-->

Cari Blog Ini

Seirei Gensouki Volume 16 Bab 6 Part 2 Indonesia

Bab 6
Keberangkatan


◇◇◇


Sementara itu, sekitar waktu itu.

Di kastil Kerajaan Galarc.

Charlotte telah mengundang Satsuki dan Liselotte ke ruang tamu istana kerajaan.

“Haruto-sama dan yang lainnya akan tiba sore ini. Miharu-sama, Celia-sama, Aishia-sama, Suzune-sama, Sara-sama, Orphia-sama, dan Alma-sama. Kudengar mereka semua yang tinggal bersama Haruto-sama akan datang ke sina, ah, aku sangat menantikannya!”

Charlotte tersenyum dengan senyum yang sangat bahagia.

Kemudian, Satsuki dan Liselotte diam-diam memperhatikan bahwa nama Latifa adalah Suzune dalam daftar peserta. Latifa tidak ingin bertemu Satsuki dan Liselotte dengan nama samaran, karena ketika dia ikut dalam pesata menginap di rumah Liselotte sebelumnya, dia sudah menggunakan nama aslinya. Namun, mereka telah mendengar bahwa dia mungkin menggunakan nama samaran jika dia muncul di depan umum di masa depan, dan mereka segera mengerti.

“...Mereka mungkin belum pernah berhubungan dengan orang-orang dari keluarga kerajaan, jadi jangan terlalu kasar pada mereka, ya, Char-chan.”

Satsuki mendesak Charlotte untuk peka.

“Tentu saja. Semakin mereka merasa nyaman di mansion Haruto-sama, semakin besar kemungkinan mereka akan mengunjungi kastil. Dengan pengecualian kita dan ayah, para peserta, keluarga kerajaan akan sepenuhnya diblokir untuk masuk.”

Charlotte menyatakan sambil tersenyum, dan——,

“Jadi, alasan aku punya waktu untuk berbicara dengan Satsuki-sama dan Liselotte sebelum Haruto-sama dan yang lainnya tiba adalah karena aku ingin memastikan sesuatu.”

Mengatakan itu, dia tertawa fufu, dan menatap wajah mereka dengan penuh arti.

“Sesuatu yang ingin kamu pastikan?

“Apa itu?”

Satsuki dan Liselotte memiringkan kepala mereka dan saling memandang.

“Terus terang, apakah kalian berdua mau menikah dengan Haruto-sama?”

Charlotte bertanya dengan santai. Dan——,

“A-Apa yang kamu bicarakan, Char-chan?”

Satsuki yang hendak minum teh dengan cangkir di tangannya, hampir tersedak, dan bertanya balik dengan suara yang tidak jelas saat dia buru-buru meletakkan cangkir itu kembali di atas meja.

“Aku bertanya apakah kalian mau menikah dengan Haruto-sama.”

“Tidak, kalau itu aku dengar...”

Apakah tidak ada lagi, seperti, banyak penjelasan yang perlu dijabarkan? Itu sangat tiba-tiba hingga aku tidak bisa memahaminya. Satsuki menuntut dengan tatapannya. Sementara itu——,

“.........”

Liselotte, mungkin merasakan sebagian kecil niat Charlotte untuk mengatakan ini, membaca suasana dan tetap diam.

“Aku yakin Liselotte samar-samar menyadarinya, hadiah mansion di kastil oleh ayah untuk Haruto-sama adalah hal yang sangat luar biasa. Bahkan istilah [kasus khusus] tidak cukup untuk menggambarkannya.”

“Yah, biasanya hanya orang-orang dari keluarga kerajaan yang diizinkan tinggal di halaman kastil.”

Di Jepang, itu akan seperti orang biasa yang diberi kepemilikan sebuah rumah di Istana Kekaisaran dan diizinkan untuk tinggal di sana, Satsuki berpikir kalau itu tentu saja luar biasa.

“Itu benar. Jadi itu berarti, jika dibalik, ayah bersedia menerima Haruto-sama sebagai keluarga kerajaan di masa depan, bukan begitu?”

Meski ayah tidak mengatakan apa-apa tentang itu... kata Charlotte, menambahkan.

“Haruto-kun... menjadi keluarga kerajaan Kerajaan Galarc? Apakah itu berarti dia akan menikahi salah satu keluarga kerajaan?”

Misalnya, Char-chan——tanya Satsuki, meski dia tidak menyebut namanya.

“Aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti, sih.”

Charlotte tertawa fufu.

(Atau mungkin Ayah berpikir untuk menikahkan Satsuki-sama dan Haruto-sama dan menjadikan anak kalian sebagai keluarga kerajaan Kerajaan Galarc, tapi mari kita tidak usah menyebutkannya. Aku tidak ingin tujuan itu tercapai dan membuatku tidak bisa menikah dengan Haruto-sama.”

Sambil memikirkan hal-hal seperti itu....

“...Jadi kenapa kamu malah bertanya padaku dan Liselotte-chan apakah kami mau untuk menikahnya?”

“Itu karena kalian adalah wanita di Kerajaan Galarc yang paling dekat dengan Haruto-sama. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku, mencintai Haruto-sama.”

“......Dengan kata lain, kamu tidak ingin kami menyentuh Haruto-kun?”

Satsuki memastikan niat Charlotte, bertanya-tanya apakah dia mencoba memeriksa mereka. Tapi——,

“Tidak kok, poligami adalah hal yang wajar bagi kepala keluarga kerajaan berpangkat tinggi dan keluarga bangsawan terkemuka, dan aku tidak akan mengatakan hal sepele seperti itu. Jika kalian berdua juga mencintai Haruto-sama, aku tidak berniat menghentikan kalian.”

“Eh...? Jadi maksudmu kita bertiga akan menikah dengan Haruto-kun?”

Satsuki bingung karena dia tidak mengharapkan pembicaraan tentang poligami. Karena, sebagai orang Jepang, monogami adalah hal yang sewajarnya. Hanya saja——,

“Aku tidak bermaksud untuk memaksa kalian, tapi aku hanya tidak ingin bersaing di antara teman-teman yang seharusnya bisa bahu-membahu. Sejujurnya, aku tidak berpikir aku bisa bersaing dengan kalian berdua.”

Charlotte hidup di dunia di mana poligami adalah hal yang wajar, jadi dia terbuka untuk mendiskusikan tentang kemungkinan membangun hubungan dengan Satsuki dan Liselotte atas dasar poligami.

“Ku-Kupikir pembicaraan semacam ini seharusnya lebih kotor.... Kau tahu, biasanya, ketika kamu mencintai seseorang, kamu ingin menjadikannya milikmu seorang, bukan?”

(Tln: kotor=rebutan)

Satsuki tampaknya memiliki perasaan tidak nyaman yang sulit dijelaskan, dan meskipun dia tampaknya tidak bisa menjelaskan apa itu ketidaknyamanannya dengan baik, dia memberikan pertanyaan dalam upaya untuk melakukannya.

“Tentu saja, aku yakin tidak jarang ada orang-orang yang berebut untuk memonopoli orang terkasih, tapi aku tidak ingin berebut dengan Satsuki-sama atau Liselotte. Soalnya Aku, sangat menyukai Satsuki-sama. Dan tentu saja, Liselotte juga.”

Charlotte mengungkapkan perasaan sukanya pada mereka berdua tanpa malu-malu.

“Ahaha, terima kasih.”

Sementara Liselotte mengucapkan terima kasih dengan malu——,

“Nnnnnnn, aku juga sangat menyukaimu, Char-chan...”

Satsuki menggeram kuat, gelisah.

Dia tidak ragu untuk masuk dan menjalin hubungan di tempat-tempat di mana orang biasanya malu atau ragu untuk melakukannya. Itulah gadis bernama Charlotte.

Satsuki cukup menyukai sifat Charlotte yang seperti itu. Tapi, itu tidak berarti bahwa dia bisa menjadi istri dari seseorang yang sama.

“Apakah ada masalah?”

“...Kupikir aku sudah mengatakannya sebelumnya, aku lahir dan dibesarkan di kerajaan di mana monogami adalah hal yang wajar. Jadi aku tidak bisa jika ditanya apakah aku ingin menjadi salah satu dari poligami itu.”

“Dengan kata lain, jika itu monogami, kamu bisa mempertimbangkan untuk menikahi Haruto-sama?”

“Kalau itu, yah.... Eh, tidak tidak, kalau dipikir baik-baik, kenapa kau berasumsi kalau aku menyukai Haruto-kun!?”

Mungkin karena sifatnya yang disiplin, Satsuki membayangkan masa depan di mana dia akan menikahi Rio, tapi di tengah jalan, dia sadar dan buru-buru bertanya.

“Ara, apakah aku salah? Tanpa kuduga sepertinya kamu secara alami membayangkan masa depan dengan Haruto-sama, tapi bukankah itu sisi lain dari tidak terlalu menolaknya jika melihatnya sebagai objek seperti itu?”

(Satsuki-sama sebelumnya sangat ingin kembali ke dunia asalnya sehingga pernikahan dengan seseorang dari dunia ini tidak mungkin dilakukan)

Charlotte diam-diam berpikir bahwa ketika Satsuki tidak berusaha menolak lamaran pernikahan karena pembicaraan untuk kembali ke dunia asalnya, dia akan bisa melihat banyak hal. Tapi——,

“A-Ada penolakan kok! Aku ingin Haruto-kun tetap bersatu dengan Miharu-chan.”

Satsuki menunjukan ketidaksetujuan dengan suara teredam.

“Jadi kamu rela melepaskan kebahagiaanmu sendiri demi Miharu-sama?”

“Ma-Makanya, bukankah itu terdengar seperti aku mencintai Haruto-kun!”

“Bahkan jika kamu berkata begitu, dari apa yang kulihat, Satsuki-sama sepertinya sedikit pun tidak membenci Haruto-sama.”

“A-Aku tidak membencinya, sih. Dan memang benar tidak banyak pria yang sebaik dia.... Tapi itu tidak berarti menjelaskan bahwa aku menyukainya sebagai seorang pria atau tidak, itu berbeda!”

Satsuki tampaknya sedikit ragu-ragu, tapi dia bersikeras seolah-olah dia mengatakannya pada dirinya sendiri.

“Yah, tidak apa-apa juga sih jika seperti itu, tapi jika menurutmu Haruto-sama dan Miharu-sama harus tetap bersatu, itu berarti Satsuki-sama tidak keberatan dengan Miharu-sama nantinya mengubur tulangnya di dunia ini, ‘kan?”

Charlotte tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.

“Yah, begitulah...”

“Jadi, bagaimana denganmu, Satsuki-sama? Kamu dulu mengatakan kalau kamu ingin kembali ke dunia asalmu, tapi apakah keinginanmu itu masih kuat?”

Charlotte tidak ingin terikat dengan perjodohan saat ini, jadi dia bertanya pada Satsuki.

“Itu, yah..., bukannya aku menyerah untuk kembali ke Bumi, dan bukannya aku tidak mau.”

Satsuki menjawab dengan tatapan bermasalah. Tetapi——,

(Mungkin semuanya dimulai ketika aku bertemu Miharu-chan dan yang lainnya lagi di pesta malam, ya. Sampai saat itu, aku tidak sabar karena aku tidak bisa melihat masa depan, tapi sekarang tidak lagi...)

Juga benar bahwa aku menjadi lebih betah di dunia ini daripada sebelumnya, atau lebih tepatnya, aku bisa membayangkan masa depan di mana aku bisa mengubur tulang-tulangku di dunia ini sampai-sampai itu tampak... tidak terlalu buruk.

“Jangan-jangan kamu mau mengakhiri hidupmu di dunia ini. Jika itu yang ada dalam pikiranmu, bukankah lebih baik kamu memikirkan pasangan nikahmu?”

“Me-Mengungkitnya lagi di sini? Kamu mengubah alur pembicaraan dan membuatku lengah.”

Wajah Satsuki menjadi senyum kaku.

“Aku akan mengungkitnya. Lagipula aku juga putri Kerajaan Galarc. Jika itu Haruto-sama, aku yakin ayah akan setuju, jadi kupikir itu pilihan yang realistis, bukan?”

Charlotte tersenyum dengan senyum yang sangat manis.

“Yah, okelah, tapi kok anehnya kamu memaksakan Haruto-kun, ya...”

“Habisnya tidak akan pernah ada pria yang lebih menawan dari Haruto-sama lagi.”

“Kamu mengatakannya dengan tegas, ya...”

Melihat Charlotte menegaskan, Satsuki tertawa setengah putus asa.

“Karena itu benar. Faktanya, aku melihat kalau ada banyak pesaing. Di pesta menginap, kupikir aku akan bertanya kepada para peserta tentang itu. Karena ini adalah kesempatan bagus.”

“...Jangan berlebihan loh, ya.”

“Itu tergantung pada bagaimana alurnya, kurasa.”

Charlotte tersenyum manis. Sementara itu——,

(...Sepertinya akan sangat merepotkan jika aku menarik perhatian Charlotte-sama)

Liselotte punya firasat tentang ini. Sulit bagi seorang putri Duke untuk menentang putri kedua dalam masyarakat vertikal. Tepat ketika dia berpikir begitu——,

(Tln: masyarakat vertikal=penekanan pada kasta)

“Oh ya, mungkin aku harus mendengar pendapat Liselotte sebelum pesta menginap. Bagaimana perasaannya terhadap Haruto-sama?”

Tepat sekarang, Charlotte mengarahkan pandangannya untuk berbicara dengan Liselotte.

“E-Ee? Perasaanku, ya?”

Liselotte tiba-tiba gemetar.

“Ya. Sepertinya kamu telah menahan diri agar tidak menggali kuburanmu sendiri, tapi aku tidak melewatkan hal-hal semacam itu.”

Charlotte memandang Liselotte seolah-olah dia adalah binatang yang sedang berburu mangsa.

“Benar, tuh. Bagaimana perasaan Liselotte-chan terhadap Haruto-kun, Onē-san, tertarik dengan itu, tahu.”

Satsuki juga ikut-ikutan bersenang-senang.

“Sa-Satsuki-sama juga...”

Liselotte tersentak.

“Kamu sudah dengar banyak tentang pendapatku, dan aku akan dengar lebih banyak pendapatmu sampai Haruto-kun dan yang lainnya tiba di sini.”

Suara senang Satsuki bergema di ruangan itu. Beberapa jam kemudian Rio dan yang lainnya mencapai kastil Kerajaan Galarc.

Related Posts

Related Posts

Post a Comment