-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 9 Bab 6 Part 3 Indonesia

Bab 6

Sudah Diperkirakan Dan Di Luar Perkiraan


3


Kemenangan Horikita atas Sakayanagi dalam ujian khusus kali ini, pasti akan segera menjadi topik hangat. Meskipun bukan murni pertandingan akademik dan ada pula unsur inferior di OAA lebih diuntungkan, faktanya tetap saja Horikita memenangkan pertarungan langsung.

Sebelum ujian akhir tahun, selisih antara kelas Sakayanagi dan kelas Horikita berkurang sebanyak 100 poin. Di sisi lain, kelas Ryƫen mengalami situasi yang sulit. Dia berusaha mengacaukan situasi dengan strategi memberikan tekanan dari luar karena merasa tidak bisa menang dalam hal kemampuan akademik, tapi Ichinose menerimanya dengan tenang dan meraih kemenangan yang solid.

Dia mungkin mengira mentalnya tidak stabil karena keluar dari OSIS, dia tidak bisa menghancurkannya.

Meski begitu, tidak sepenuhnya keputusan Ryƫen adalah sebuah kesalahan.

Mungkin ada yang berpendapat bahwa Ryƫen juga harus seperti Horikita memerintahkan teman sekelasnya untuk belajar, tapi berbeda dengan Horikita yang telah membangun dasar secara luas hingga saat ini, kelas Ryƫen hanya mungkin memiliki sedikit potensi dalam hal itu dan sulit untuk mengejar ketertinggalan dalam waktu belajar yang singkat.

Dalam kondisi di mana harapannya sangat tipis, kemenangan ini akan memberikan sedikit asa bagi kelas Ichinose untuk naik ke kelas A, dan pertarungan antara keempat kelas akan berlanjut hingga semester ketiga.

Begitu aku mengenakan sepatu di pintu masuk dan keluar dari gedung sekolah, ada seseorang yang sudah menungguku.

“Maaf sudah memanggilmu di hari terakhir sekolah.”

Seseorang menghubungiku tak lama setelah hasil ujian diumumkan untuk bertemu denganku. Sakayanagi dari Kelas A tahun kedua.

“Aku tidak tahu kalau Ichinose juga akan datang.”

Tak kusangka dua orang yang kebetulan menirimiku pesan ternyata berkumpul di tempat yang sama.

“Apa maksudnya ini? Sakayanagi-san.”

Tanya Ichinose dengan wajah heran, sepertinya dia juga tidak diberitahu tentangku.

“Ayo kita jalan dulu, jika tetap di sini nanti di kira ada apa dan menarik perhatian.”

Karena kami ada di depan pintu masuk, tempat ini pasti akan dipenuhi oleh siswa yang hendak pulang.

“Pertama-tama, Ayanokƍji-kun. Kuucapkan selamat atas kemenangan kalian dalam ujian khusus kali ini.”

“Meski begitu, ini adalah kemenangan yang dikasih. Kalau ujian tertulis biasa, kami pasti akan kalah.”

“Soal persentase jawaban benar, kah? Tapi tetap saja, itu tidak mengubah fakta bahwa saya kalah.”

Lebih dari sekedar rendah hati, ia menerima hasil ini dengan jujur setelah melakukan semua yang ia bisa. Aku juga bisa melihat kesantaian kelas A.

“Dan juga, kinerja Ichinose-san yang mengalahkan RyĆ«en-kun luar biasa.”

“Kami hanya melakukan apa yang biasa kami lakukan. Kami tidak melakukan sesuatu yang istimewa.”

“Tidak menyerah pada gangguan RyĆ«en-kun saja sudah luar biasa. Sejujurnya, menurut dugaan awalku, hasilnya akan seimbang. Namun, begitu pertandingan di mulai kelas Ichinose-san menang telak. Ini pasti hasil dari instruksi sang pemimpin yang tidak mudah goyah, tenang dan tepat.”

Sakayanagi juga sepertinya telah membaca bahwa Ichinose bertarung dengan tenang.

Dia memujinya karena ini kemenangan yang dicapai melalui manuver yang tenang, bukan hanya perbedaan kemampuan akademik.

“Begitukah? Tapi, aku tidak merasa buruk jika dipuji oleh Sakayanagi-san.”

“Kamu jadi jauh lebih optimis ya, Ichinose-san. Pasti ada sesuatu yang terjadi baru-baru ini.”

Mengingat ia memanggilku ke sini, kemungkinan ia sudah mencurigai sesuatu.

Karena Sakayanagi tidak dapat mengumpulkan informasi sendiri, ia pasti menggunakan banyak siswa untuk mengumpulkan informasi seperti jaring laba-laba.

Hari libur yang kami habiskan di gym. Waktu yang kami habiskan di kafe. Saat pulang dan pergi.

Hari ketika dia menunggu di depan kamarku. Aku tidak akan terkejut jika beberapa ada yang melihatnya.

“Aku memberimu nasihat yang sama di atas kapal, apa kamu ingat?”

Sakayanagi mengucapkan kata-kata itu kepada Ichinose, bukan kepadaku.

“Kalau kamu terlalu mengaguminya, kamu mungkin menerima konsekuensi yang menyakitkan. Iya, kan?”

“Ya, itu benar. Aku memanggil kalian berdua ke sini hari ini untuk menyampaikan hal itu. Aku di sini untuk memberikan peringatan terakhir pada Ichinose-san yang naksir berat dengan Ayanokƍji-kun.”

Sepertinya dia sudah tahu bahwa Ichinose memiliki perasaan terhadapku, tapi itu tidak mengejutkan.

“Kamu harus menjauh dari Ayanokƍji-kun sekarang juga.”

“Itukah peringatan terakhir Sakayanagi-san?”

Meskipun hanya diulangi, pihak ketiga menyebutkan orang yang ia sukai di sini.

Normalnya orang akan terlihat sedikit terkejut, tetapi tidak ada reaksi seperti itu dari Ichinose.

“Ya.”

“Aku tidak paham. Kenapa aku harus menjauh dari Ayanokƍji-kun? Apa pun perasaanku kepadanya, itu tak mengganggu hubungan kami sebagai teman, bukan?”

“Jika hanya sekadar berteman, itu mungkin lain lagi ceritanya. Tapi menurutku Ichinose-san tak akan merasa puas dengan itu saja.”

“Mau menafsirkannya seperti apa itu terserah kamu, Sakayanagi-san. Tapi, kecuali Ayanokƍji-kun menolakku, kurasa aku tidak akan berubah pikiran.”

“Kurasa erosinya sudah sangat parah. Kamu sudah dikendalikan olehnya. Apa kamu sadar jika terus seperti ini, kamu akan merusak dirimu sendiri?”

“Ahahaha. Kamu mengatakan hal yang lucu.”

(Tln: udah stress ini anak)

“Aku sungguh mengkhawatirkanmu. Aku tidak bisa melihatmu jatuh ke dalam jurang tanpa harapan.”

“Tidak perlu khawatir, Sakayanagi-san. Aku tidak dikendalikan oleh Ayanokƍji-kun.”

Ternyata dia bisa menunjukkan mata yang sedingin ini.

Ichinose berdiri di sampingku dengan ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya, hingga membuatku merasa seperti itu.

“Sakayanagi-san. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu ingin mengendalikan dan memanfaatkanku demi keuntunganmu, kan? Mungkin karena itu kamu mencoba untuk menghentikanku seperti ini.”

“Begitu rupanya. Bisa juga diartikan seperti itu ya.”

“Dan satu lagi. Sebenarnya Sakayanagi-san juga sangat menyadari bahwa Ayanokƍji-kun itu orang yang istimewa dan merasa terganggu dengan keberadaanku... itu juga bisa jadi, kan?”

Saat Ichinose tersenyum, gerakan Sakayanagi terhenti hanya sesaat.

Apakah ini keterkejutan yang jarang terlihat dari Sakayanagi, yang selalu satu tingkat di atas orang lain selama ini?

“Memang aku juga melihatnya dengan cara yang istimewa, tapi tidak sepertimu.”

“Aku tidak yakin. Meskipun kau tidak menyadarinya, kupikir memang seperti itu.”

Ichinose membalikkan penyangkalan Sakayanagi.

“Baiklah. Jika kamu tidak bisa dibilangin, maka tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Aku hanya ingin kasih tau bahwa bahkan jika kamu menyesalinya nanti, aku tidak bisa membantumu lagi.”

Sakayanagi menyimpulkan demikian, tapi mungkin kewaspadaannya mulai ditingkatkan setelah mendengar niat Ichinose. Mungkin karena dia berpikir bahwa jika itu adalah kegilaan akibat kepercayaan buta dalam cinta, itu adalah sesuatu yang lucu.

Namun, situasinya mulai berubah lebih dari yang ku bayangkan.

Kebaikan yang diarahkan ke dalam tidak berubah seperti sebelumnya, namun kebaikan yang diarahkan ke luar berubah sepenuhnya menjadi kejahatan.

Kekuatan yang cukup untuk menandai serangan balik dari kelas Ichinose yang terus tenggelam sejauh ini.

Sakayanagi pasti merasakannya secara langsung.

Kenapa kupikir begitu? Karena aku sendiri barusan merasakan hal itu.

“Setelah ini, kami akan kumpul di Keyaki Mall untuk pesta kemenangan. Sudah bolehkah aku kembali ke asrama?”

Jawab Ichinose, mungkin mereka akan berkumpul kembali setelah berganti pakaian.

“Ya. Tidak bijak menahanmu lebih lama lagi.”

Silahkan, Sakayanagi mempersilahkannya pergi, Ichinose melambaikan tangan kepadaku dan menuju ke asrama.

Hanya tinggal aku dan Sakayanagi di sini.

“Aku tidak pernah menyangka akan mengevaluasi kembali Ichinose dengan cara seperti ini.”

Sepertinya Sakayanagi juga tidak bisa memprediksi bahwa perubahannya akan sejauh ini.

Efek samping dari obat kuat, atau lebih tepatnya, produk sampingannya.

(Tln: obat kuat di sana mengacu pada dosis, bukan jenis)

“Kupikir Ichinose-san akan bekerja dengan sangat baik sebagai kaki dan tanganku karena ia dipercaya oleh banyak orang, tapi sayang sekali.”

“Salah perhitungan ya.”

Untuk mempengaruhi orang, aku harus memperluas perspektifku dan membuat perhitungan, namun bahkan dengan itu masih ada yang belum aku mengerti.

Konsep cinta dapat mempengaruhi rasionalitas dan sifat asli seseorang.

Dengan kata lain, bahkan perkembangan yang tidak terduga dapat terjadi dengan mudah. Ini sulit dipercaya, tapi satu hal yang pasti, cinta adalah salah satu emosi yang misterius dan transendental.

(Tln: transendental = melampaui. Dalam hal ini logika)

Ichinose Honami cocok atau tidak cocok sebagai pemimpin. Socok atau tidak cocok sebagai staf.

Ini di luar hal-hal tersebut.

Pada awalnya, spesifikasi Ichinose tidaklah rendah.

Aku juga ingat manuver luar biasa yang ia tunjukan dalam ujian zodiak.

Dalam hal kemampuan tersembunyi individu, dia memiliki potensi untuk menandingi Horikita, Ryƫen, dan bahkan Sakayanagi.

Atau dalam situasi tertentu, mungkin dia melebihi mereka semua secara tidak terduga.

“Aku tidak menyadari kalau ia memiliki kemampuan tersembunyi seperti itu. Tapi sama saja jika ia tenggelam dalam kekuatannya sendiri. Ia hanya akan menemui akhir yang tragis”

“Dan kau pikir kamu pasti bisa menghentikannya?”

“Tidak. Aku tidak pernah berniat menghentikannya sejak awal. Tapi, ini hanya masalah siapa yang akan merusaknya.”

(Tln: Edan. Jadi si Sakayanagi ini pengen bersaing ama Kiyotaka buat ngelihat siapa yang lebih cepet ngerusak Ichinose)

Sakayanagi tentu saja tidak pernah berpikir bahwa Ichinose adalah sekutunya.

Dia hanya memanfaatkannya sebagai pion yang berguna, dan akan membuangnya begitu saja ketika sudah tidak diperlukan.

“Kalau begitu, aku [juga] akan mengunjungi kamar Ayanokƍji-kun lagi dalam waktu dekat.”

Benar saja, Sakayanagi memiliki informasi tentang Ichinose, dia mengucapkan itu dengan sengaja sebagai buktinya.

Related Posts

Related Posts

3 comments