-->

Cari Blog Ini

– Chabashira Sae SS – Pikiran yang Gelisah

Youzitsu 2nd Year Volume 5 SS

– Chabashira Sae SS –
Pikiran yang Gelisah


Aku sedang mempersiapkan ujian khusus besok.

Aku pergi ke ruang staf untuk melakukan pemeriksaan terakhir pada peralatan yang akan aku gunakan besok.

Tapi tidak peduli apa yang aku lakukan, aku tidak bisa berhenti berpikir dan kekhawatiran ini tidak akan hilang begitu saja.

Aku berdiri dari mejaku untuk menenangkan diri.

Aku ingat Satō yang mengunjungiku kemarin meminta izin untuk menyewa ruang kelas di bagian khusus sekolah demi festival budaya.

Maid Café, bukan?

Karena ini adalah festival budaya pertama di sekolah ini, ada banyak hal yang masih belum kami ketahui.

Para guru masih menyelidiki kreasi yang paling tepat untuk digunakan.

Saat menuju bagian khusus, aku kebetulan bertemu dengan seorang siswa yang menjauh dari arah yang telah aku rencanakan untuk dikunjungi.

Dia memiliki ekspresi tidak termotivasi, tapi bisa dikatakan ini adalah penampilannya yang biasa.

“ Apakah kamu di sini untuk menemui Satō dan yang lainnya?”

Aku bertanya dan Ayanokōji mengangguk ringan.

“Aku sudah dengar tentang kreasi itu. Dan apa yang akan mereka lakukan. Bukan ide yang buruk.”

“Sepertinya begitu. Satō dan yang lainnya harus memastikan bahwa permintaan kreasi itu disetujui atau tidak sebelum mereka bisa mulai mempersiapkannya.”

“Aku pribadi penasaran dengan perkembangannya, jadi kupikir aku akan pergi untuk melihatnya. Bagaimana hasilnya?”

Itu bohong, tapi juga kebenaran.

Jika ini bisa berfungsi untuk mengalihkan pikiranku, apa pun bisa.

“Horikita juga sangat positif. Kukira dia menilai kalau ada peluang untuk menang. Kami sedang mengerjakan rinciannya sekarang.”

Tidak ada masalah di pihak mereka. Itu melegakan untuk didengar, dan aku tidak punya alasan lagi untuk mengunjungi mereka.

“Begitu, ya. Maka kurasa aku tidak perlu repot-repot pergi untuk melihatnya.”

“Tapi ini menjadi agak merepotkan karena aku ikut dilibatkan dalam hal ini.”

“Maksudmu?”

“Atas arahan Horikita, aku ditugaskan untuk menjadi pengawas kreasi itu.”

“Kamu jadi pengawas, Ayanokōji? Astaga…”

Aku mencoba membayangkannya di kepalaku, tapi tidak peduli berapa kali ku coba membayangkannya, dia dan maid café tidak memiliki kecocokan sama sekali.

Dari tatapannya, aku bisa melihat bahwa dia setuju denganku.

“Itu hal bagus. Horikita juga memberikan saran yang sangat menarik.”

Aku secara mengejutkan mulai menantikan bagaimana festival budaya ini akan berlangsung.

Dia tampak seperti akan menyuarakan lebih banyak keluhan kepadaku.

Aku mencoba membimbingnya sedikit karena aku sangat berharap festival ini akan menjadi kenangan yang baik baginya.

“Kau hanya harus menerima kenyataan bahwa kau memiliki kesempatan untuk belajar lebih dari sekadar studimu. Manajer maid café-san.”

Aku entah bagaimana menjadi lebih santai dan melakukan sesuatu yang biasanya tidak akan pernah ku lakukan.

“Ayanokōji. Lain kali... bisakah aku meminta waktumu sebentar saja?”

Apakah aku siap menghadapi ujian khusus ini?

Atau aku sudah menghadapinya?

Aku mulai membayangkannya.

Related Posts

Related Posts

1 comment