-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 6 Bab 1 Part 1 Indonesia

Bab 1
Kompensasi Kemenangan


1


Saat aku masuk ke kelas, aku langsung menyadari bahwa suasananya berbeda dari sebelum ujian khusus.

Pertama, ada beberapa siswa yang melihat ke arahku.

Mereka kebanyakan adalah para siswa yang sehari-harinya tidak terlalu dekat denganku, tapi ini tidak mengejutkan.

Itu karena aku telah mengambil langkah yang cukup  agresif dibandingkan dengan diriku yang selama ini ada di kursi penonton dan pengamat.

Hubunganku dengan Kushida dan sikap kepura-puranku selama ini, ada banyak hal yang tidak mereka mengerti.

Tidak banyak siswa yang bisa datang dan berbicara denganku secara langsung, meskipun mereka ingin tahu.

“Selamat pagi, Ayanokōji-kun.”

Sementara itu, Matsushita mendekatiku dengan gembira begitu dia melihatku.

“Selamat pagi.”

Tindakannya yang tidak terduga membuat tatapan pria dan wanita terkejut.

Matsushita melambai padaku dari kejauhan, tapi ini mungkin pertama kalinya dia memanggilku sesampainya di sekolah.

Apakah itu karena keprihatinannya atas apa yang terjadi tempo hari, atau ada tujuan lain?

Matsushita ini memiliki pendapat yang tinggi tentang kemampuanku. Upaya untuk mengusir Kushida dan cara ku melawannya mungkin telah meningkatkan penilaian dia terhadapku daripada menurunkannya. Bahkan dalam proses mengeluarkan Airi, Matsushita-lah satu-satunya siswa yang bilang setuju bahwa itu tidak bisa dihindari.

“Apakah kita akhirnya akan naik ke Kelas A?”

“Aku tidak tahu.”

Aku menghindari jab ringan dan menepisnya, lalu dia pergi begitu saja karena mungkin merasa tidak perlu membicarakan apa-apa lagi. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke samping.

“Mungkin ada banyak hal terjadi untuk sementara waktu, tapi menurutku kamu tidak perlu khawatir soal itu.”

Setelah dia mengatakan itu, dia menambahkan.

“Kalau Ayanokōji-kun mah, aku yakin tidak akan peduli.”

Dia memukulku dengan pendapat jujurnya.

“Yang terpenting bukan tentang Ayanokōji-kun atau Horikita-san. Kan?”

Matsushita lebih memahami perasaanku daripada Horikita mengenai bagaimana aku menerima hasil ini... tidak, tampaknya dia sudah menafsirkannya secara akurat.

Masalahnya adalah Shinohara, Haruka, kemudian Mī-chan dan Kushida.

Para siswa yang baru saja kusebut adalah mereka yang paling terluka dalam ujian khusus suara bulat.

Tatapan menyakitkan dari Shinohara terkadang di arahkan kesini.

Itu tidak ditujukan padaku, tapi pada Matsushita. Dia sendiri tampaknya tidak peduli tapi.

“Akhir pekan kemarin tuh, aku ada banyak rencana, tapi itu semua dibatalkan.”

Mungkin menyadari tatapan Shinohara padanya, dia berbisik.

“Anak perempuan itu di saat seperti ini, kebanyakan suka memperpanjang masalah.”

“Pasti sulit, ya.”

“Yah, aku juga yang salah.”

Semuanya berawal ketika Kei, Matsushita dan yang lainnya mengolok-olok pasangan Shinohara dan Ike. Wajar saja jika Shinohara marah karena mereka sudah mengejek penampilannya di belakang punggungnya.

“Ini hanya kejadian sehari-hari. Yang lebih sulit dari ini saja aku sudah pernah ngalamin.”

Hubungan antara anak perempuan yang tidak dapat diketahui oleh anak laki-laki yang hanya memiliki hubungan dangkal dengan anak perempuan.

Aku tidak berpikir aku ingin tahu.

Setelah itu, tidak ada siswa yang secara khusus memanggilku, dan waktu berlalu.

Kemudian Horikita juga datang terlambat ke sekolah, tapi dia tidak bersama Kushida.

Sudō dan beberapa siswa mencoba bicara dengan Horikita, tapi karena dia tiba di kelas di menit-menit terakhir, lonceng berbunyi dan mereka masing-masing mengambil tempat duduk mereka sendiri.

Kushida tidak muncul di hadapan Horikita selama akhir pekan, tapi sepertinya dia masih menghilang.

Homeroom pagi dimulai dengan sejumlah kursi kosong lainnya.

Saat Chabashira-sensei masuk ke ruang kelas, dia segera melihat beberapa kursi kosong.

“Kushida, Hasebe, dan Wang, 3 orang tidak hadir, ya? Ini kejadian langka.”

Kami tidak tahu detail ketidakhadiran mereka, tapi Chabashira-sensei pasti tahu.

“Hasebe dan Wang, keduanya telah dilaporkan sakit dan diterima seperti biasa. Adapun Kushida, aku belum mendengar kabar darinya, jadi aku akan meneleponnya nanti untuk memastikan. Kita akan segera tahu apakah dia hanya ketiduran atau terlalu sakit untuk bangun.”

Meskipun dia menggunakan pernyataan yang agak berlebihan, sensei mungkin mengatakan itu berdasarkan asumsi bahwa dia hampir pasti pura-pura sakit.

Tidak jarang siswa absen dalam selang waktu yang lama di sekolah.

Tapi ini pertama kalinya dalam satu setengah tahun terakhir di mana tiga orang tidak orang tidak hadir pada waktu yang sama. Di masa lalu, bahkan jika seseorang absen, Chabashira-sensei tidak pernah berkomentar. Ini berbeda dari masa lalu di mana dia hanya menjalankan tugasnya. Jika ini adalah sekolah normal, semua resiko ketidakhadiran akan ditanggung oleh diri mereka sendiri.

Jika siswa bolos 1 minggu, itu akan mempengaruhi nilai rapor mereka dan mereka bahkan mungkin ketinggalan pelajaran.

Namun di sekolah ini, tanggung jawab satu orang juga menjadi tanggung jawab semua orang.

Mereka semua tidak mengatakan apa-apa, tapi aku yakin Chabashira-sensei mengerti apa yang mereka khawatirkan.

“Jangan pasang wajah secemas itu. Satu atau dua hari libur tidak akan mempengaruhi poin kelas kalian. Kebetulan juga ketiganya sakit di hari yang sama.”

Dia meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada pengaruh pada kelas untuk saat ini.

Teman-teman sekelas pasti lega mendengar kata-katanya yang jujur.

“Tapi, jika ketidakhadiran ini berlangsung lebih lama, tidak akan hanya sampai situ. Apalagi kalau sakitnya itu pura-pura, maka lambat laun akan muncul masalah ke permukaan.”

Katanya, setelah menatap kursi Kushida yang tanpa kabar.

“Yah, menyebutnya pura-pura sakit mungkin agak berlebihan, tapi ada batasan seberapa lama kamu bisa absen sakit tanpa diketahui nama spesifik penyakitnya, itulah maksudku. Aku berharap dia cepat sembuh, jika memungkinkan.”

Mau tidak mau, mata teman-teman sekelas tertuju pada Horikita. Dalam ujian khusus suara bulat, dia memprioritaskan idenya sendiri dan menyatakan bahwa dia akan mempertahankan Kushida. Dapat dimengerti, sebagian besar target kritik diarahkan pada Horikita.

Target kritik itu... gampangnya meskipun menerima tatapan itu, Horikita tidak bergerak sedikit pun.

Bahkan jika batinnya tidak terlihat, tidak mungkin dia terguncang di tempat ini.

Setelah melihat situasinya, Chabashira-sensei terbatuk satu kali dan dengan paksa menarik kesadaran siswa menjauh dari Horikita.

“Aku khawatir dengan mereka yang absen, tapi kita tidak boleh terpaku pada itu. Ujian khusus suara bulat sudah berakhir, dan kalian harus mengalihkan perhatian kalian ke pertempuran berikutnya.”

Dia dengan ringan meletakkan telapak tangannya pada monitor di belakangnya untuk menampilkan layar.

“Aku ingin menjelaskan detail festival olahraga dan aturan khusus yang berlaku untuk tahun ini. Tolong dengarkan baik-baik.”

Festival senam yang menunggu kami akan sama seperti tahun lalu. Itulah yang dipikirkan para siswa.

“Aturan khusus... maksudmu kita akan mengadakan festival olahraga yang berbeda dari tahun lalu, Sensei?”

Chabashira-sensei mengangguk sekali menanggapi pertanyaan dari Sudō, dia yang paling antusias dengan festival olahraga daripada siapa pun.

“Pendekatan baru sekolah ini yang diusulkan oleh ketua OSIS, termasuk ujian di pulau tak berpenghuni telah diterima. Upaya untuk menyematkan dengan kuat gagasan untuk menekankan kemampuan individu, yang akan diwujudkan dalam festival olahraga.”

Dalam ujian di pulau tak berpenghuni, Kōenji yang memiliki kemampuan akademik tinggi dan terlebih lagi memiliki kemampuan fisik yang luar biasa, tampil sangat baik dan memperoleh poin kelas serta sejumlah besar poin pribadi individu untuk dirinya sendiri.

Itu adalah representasi sejati dari sekolah berbasis kemampuan. Di sisi lain para siswa yang tidak kompeten terancam dikeluarkan. Festival olahraga menekankan kemampuan individu yang sama seperti pada waktu itu. Jika kita ambil kata-kata itu saja, ini akan menjadi ujian yang sulit bagi siswa seperti Keisei, yang unggul dalam kemampuan akademik tapi kemampuan fisiknya menyedihkan.

(Tln: Hmm jadi Mc-nya Nagumo nih, chara yang mewujudkan judul LN nya)

“Aku yakin ada banyak siswa yang mungkin merasa cemas, tapi festival olahraga kali ini telah disesuaikan agar tidak ada individu yang akan dikeluarkan karena kurangnya kemampuan, juga tidak akan ada individu yang menjadi satu-satunya yang menderita kerusakan. Karena tidak semua orang bisa mewujudkan pintar dan atletis dengan sempurna.”

Kata Chabashira-sensei menjelaskan dengan lembut, mungkin untuk menghindari sedikit kepanikan.

Beberapa siswa saling memandang karena terkejut mendengar nada suaranya yang lebih lembut yang berbeda dari minggu lalu.

Tidak perlu lagi diberitahu, ringkasan dan aturan festival olahraga ditampilkan di monitor.


Ringkasan dan Aturan Festival Olahraga


Ringkasan

Sebuah festival olahraga untuk semua tahun ajaran, yang terdiri dari berbagai perlombaan.

Waktu Pembukaan : Dari pukul 09:00 s/d 16:00 (Waktu istirahat dari siang hingga pukul 13:00)

Para siswa bebas berpartisipasi dalam perlombaan pilihannya, mendapatkan poin, dan bersaing antar kelas untuk skor keseluruhan.


Aturan

Setiap siswa akan diberikan 5 poin di awal.

Siswa yang berpartisipasi dalam festival olahraga harus berpartisipasi dalam 5 perlombaan berbeda.

1 poin akan diberikan sebagai hadiah partisipasi dalam setiap perlombaan.

Pemenang akan diberikan poin tambahan tergantung pada konten perlombaan.

Mulai perlombaan ke-6 dan seterusnya, kamu dapat berpartisipasi dengan membayar 1 poin setiap kali (1 poin hadiah partisipasi tidak bisa didapatkan).

Maksimal 10 perlombaan dapat diikuti setiap orang.

Jika festival olahraga berakhir dengan kurang dari 5 perlombaan yang diikuti, semua poin yang diperoleh akan hangus.

Tidak ikut serta dalam kompetisi yang sudah dimasuki, kecuali untuk alasan yang tidak dapat dihindari atau mundur akan menghilangkan 2 poin.

Siswa yang sudah menyelesaikan kompetisi yang diikutinya bisa memberikan dukungan di beberapa area yang telah ditentukan.


Itulah yang ditampilkan di monitor.

Hanya dengan membaca ringkasan dan aturan ini, kamu bisa tahu bahwa ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dari tahun lalu.

“Ini adalah ringkasan dan aturan umum festival olahraga tahun ini. Tidak seperti biasanya yang di mana semua siswa menonton satu kompetisi, kompetisi akan diadakan pada waktu yang sama di berbagai temapat secara paralel.”

“Hei, kayaknya bakal sibuk sekali.”

Sudō dalam benaknya bingung dengan gambaran kasar tentang hari pelaksaannya.

“Berpartisipasi dalam kompetisi dan mengincar hadiah utama adalah prioritas utama, tapi kalian perlu membuat jadwal yang cermat. Jika kamu berencana untuk berpartisipasi dalam banyak kompetisi untuk menang, ini akan menjadi festival olahraga yang sibuk. Ada dua jenis kompetisi utama: yang pertama disebut kompetisi dasar. Ini mengacu pada kompetisi yang bisa diikuti oleh satu, semua kompetisi dasar memiliki hadiah tetap 5 poin untuk juara pertama, 3 poin untuk juara kedua, 1 poin untuk juara ketiga, dan 1 poin untuk hadiah partisipasi. Yang kedua disebut kompetisi khusus. Ini adalah kompetisi yang bisa diikuti oleh dua orang atau lebih. Hadiah diatur lebih tinggi untuk kompetisi tim, dan semua tim yang berpartisipasi menerima poin yang sama. Meskipun hadiahnya menarik, kompetisi ini juga memiliki kekurangan seperti perlunya kerja sama dan waktu yang dibutuhkan lebih lama.”

Jadi ada pembagian yang jelas antara kompetisi individu dan tim, di mana kompetisi tim mendapat lebih banyak poin.

Ini bisa jadi pertimbangan bagus untuk siswa yang kurang atletis, karena tidak ada risiko jika mendapatkan peringkat terendah.

“Hadiah untuk kompetisi tim bervariasi tergantung kompetisinya, jadi silakan periksa secara terpisah.”

Ini adalah aturan sederhana setelah dipahami, tapi ternyata ada banyak juga hal yang harus dilakukan.

5 poin yang diberikan di awal dan 5 poin untuk hadiah partisipasi, total 10 poin dapat diperoleh dengan berpartisipasi di festival olahraga dan menyelesaikan kompetisi, terlepas dari hasilnya. Jika ada siswa yang tidak memenuhi persyaratan minimum karena suatu kecelakaan, jumlah poin akan berkurang 10 poin per siswa.

Dengan asusmsi semua orang akan berpartisipasi, Ichinose yang saat ini kelasnya berisi 40 orang, memiliki 400 poin, dan kelas ini yang kehilangan 2 orang, memiliki 380 poin. Kami akan bertarung dengan handicap 20 poin di awal.

Seperti yang diketahui barusan, hadiah untuk kompetisi individu adalah 5 poin untuk juara pertama. Dan diperlukan 4 kali lagi juara pertama untuk menutupi selisih itu. Itu mungkin tidak terlihat banyak, tapi setiap orang bisa berpartisipasi hingga 10 perlombaan.

(Tln: Kiyotaka lupa menghitung biaya partisipasi)

Dengan kata lain, Sudō tidak bisa tancap gas dan berpartisipasi dalam 15 atau 20 perlombaan untuk menghasilkan banyak poin. Ini mungkin sedikit lebih berat dari yang kukira.

“Individu dan kelas bebas untuk memilih apakah mereka ingin membayar poin dan berpartisipasi dalam perlombaan keenam dan selanjutnya. Kemudian, skor keseluruhan di akhir festival olahraga akan menentukan peringkat setiap kelas.”

Monitor berganti untuk menampilkan hadiah berdasarkan tahun ajaran.


Hadiah Peringkat Berdasarkan Kelas

Peringkat 1    150 Poin Kelas

Peringkat 2      50 Poin Kelas

Peringkat 3 0 Poin Kelas

Peringkat 4 Minus 150 Poin Kelas


Dari perspektif ujian normal, aku merasa fluktuasi poin kelasnya agak besar. Aku ingin tahu apakah ini ada hubungannya dengan fakta bahwa ini festival olahraga, yang mana merupakan acara besar secara keseluruhan, dan bahwa fluktuasi poin kelas relatif kecil di festival budaya yang sudah diumumkan.

“Ini adalah hadiah untuk setiap kelas. Sekarang aku akan mengumumkan hadiah untuk individu.”

Hadiah berdasarkan kelas saja sudah cukup memotivasi, tapi tidak berhenti di situ.

Karena ini adalah festival olahraga yang dimaksudkan untuk menguji kemampuan individu, sudah sewajarnya hadiah individu juga disiapkan.

Sudō mencondongkan tubuh ke depan, menunggu dengan napas tertahan hingga monitor berganti.

Karena dia tahu lebih baik dari siapa pun bahwa ini adalah acara tahunan di mana dia bisa bersinar.


Hadiah Kompetisi Individu (Berdasarkan Tahun Ajaran dan Jenis Kelamin)

Peringkat 1 2 juta poin pribadi atau tiket transfer kelas (Terbatas)

Peringkat 2 1 juta poin pribadi

Peringkat 3 500.000 poin pribadi


Sudō menunjukkan pose kemenangan saat melihat hadiah poin pribadi yang tinggi.

Selain itu, di sana juga tertulis kalimat yang belum pernah kulihat sebelumnya.

“Ti-Tiket transfer kelas, jangan-jangan———!?”

Seisi kelas bergemuruh karena terkejut seperti yang belum pernah kulihat sebelumnya.

“Pihak sekolah juga sangat berhati-hati dalam memperkenalkan sistem baru ini. Pengenalan poin perlindungan juga belum pernah terjadi sebelumnya, tapi itu diperkenalkan tidak lama setelah itu. Tapi itu juga hak alami bagi siswa yang telah menunjukkan kemampuan individu untuk naik ke puncak.”

Satu-satunya pemenang di sekolah ini adalah siswa yang mampu lulus sebagai kelas A.

Tidak aneh jika seorang siswa dianggap layak untuk pindah kelas jika dia adalah nomor satu di satu angkatan dalam festival olahraga yang membutuhkan kemampuan fisik yang besar.

Sebagai catatan, festival olahraga sepertinya tidak termasuk dalam kategori ujian khusus. Namun, yang menarik adalah 2 juta poin pribadi dan tiket transfer kelas dianggap setara. Poin pribadi yang diperlukan untuk pindah kelas aslinya adalah 20 juta. Dengan kata lain, ada satu digit yang hilang. Meskipun demikian, hak untuk pindah kelas diberikan. Jawaban atas disproporsi poin itu mungkin terletak pada kalimat terbatas dari tiket transfer kelas.

“Terbatas itu... maksudnya seperti, pindah dan nanti harus balik lagi gitu?”

“Enggak, bukan seperti itu? Apa gunanyalah kalau begitu.”

Sudō dan Ike bertukar kata dari kejauhan, keduanya bingung dengan kata terbatas.

“Kamu akan diberikan hak untuk pindah kelas. Tapi, juga benar bahwa saat ini kamu tidak bisa memutuskan semuanya. Oleh karena itu, kata terbatas ini mengacu pada jangka waktu penggunaan. Kamu hanya dapat menggunakan hak tersebut pada semester kedua. Jadi kalau kamu tidak menggunakannya sebelum semester ketiga dimulai, itu akan menjadi tidak valid.”

Jadi yang dimaksud dengan terbatas adalah, tiket transfer kelas dengan jangka waktu penggunaan.

Kalau begini agak masuk akal kenapa dianggap setara dengan 2 juta poin.

Itu bisa dibilang tiket kelas A jika bisa disimpan sampai kelulusan, tapi karena ada tenggat waktu, kamu harus jeli melihat kelas mana yang pada akhirnya akan menang dan bertahan, atau menang dan naik ke puncak.

Jika kamu pindah dari kelasmu saat ini ke kelas lain, tapi pada akhirnya kelasmu sebelumnya lulus sebagai kelas A, kemungkinan jatuh ke dalam perangkap godaan tiket ini akan terus menghantuimu.

Bahkan jika kasus terburuk seperti itu tidak terjadi, dibutuhkan banyak keberanian untuk menggunakannya.

Karena tidak mudah untuk meninggalkan kelasmu sendiri yang lebih dari satu setengah tahun sudah akrab denganmu.

Bahkan jika Sudō memperoleh hak itu, aku tidak bisa dengan mudah membayangkan dia pindah kelas ketika aku secara objektif berpikir tentang apakah dia akan meninggalkan Horikita dan teman-temannya dan pergi ke kelas A.

Meskipun ini adalah festival olahraga yang menarik perhatian, itu tidak berarti bahwa satu keberhasilan akan menjamin kamu masuk ke Kelas A.

Tampaknya kami perlu mengingat poin itu.

Namun, itu hanya berlaku untuk tahun kedua. Untuk tahun ajaran yang berbeda, nilainya pun berbeda.

Untuk tahun pertama, mungkin ada diantara mereka yang meninggalkan kelasnya saat ini, yang belum begitu dekat dengannya, dan pindah ke kelas di mana mereka merasa memiliki peluang lebih baik untuk menang, atau hanya sekedar ingin pindah ke kelas A.

Di sisi lain, untuk siswa tahun ketiga, bisa disebut hak terkuat untuk pindah ke kelas Nagumo.

Hal ini karena itu sama saja dengan lulus sebagai Kelas A. Tidak peduli di tahun ajaran mana pun itu, diberikan hak untuk pindah kelas dengan pilihan yang sangat terbatas itu sangat menggiurkan.

Bagaimana hal ini akan mempengaruhi masa depan juga penting untuk diamati.

Aku yakin sekolah juga akan melihat pengaruhnya dan memutuskan apakah mereka akan menawarkan tiket yang sama lagi atau tidak.

Secara keseluruhan, kupikir ini adalah hadiah yang sangat menarik dengan keseimbangan yang menarik.

“Siswa yang menempati peringkat pertama untuk setiap jenis kelamin akan diminta untuk memilih salah satu dari dua pilihan. Sudō, jika kau berencana untuk mengincar posisi teratas dalam kompetisi individu, kau sebaiknya pikirkan itu baik-baik.”

Aku bisa melihat punggung Sudō menegang.

Jangan berkhayal tentang mengutamakan temanmu dan langsung memilih 2 juta poin, tapi lihat lebih jauh.

Apakah dia akan memilih kelas Horikita, di mana dia berada sekarang, atau akan pindah ke kelas Sakayanagi, yang memimpin jauh?

Dia memiliki hak untuk menghadapi masa depannya sendiri dan mempertimbangkannya dengan cermat.

“Sekarang, mari kita lanjut ke penjelasan yang agak lebih detail. Ada dua jenis kompetisi: yang dibuka lebih awal dan yang tidak akan dibuka hingga hari kompetisi. Dengan kata lain, sudah ada sejumlah perlombaan yang bisa kalian pilih untuk ditantang pada hari itu.”

Selain kompetisi dasar seperti lari 100 meter dan lari rintangan, ada juga beberapa perlombaan yang menarik dan tidak biasa. Seperti tendangan penalti, adu lempar bola basket, tenis tunggal atau ganda campuran. Ada banyak kompetisi yang tidak akan kamu lihat di festival olahraga biasa.

“Kamu mungkin tidak selalu bisa berpartisipasi dalam semua perlombaan yang kamu inginkan karena terbatasnya jumlah peserta dan waktu penyelenggaraan. Jika kamu memaksakan rencana yang tidak sesuai dengan jadwal waktu, kamu mungkin tidak bisa datang tepat waktu untuk berpartisipasi dan dianggap gugur. Jangan lupa bahwa ada juga resiko kehilangan poin.”

Bagi siswa yang kemampuan fisiknya lebih unggul dibandingkan dengan siswa lain di sekolah, mereka perlu diikutsertakan dalam berbagai perlombaan agar mereka dapat memperoleh poin secara efisien. Dalam hal ini, ada juga aspek menggunakan kepala, dan keberuntungan atau kemampuan menebak siapa yang akan dapat berpartisipasi dalam perlombaan mana.

Tapi, jika festival olahraga diadakan sekarang juga, para siswa pasti akan panik.

Jika semua siswa memadati suatu perlombaan tertentu pada hari penyelenggaraan, kami tidak mungkin bisa berkompetisi.

Tentu saja, pihak sekolah tidak mungkin tidak memahami itu.

“Pendaftaran untuk perlombaan yang sudah dibuka akan tersedia di aplikasi khusus mulai jam 10 malam ini. Siapa cepat dia dapat untuk semua tahun ajaran. Pembatalan akan diterima hingga satu minggu sebelum dimulainya festival olahraga, tapi pembatalan hanya bisa dilakukan 3 kali. Batas akhir pendaftaran adalah dua hari sebelum hari H, dan jika kalian belum mendaftar untuk maksimal 5 perlombaan pada saat itu, kalian akan secara otomatis dialokasikan ke slot yang kosong.”

Kemudian, jadwal yang tampak seperti layar aplikasi ditampilkan.

“Katakanlah kamu ingin berpartisipasi dalam lari 100 meter.”

Layar berganti. [Lari 100 meter • perlombaan untuk maksimal 7 peserta terbagi atas tahun ajaran dan jenis kelamin. Total 4 balapan. Kamu dapat mendaftar untuk balapan mana pun, atau bergabung pada hari itu jika ada slot yang kosong. Peserta harus tiba 5 menit sebelum balapan dimulai untuk menyelesaikan entri mereka. Tidak perlu menunggu sampai balapan selesai. Waktu mulai yang dijadwalkan untuk balapan pertama • pukul 10:15]

Artinya, jumlah maksimal putra dan putri yang bisa mengikuti lari 100 meter adalah 56 orang. Tidak peduli berapa banyak balapan yang kau ikuti, kompetisi dimulai pukul 10:15, dan kamu harus tiba setidaknya 5 menit sebelum acara. Dari penjelasan, tidak perlu menunggu balapan selesai, jika kamu berpartisipasi dalam balapan pertama, kamu bisa mulai melanjutkan ke balapan berikutnya dalam waktu singkat. Di sisi lain, jika kamu berpartisipasi dalam balapan ke-4, kamu akan tertahan untuk waktu yang lama. Kompetisi yang sama, hadiah yang sama, tapi dengan kehilangan beberapa waktu.

“Penting juga untuk dicatat bahwa siswa yang saat ini terdaftar atau telah terdaftar di klub setidaknya sekali selama di sekolah tidak akan bisa berpartisipasi dalam perlombaan yang terkait. Untuk Hirata, kamu tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam perlombaan yang berhubungan dengan sepak bola, dan Sudō tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam perlombaan yang berhubungan dengan bola basket.”

Jadi siswa yang terlibat dalam kegiatan klub bukannya dapat keuntungan, tapi malah dilarang, ya?

Memang benar, tidak mungkin ada siswa yang bisa mengalahkan pemain mahir seperti Yōsuke dan Sudō, jadi sekolah mungkin ingin menghindari bentrokan dengan anggota klub yang berpengalaman.

Jika Sudō bermain sepak bola dan Yōsuke bermain bola basket, siswa lain akan memiliki cukup peluang untuk menang.

Pasti ada sejumlah kecil siswa yang mengabdikan diri mereka pada kegiatan klub di SMP tapi tidak memilih kegiatan klub itu di SMA. Mungkin ada beberapa keuntungan atau kerugian di bagian itu.

“Kalau dipikir-pikir lagi, ini seperti memesan kursi untuk nonton film, ya.”

Kata-kata yang dilontarkan Sudō, yang menanggapi penjelasannya dengan serius, tepat sasaran.

“Bisa dikatakan sistemnya memang mirip. Sistem ini dirancang untuk mencerminkan secara real time siapa yang mengamankan kuota perlombaan dan di slot waktu mana mereka berada.”

“Itu berarti akan ada beberapa orang yang batal ikut serta karena dia tidak mau melawanku, ‘kan?”

Mengendus dan menyilangkan tangannya dengan sombong, Sudō bergumam.

“Kau benar. Tapi para siswa itu cepat atau lambat akan menabrak batasan pembatalan tiga kali.”

Karena jumlah orang yang bisa berpartisipasi dalam setiap perlombaan dan waktunya telah ditentukan, akan ada yang ingin mengamankan kompetisi yang paling dikuasai dan balapan tertentu secepat mungkin. Namun, jika mengamankannya lebih awal, tentu risiko menjadi sasaran musuh yang kuat juga meningkat. Tapi jika jumlah pelarian sudah ditentukan, maka mereka bahkan akan ragu untuk mendaftar. Akan ada juga pertempuran untuk memeriksa dan menyelidiki.

Ini seperti tahap awal festival olahraga, di mana pertarungan berlangsung secara online.

“Dan jika ada terjadi dalam hasil kompetisi individu, poin pribadi akan dibagi rata dan tiket transfer kelas tidak akan diberikan.”

Jika para siswa berkolusi untuk membuat banyak peringkat pertama seri dan memenangkan sejumlah besar tiket transfer kelas, sistem akan dicap gagal. Aku rasa ini adalah tindakan untuk menghindari itu.

Intinya, jika kamu berhasil dan mendapatkan semua hadiah sendiri, kamu akan mendapatkan banyak uang atau tiket transfer kelas.

Hadiah yang benar-benar layak untuk sang pemilik kemampuan.

Kalaupun tidak berniat untuk pindah kelas, 2 juta dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Justru dengan begitu, kamu dapat mengumpulkan 20 juta poin impian dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk memastikan Kelas A.

Di sisi lain, siswa yang tidak atletis harus dibatasi paling banyak pada 5 perlombaan wajib. Jika mereka menggunakan poin berharganya untuk berpartisipasi dalam perlombaan keenam dan seterusnya terus kalah, mereka akan kehilangan satu poin. Itu kerugian besar dalam pertarungan antar kelas. Tapi, itu juga tergantung pada bagaimana kamu bertarung. Begitu Chabashira-sensei menyelesaikan penjelasannya dan meninggalkan ruangan, ruang kelas menjadi ramai seperti air mendidih.

“Yosha Suzune, ayo kita langsung rapat!”

Yang pertama bersuara keras adalah Sudō. Dia tiba-tiba lebih termotivasi setelah mendengar aturannya.

Yosuke juga secara spontan berdiri dan mulai berjalan menuju Horikita. Sampai di sini, itu masih sama seperti biasanya.

Hanya saja beberapa siswa mulai menatapnya dengan dingin.

Keraguan berputar tentang apakah tidak apa-apa menyerahkannya semuanya pada Horikita atau apakah tidak masalah untuk berpusat padanya.

“Pertama-tama, sebelum kita membahas festival olahraga ini, ada satu hal yang perlu kusampaikan pada kalian.”

Bergerak sebelum mereka melakukan langkah pertama. Dia berdiri dari tempat duduknya dan berbalik sehingga semua orang bisa melihat wajahnya.

“Dalam ujian khusus yang diadakan akhir pekan lalu, aku sudah dengan paksa membuat pilihan untuk tidak mengeluarkan Kushida-san dan melanggar janjiku pada kalian. Izinkan aku meminta maaf terlebih dahulu untuk itu.”

Horikita lalu menundukkan kepalanya. Namun, saat dia melihat ke atas, ada juga kemauan kuat di matanya.

“Tapi sebagai hasilnya, kupikir aku sudah membuat pilihan yang tepat. Dia bisa berguna untuk kelas.”

“Aku tidak berpikir begitu.”

Shinohara adalah orang pertama yang menyangkal kata-kata Horikita. Dia salah satu yang menjadi korban pembongkaran rahasia oleh Kushida.

“Sekarang aku tahu Kushida-san orang seperti itu, aku tidak akan percaya siapa pun. Rasanya belum ada yang memberitahu kelas lain mengenai Kushida-san, tapi itu hanya masalah waktu, bukan?”

Mengesampingkan apakah dia menyukai Kushida atau tidak, Shinohara memotong dengan faktor penting yang perlu diperhatikan.

Fakta bahwa Kushida akan terus ada sebagai teman sekelas tidak dapat diubah, dan jika mereka akan terus melangkah atas dasar itu, lebih baik menyimpan [kebenaran] yang tidak menyenangkan untuk diri sendiri sebanyak mungkin.

Dengan kata lain, berkeliling memberitahu kelas musuh bahwa sifat asli Kushida adalah hitam dan bahwa dia memiliki pikiran yang berbahaya sama saja dengan mencekik diri sendiri.

Ambil gampangnya, diam berarti menguntungkan, tapi ternyata sulit untuk melakukannya.

Terutama Shinohara yang sekarang sedang protes, dia sudah disakiti oleh Kushida secara langsung.

Aku tidak akan terkejut bahkan jika ada yang sudah meledak, tapi sejauh ini tampaknya itu bisa dikendalikan.

Shinohara sepertinya tidak mengerti poin itu. Jika demikian, tidak heran jika seseorang yang cukup pintar untuk memahami itu, seseorang seperti Yōsuke, akan mendesaknya untuk tidak membicarakannya.

Tetapi, aku ragu itu akan bertahan selamanya.

Saat keraguan dan ketidakamanan tentang Kushida mencapai batasnya, itu akan hancur seketika.

“Hei, Horikita-san. Bisakah kau mengatakan bahwa mempertahankan Kushida-san adalah tindakan yang paling tepat? Jawablah.”

Kata-kata Shinohara membuat Horikita, yang hanya menatapnya, bosan menunggu dan mempercepat jawabannya.

“Itu bukan sesuatu yang bisa dijawab sekarang. Itu sama untukku, kamu, dan teman sekelas yang lain juga. Kita perlu membuat kehadiran kita terasa di sisa waktu sekolah kita.”

“Apaan itu? Aku butuh jawabannya sekarang. Mau dipikir bagaimana pun, Kushida-san akan menghalangi kelas.”

“Memang benar, ujian khusus suara bulat mungkin sudah menyakitimu. Mungkin sudah menyakiti Wang-san dan Hasebe-san, yang sedang absen. Tapi, fakta bahwa Kushida-san telah berkontribusi untuk kelas ini selama satu setengah tahun tidak akan pernah hilang. Atau apakah kamu memiliki kepercayaan diri untuk bisa memberikan hasil yang lebih baik dari dirinya?”

Menyebabkan masalah besar tidak berarti membuat pencapaian masa lalu hilang.

Dia sudah berperan menyatukan kelas, dukungan mental, dan meningkatkan rata-rata kemampuan akademik dan fisik.

Setidaknya Shinohara sendiri belum mencapai lebih dari pencapaian Kushida.

“Aku tidak bisa menyalahkanmu karena tidak terima sudah ditipu oleh Kushida-san dan obsesinya yang terus ingin mengeluarkan orang. Tapi jika kita mengeluarkan Kushida-san, bisakah kau mengatakan itu keputusan yang tepat? Bisakah kau memasang wajah tidak peduli jika rata-rata kelas turun dan kita kalah dalam ujian khusus?”

“Itu... kita tidak akan tahu itu sebelum mencobanya.”

“Kamu benar. Lalu apa yang coba kulakukan adalah sesuatu yang aku tidak akan tahu sebelum aku mencobanya.”

Bagaimanapun, itu masih masa depan yang tidak pasti.

Sekelas Shinohara, tidak akan mudah untuk berdebat dengan Horikita.

“Boleh aku bicara?”

Disaat Horikita dan Shinohara saling menatap, Yōsuke berdiri, mengangkat tangannya.

“Ada sesuatu yang sedikit menggangguku. Jika kita ingin memanfaatkan keterampilan Kushida-san sebaik-baiknya, kita harus merahasiakannya di dalam kelas. Itu sebabnya aku minta semua orang di kelas untuk tetap diam tentang hal ini.”

“Ya, kamu benar. Jika seseorang tidak memberikan instruksi di belakang layar, informasi itu harusnya sudah bocor sekarang.”

Horikita mempertanyatakan hal yang sama, karena rumor tentang Kushida masih belum beredar hingga hari Senin.

“Tapi kamu tidak pernah meminta kami untuk diam, Horikita-san. Apa alasannya?”

“Karena percuma saja, tidak peduli berapa banyak omong kosong yang kuberikan pada mereka yang ingin menjatuhkannya. Itu hanya membedakan cepat atau lampat untuk seluruh sekolah mengetahuinya.”

Terlepas dari prosesnya, ini akan membantu siswa membuat keputusan. Apakah mereka akan membiarkan emosi mereka menguasai diri mereka dan membuat sifat asli Kushida diketahui untuk membalasnya, atau apakah mereka akan merahasiakannya demi kelas?

“Aku tidak akan membocorkannya bahkan jika Hirata-kun tidak memintaku. Kami sempat berkumpul di hari libur. Kami berdiskusi tentang tidak ada gunanya membocorkan masalah ini, itulah alasannya. Tentu saja, bohong kalau aku bilang tidak punya keluhan tentang Kushida-san saat ini.”

Seperti yang diharapkan, Matsushita memang tajam. Meskipun dia salah satu dari mereka yang terpengaruh oleh pengungkapan rahasia dari Kushida, dia sangat menyadari kerugian dari menyebarkan berita itu sendiri.

Karena sudah dibongkar, maka balas membongkar rahasianya. Melakukan itu hanya akan memberimu rasa pencapaian sementara.

“Aku pasti akan membawanya kembali. Dan jika aku gagal... aku akan bertanggung jawab penuh.”

Dia akan bertanggung jawab. Para siswa yang telah memamerkan taring mereka berdeham dan menelan ludah setelah mendengar tekadnya yang kuat itu.

Shinohara tidak terkecuali.

“...Apa kau benar-benar akan bertanggung jawab?”

“Dengan tekad itulah aku memilih untuk mempertahankan Kushida-san. Jika ternyata benar aku gagal, kalian berhak untuk menghakimiku.”

Akito dan Keisei juga melihat dalam diam.

Tidak sulit membayangkan bagaimana perasaan mereka mendengarkan hal ini.

Yang jelas, dengan kata-kata yang kuat dari Horikita, diskusi itu diakhiri dan waktu luang tiba.

Tatapan Horikita tidak tertuju padaku, tapi pada orang lain. Orang itu juga balas menatap Horikita, dan akhirnya Horikita meninggalkan kelas. Pada saat yang sama, Kōenji yang duduk di seberang satu kursi kosong dariku, berdiri dan berjalan keluar kelas juga.

Karena penasaran ingin melihat apa yang terjadi, aku memutuskan untuk membuka pintu sedikit dan memeriksanya.

“Tingkahmu seperti ada yang ingin kamu bicarakan denganku, apa itu?”

“Aku ingin mengkonfirmasi sesuatu tentang festival olahraga yang akan datang.”

“Fufu. Apakah aku benar dengan asumsi bahwa... aku tidak perlu bekerja sama?”

“Tentu saja. Aku hanya ingin memastikan niatmu. Tidak masalah kan untuk setidaknya memberitahuku hal itu?”

Perlu atau tidaknya memperhitungkan partisipasi Kōenji. Tergantung pada itu, strategi juga akan berubah.

Saat ditanya, Kōenji menyeringai dan meletakkan tangannya di bahu Horikita.

Dia mencoba menepisnya karena itu membuatnya kesal, tapi lengan Kōenji tidak bergeming sedikit pun.

“Sepertinya kau sungguh lucky girl, ya.”

Dia tampak agak tidak senang karena tangan Kōenji masih di bahunya, tapi dia menanyakan maksud dari kata-katanya.

“Apakah itu berarti kamu mau berpartisipasi?”

“Aku sudah mendapatkan uang dari ujian di pulau tak berpenghuni dan berburu harta karun, tapi sekarang adalah waktunya untuk berfoya-foya. Jadi ya, aku tidak punya alasan untuk tidak berpartisipasi.”

Kōenji yang telah menunjukkan kekuatan luar biasa dalam ujian di pulau tak berpenghuni, diperkirakan tidak akan bergerak di masa depan, tapi jika itu adalah ujian tertentu yang akan menghasilkan sejumlah besar uang untuk individu, dia akan bersemangat.

Bagi Horikita, itu seperti rejeki nomplok. Jika dia bisa mendapatkan lebih banyak poin, dia tidak akan mengeluh. Dan untuk Kōenji sendiri, ada kemungkinan besar dia bisa dengan mudah mendapatkan 10 atau 20 poin.

(Tln: Baris pertama dari kiasan yang artinya keberuntungan yang tak terduga)

Hanya saja, mungkin ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan dalam hadiah kali ini.

Mengenai itu, Horikita tampak ragu sejenak, tapi kemudian menanyakannya.

“Jika kamu mendapatkan hak untuk pindah kelas... apa yang akan kamu lakukan?”

Kōenji tidak diragukan lagi adalah anak paling bermasalah di sekolah ini, atau lebih tepatnya, paling semaunya sendiri.

Jika dia memutuskan ingin melakukannya, dia tidak akan ragu untuk meninggalkan kelasnya saat ini. Entah Kōenji akan memberi manfaat bagi kelas di masa depan atau tidak adalah masalah lain, tapi setidaknya Horikita tidak akan menganggap hilangnya siswa dari kelasnya sebagai hal yang positif. Selain itu, dia juga terkadang mengikuti ujian khusus dengan serius, seperti ujian di pulau tak berpenghuni dan festival olahraga, di mana banyak uang dipertaruhkan. Jika seperti itu, dia juga bisa menjadi musuh yang kuat.

“Soal itu no problem. Karena menurutku kelas lain tidak cukup menarik untuk saat ini sampai-sampai harus membuang kontrakku denganmu, Horikita-girl.”

“Untuk saat ini, ya...”

Itu berarti tergantung kondisinya, selalu ada kemungkinan dia pindah kelas.

“Anggap saja di titik ini masih aman.”

Aku tidak berpikir itu benar-benar aman, tapi yah, aku meragukan tentang berapa banyak kelas yang ingin membawa Kōenji. Memang ada kelebihannya, tapi juga ada kekurangannya.

“Oke, aku akan mempercai kata-katamu. Jika kamu hanya melakukannya karena iseng, aku juga tidak akan bisa mempercayaimu. Jadi aku bisa berasumsi bahwa kamu akan mendapatkan cukup poin untuk meraih peringkat teratas, bukan?”

“Terserah kalau kamu mau anggap begitu. Tapi aku tidak akan bekerja sama dengan siapa pun.”

Sepertinya dia hanya akan mencetak poin dalam kompetisi individu. Aku tidak akan terkejut jika Kōenji menjadi juara pertama di semua kompetisi. Artinya dia kemungkinan akan mendapatkan maksimum 55 poin.

(Tln: Nah disini Kiyotaka tidak lupa ngitung biaya partisipasi)

“Apa kamu sungguh tidak tertarik untuk naik ke Kelas A?”

Kōenji menjawab pertanyaan itu dengan senyuman dan kembali ke kelas.

“Menguping itu hobimu, ya?”

Mungkin dia sudah menebak dari pintu yang sedikit terbuka, atau mungkin dia sudah tahu dari awal.

Kōenji berhenti di belakangku dan mengatakan itu.

“Bohong kalau aku bilang aku tidak tertarik dengan apa yang terjadi di festival olahraga.”

“Anggap saja begitu lah.”

“Bolehkah aku bertanya padamu, Kōenji?”

“Aku sedang dalam suasana hati yang baik saat ini karena aku sangat senang dengan imbalan dari festival olahraga. Aku akan menjawab pertanyaanmu.”

“Kamu dan Horikita membuat janji. Tapi, itu bukan jaminan mutlak. Selalu ada kemungkinan kamu dibuang, seperti halnya ketika dia siap untuk dimusuhi oleh kelas demi mempertahankan Kushida. Apa pendapatmu soal itu?”

Aku akan menyelidiki apakah dia memiliki ketakutan tentang apakah janjinya akan ditepati atau tidak.

Meskipun Kōenji memiliki tujuan untuk menarik poin pribadi, dia berada dalam posisi untuk mengambil sikap yang kuat dan setuju untuk mengeluarkan siswa.

“Ini semua masalah perhitungan. Misalnya, jika ada situasi di mana aku akhirnya akan dipersempit menjadi kandidat dikeluarkan, aku akan memilih menentangnya sebelum itu terjadi. Pembicaraan tentang mempercayai Horikita-girl juga didasarkan pada premis itu.”

“Jadi begitu. Kamu tidak sepenuhnya mempercayai Horikita, ya?”

“Tidak mungkin aku akan mempercayakan diriku pada orang lain. Kau juga setuju, bukan?”

“Mungkin.”

Kōenji tampak tidak serius dan bebas, tapi ada juga pemikiran yang diperhitungkan di baliknya.

Sembari terus menghitung, dia tetap melanjutkan kebebasannya.

Tidak peduli berapa banyak aku menganalisis satu demi satu siswa dan sampai pada jawaban, aku tidak bisa membaca orang ini.

Related Posts

Related Posts

23 comments

  1. ini error kah? apa emang belum di post adminnya?

    ReplyDelete
  2. Masih gedek aja ama Horikita, kenapa masih dipertahanin sih sih l0nTe itu.. 😡

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju bro, mending pemimpin kelas Yosuke aja lebih berkarisma dan gak egois

      Delete
    2. Kyk gambling aja mempertahankan kushida, speknya tinggi cuman sifatnya naudzubillah. Memang kelas D tuh pasti ada plus minus orangnya.

      Delete
    3. Kan udah di jelasin ama horikita alesan dia milih kushida. Kushida itu punya peluang tinggi untuk bantu kelas naik ke kelas A

      Delete
    4. Sebenarnya ada 2 cara agar kerusakan kelas nggak besar, kali mau keluarin Airi rahasia kushida gak boleh dibongkar, kalo rahasia kushida dibongkar maka harus langsung dikeluarin

      Delete
    5. Ini Pycho cil bukan Slice of life maupun Romance

      Aduh Gedek bat sama orang kaya gini,

      Kalo membuang kushida begitu aja ubah aja genre nya jadi slice of life.
      Kalo gak suka Horikita dan Lebih suka ke Kei ubah aja ke Romance.

      Biar author nya bisa namatin nih LN dengan mudah

      Delete
    6. Untuk Vivi, kan mereka cuma mengeluarkan unek unek aja.
      Kan gk sampe memprotes ke authorny, penulis asli Jepangnya. Makny biar kan aj gk usah sok membalasnya gitu kali

      Delete
  3. Disini poin lucunya horikita akan bertanggung jawab.. Tapi apa ? Dia tidak menjelaskan.. Lucu poin ini.. Karena ketika tidak memberikan detailnya apa.. Sama saja hanya janji palsu.. Menghakimi ? Mengahkimi seperti apa ? Pemikiran bocah ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kan udah jelas horikita bertangung jawab atas pilihannya memilih kusida, kenapa harus di jelasin lagi?

      Delete
    2. Lucu nya orang yang benci Horikita tapi tidak memahami genre cerita tsb seolah olah Horikita yg salah

      Delete
    3. Aku paham maksud Rizky, jadi dia ingin tau bagaimana penghakiman yang akan mereka berikan ke Horikita jika Horikita tidak dapat memenuhi janjinya yaitu dengan memanfaatkan kushida dengan baik dengan kata lain mengendalikannya.
      Dan jujur aja yah gua lebih suka ngeliat kushida dari pada kei atau horikita

      Delete
  4. Semangatt minn.. Lanjut terus....

    ReplyDelete
  5. Semangat min gw tunggu the next up date

    ReplyDelete
  6. jadi gini min mengenai perbedaan hitungan kyotaka, karena sebenarnya itu sudah benar. yg awal itu jumlah selisih, sedangkan yg kedua itu jumlah yg di dapat. jd sudah benar.
    5 poin awal peraiswa di tambah 5 poin partisipasi utk 5 game utama (yg gratis) jd 10 poin pasti yg di dapat.

    ReplyDelete