-->

Cari Blog Ini

Watashi, ni-banme no kanojo de īkara Vol 1 Episode 2 part 1 Indonesia

Episode 2
Mengapa


Hayasaka-san suka minum teh. Memegang cangkir dengan kedua tangannya dan meniupnya fufu seperti binatang kecil berbulu.

Agak jauh dari sekolah, ada kafe yang menyeduh teh enak. Toko ini memiliki suasana kuno yang tenang, dengan rak buku dan konter yang dipenuhi karya sastra, mungkin karena hobi sang pemiliknya.

Aku membuka pintu dan memasuki toko, dimana Hayasaka-san sedang duduk di belakang sambil minum teh dengan bahagia.

Saat itu sepulang sekolah, sehari setelah hujan.

“Kirishima-kun, kerja bagus.”

Hayasaka-san melihatku dan melambaikan tangannya dengan wajah senang.

Aku duduk di seberangnya dan memesan kopi.

“Terima kasih untuk ini.”

Kataku sambil mengulurkan payung plastik.

“Kamu, ‘kan, Hayasaka-san? Yang meletakkannya di depan ruang klub.”

“Apa itu berguna?”

“Kamu tidak perlu melakukan ini padahal.”

“Enggak papa. Aku ingin membantu Kirishima-kun, itulah yang kupikirkan.”

Kalau tidak, Kirishima-kun akan mentingin orang lain ketimbang diri sendiri sih, katanya.

“Bahkan tempo hari, kamu menolongku, ‘kan?”

Saat istirahat, ada seorang anak laki-laki membuat lelucon dengan tubuh Hayasaka-san. Dia mengatakan hal-hal seperti erotis dan mau main dengannya. Karena dia mengatakannya dengan sangat keras, Hayasaka-san tampak bermasalah dari kejauhan.

Hal berikutnya yang kutahu, aku menendang tempat sampah. Kemudian aku berdebat dengan anak laki-laki itu, dan pada jam istirahat berikutnya dia memberi tahu semua orang bahwa [Kirishima menyukai Hayasaka].

“Setelah kamu melakukan itu, tidak heran jika kamu digosipkan menyukaiku.”

“Itu kebenaran.”

“Tapi tidak baik jika Tachibana-san berpikir begitu.”

“Sebenarnya, dia bertanya padaku. Dia bertanya apakah aku menyukai Hayasaka-san.”

“Apa jawabanmu?”

“Ku jawab kalau aku tidak punya perasaan padamu. Itu bohong, tapi itu sedikit menyakitkan.”

“Gak papa kok seperti itu.”

Kata Hayasaka-san dengan senyum lembut.

“Tapi, gitu ya, jadi kamu dan Tachibana-san ada di PeMis.”

Kata Hayasaka-san sambil memainkan secangkir teh di tangannya. Ekspresinya tenang, tetapi tampaknya ada sedikit kesepian yang bercampur.

“Aku ingin mendengarnya, ceritamu dengan Tachibana-san. Apa kalian bisa lebih dekat?”

“Yakin mau dengar?”

Aku merasa agak enggan memberitahu Hayasaka-san tentang Tachibana-san.

Tapi, Hayasaka-san berkata sambil tersenyum.

“Aku mau dengar. Aku mau kamu menceritakannya.”

Related Posts

Related Posts

1 comment