, para siswa penting seperti Kanzaki dan Hamaguchi juga muncul.

“Wah, wah, wah. Akhirnya muncul juga. Pemimpin tolol yang keluar dari OSIS.”

Sapa Ryƫen dengan sikapnya yang biasa.

Pengumuman struktur baru OSIS yang baru dirilis hari ini. Bersamaan dengan itu, keluarnya Ichinose telah menjadi sesuatu yang diketahui semua orang sehingga itu bukanlah kabar yang mengejutkan.

Alasannya keluar juga diumumkan untuk fokus pada studi ucapnya ke publik, tapi Ryƫen tidak peduli apakah itu benar atau palsu.

(Tln: ‘ucapnya’ maksudnya apa yang diketahui publik terlepas dari aslinya)

Mana mungkin dia tidak memanfaatkan satu kelemahan atau bahan ejekan ini, jadi dia langsung mengeksekusinya.

Rupanya dia sengaja memilih waktu ini. Dia menilai itu akan lebih efektif jika menarik perhatian orang lain.

Nyatanya, banyak siswa dari kelas lain yang datang untuk melihat setelah mendengar tentang kegaduhan ini.

Hashimoto dari kelas A terang-terangan menatap mataku, dan dengan cepat berbaur dengan kerumunan siswa lainnya.

“Kok jadi seheboh ini ya.”

“Ya jelaslah. Sejak awal kau masuk ke dalam OSIS untuk mendapatkan poin dari dalam. Tapi kau bahkan tak bisa mempertahankan itu, jadi wajar jika orang-orang ingin mengetahui kondisi mentalmu sekarang. Iya, kan?”

“Osu.”

Ketika ditanya Ryƫen, Ishizaki berada di sebelahnya menjawab dengan sedikit mengangkat kedua lengannya.

“Kan aku sudah bilang kalau itu agar aku bisa fokus pada studiku.”

Ichinose terlihat sedikit bingung dan mengucapkan sekali lagi alasan kenapa dia keluar dari OSIS.

Tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, apa pun balasannya itu tidak penting bagi Ryƫen.

“Aslinya kau diusir, bukan? Kau pasti dibilang tidak kompeten dan tidak bisa menjadi anggota OSIS.”

“Jika terlihat seperti itu, mungkin memang begitu.”

Karena Ichinose sadar kalau memberikan jawaban yang serius tidak ada gunanya, ia pun mengiyakan perkataan Ryƫen.

“Kuku. Atau mungkin dosamu di masa lalu sekarang dianggap sebagai masalah? Mana bisa pemimpin OSIS adalah penguntil kecil yang licik, kan? Aku bisa mengerti kenapa kau ingin melarikan diri.”

Tekanan verbal dari Ryƫen, yang sejak awal tidak berniat untuk kasihan, terus berlanjut.

Mungkin dia terganggu sedikit ketika mendengar kata penguntil, tapi bahkan baru-baru ini Ichinose sudah menerima kata-kata itu.

Mungkin kejadian di OSIS memberinya ketahanan tertentu untuk sementara, dia tidak terlihat gundah sama sekali.

“Apa pun yang kukatakan mungkin tak ada gunanya, tapi tidak baik menimbulkan masalah buat orang lain.”

“Tidak sepenuhnya benar. Banyak orang pasti ingin tahu, loh? Kebenaran kenapa kau keluar dari OSIS.”

Ungkapkan dirimu di sini, dia mengulangi provokasi seperti itu.

Kanzaki tidak bisa hanya diam dan mendengarkan sebagai temannya, jadi ia memotong di antara keduanya.

“Cukup, RyĆ«en. Alasan Ichinose keluar dari OSIS itu sama seperti yang sudah diumumkan oleh OSIS.”

“Aku tidak peduli dengan alasan resminya. Selama dia keluar di waktu ini, orang pasti ingin berspekulasi, kan? Karena jika kalian kalah dariku dalam ujian khusus berikutnya, dia pasti akan lebih terpuruk lagi.”

Pernyataan khas Ryƫen yang tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan kalah dari Ichinose.

Kelas Ichinose, yang sedang mengalami penurunan, tidak memiliki peluang untuk naik lagi sekarang.

Selain itu, dengan selisih antara mereka dan kelas A dua kali lipat membuatnya lebih tidak ada harapan.

Saat ini bahkan siswa di kelas Ichinose yang kurang merasakan krisis juga akan mulai menyadari kenyataan itu.

“Karena merepotkan untuk selalu menghadapi ujian, aku sarankan agar kelas kalian menyerah saja.”

“Jangan bicara sembarangan. Kami tidak berniat menyerah untuk naik ke kelas A. Selain itu, kami sedang berusaha keras agar tidak kalah dalam ujian khusus kali ini.”

“Berusaha keras, ya? Memang benar, satu-satunya kelebihan kalian hanyalah keseriusan kalian yang bodoh. Tidak salah jika kalian tidak bisa menyerah sepenuhnya dalam ujian khusus ini, di mana ada kemungkinan untuk menang hanya dengan mengandalkan pemahaman dari buku pelajaran.”

Sangat tidak mungkin bagi kelas Ichinose untuk menyerah hanya karena pendekatan seperti ini.

Mungkin saja itu sudah dianggap cukup asalkan bisa lebih mengguncangnya lagi.

Dari perkataan Kanzaki dan yang lainnya, berbagai tindakan mengganggu belajar mereka juga telah dimulai.

Sejak kemunculan Kanzaki yang menyela, Ichinose tetap diam.

Meskipun sepertinya tidak ada tanda-tanda dia akan memberikan tanggapan, ekspresinya tidak terlihat suram.

“RyĆ«en-kun. Apa kamu sudah puas?”

Tanpa mengubah sikapnya, Ichinose tersenyum sambil menenangkan Kanzaki yang tegang.

“Kamu bebas berkata apa pun tentang diriku, tapi tolong jangan ganggu anak-anak yang sedang berjuang keras untuk belajar. Dan juga, tolong pikirkan anak-anak yang mau pergi makan siang.”

Dia memperingati Ryƫen dan teman-temannya yang berdiri menghalangi lorong.

Apakah ini hanya sebatas gertakan atau bukan. Itu tidak jelas, tapi rasa penasaran dan kecurigaan orang-orang di sekitar terhadap alasan kenapa dia keluar dari OSIS semakin besar, Ryƫen pun merasa cukup puas dengan hasilnya dan tersenyum tipis.

“Sepertinya kita menghalangi jalan. Aku juga sudah mulai lapar, jadi ayo kita pergi dari sini.”

Meskipun kejadiannya hanya berlangsung beberapa menit, luar biasa karena kemunculan Ryƫen saja sudah menimbulkan keributan.

Reputasi buruk juga adalah bentuk ketenaran. Dia telah menunjukkan kekuatannya tanpa diragukan lagi di antara siswa tahun kedua.

Setelah kepergian Ryƫen dan teman-temannya, 2/3 siswa yang berkumpul bubar dalam sekejap.

Tanpa kusadri, Hashimoto sudah tidak ada lagi, dan keheningan istirahat makan siang yang biasa kembali. Dengan ini, para siswa kelas Horikita bisa mendapatkan kembali waktu tenang mereka untuk makan serta belajar.

“Ah. Ayanokƍji-kun!”

Ichinose, yang menyadariku saat orang-orang telah pergi, menghampiriku sambil tersenyum.

“Maaf ya, jadi gaduh gini karena salahku, kan?”

“Ini bukan salahmu, Ichinose. RyĆ«en-nya saja yang membuat kegaduhan. Apa kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja. Ini justru menguntungkan kami.”

“Karena provokasi terang-terangan itu, ya?”

“Setelah ini, RyĆ«en-kun akan terus mengganggu kami sampai ujian khusus dimulai. Bagi kami, itu lebih menguntungkan daripada merugikan.”

Dia tidak keberatan jika belajar mereka terganggu. Justru terlihat seolah-olah dia ingin mereka diganggu.

“Ichinose, ayo kembali———”

Panggil Kanzaki ke Ichinose karena dia tidak ingin kami mengobrol terlalu lama sambil melihat sekitar.

Mungkin saja selama istirahat makan siang ini, seperti kelas Horikita, para siswa di kelas mereka juga sibuk diskusi dan belajar untuk ujian khusus. Aku dapat melihat keleluasaan itu pada ekspresi Kanzaki.

Mungkin istirahat makan siang ini juga seperti kelas Horikita, di mana diskusi dan belajar untuk ujian khusus berlangsung secara aktif. Anda juga bisa melihat kelonggaran ini dalam ekspresi wajah Kanzaki.

“Sampai jumpa lagi, Ayanokƍji-kun.”

Kata Ichinose, dia tidak terlihat terkejut sama sekali, dan dia kembali ke kelas seperti biasa.

“...Sampai nanti?

Ada yang membuatku penasaran dengan kata-kata tersebut, tapi yang lebih penting saat ini adalah kembali ke kelas dan menjelaskan situasinya kepada Horikita.

(Tln: Ini Ichinose gak langsung keluar pasti pengen caper ke Kiyotaka dengan bikin Kiyotaka keluar dulu karena kegaduhan)

Related Posts

Related Posts

3 comments

  1. Ryuuen ahli psy war tapi itu ga bakal mempan sama para pemimpin tahun kedua kaya Sakayanagi ataupun Ayanokouji. Ichinose dan Horikita mungkin ngefek kaya waktu ujian khusus yg kelas B kalah telak dari kelas D sampe Ichinose harus dihibur Ayanokouji tapi sekarang mereka berdua udah ada peningkatan.

    ReplyDelete
  2. Apakah akan ada ntr sebentar lagi?
    Hmmm mari kita tunggu saja

    ReplyDelete