-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 8 Bab 1 Part 2 Indonesia

Bab 1
Kenali musuhmu, kenali dirimu sendiri, dan kamu tidak akan takut pada seratus pertempuran


2


Saat waktu yang ditetapkan tinggal beberapa menit lagi, Chabashira-sensei berkata.

“Oke. Semua orang tampaknya sudah selesai, jadi ini mengakhiri proses pembuatan daftar.”

Semuanya tampaknya telah berhasil menyelesaikan penilaian terhadap semua siswa tepat waktu.

“Ini sedikit lebih cepat dari yang kuharapkan, tapi kita sekarang akan mulai membahas tentang perjalanan sekolah.”

“Akhirnya!”

Terbebas dari proses pembuatan daftar yang rumit, Ike dkk bertepuk tangan.

Tidak seperti sebelumnya, Chabashira-sensei tidak lagi memperhatikan Ike dan mulai mengoperasikan tablet.

Kami hanya diberitahu bahwa kami akan melakukan perjalanan sekolah, tapi kami masih belum tahu kemana kami akan pergi.

Ada 3 opsi yang diberikan dalam ujian khusus suara bulat.

Hokkaidō, Kyōto, Okinawa.

Setiap kelas memberikan satu suara untuk masing-masing dari ketiga kandidat lokasi ini, dan lokasi dengan jumlah suara terbanyak dipilih untuk perjalanan sekolah.

Ngomong-ngomong, aku termasuk minoritas yang menginginkan Kyōto, sama seperti Horikita dan Keisei.

Hak suara di kelas ini telah jatuh ke Hokkaidō, tetapi bukan berarti tidak ada harapan.

Jika 2 dari 3 kelas memilih Kyoto, keinginanku akan akan terwujud.

Dan hasilnya adalah———.

“Pertama-tama, hasil dari ujian khusus suara bulat sebelumnya.”

Chabashira-sensei berhenti sejenak selama beberapa detik seolah ragu-ragu.

“———Dari hasil pemilihan setiap kelas, Hokkaidō terpilih sebagai tujuan perjalanan sekolah dengan 3 suara.”

Segera setelah mendengarnya, aku merasa senang dan kecewa. Hasil ini seperti campuran keduanya pada saat yang sama.

Tetapi karena satu suara dari kelas Horikita memilih Hokkaidō, bisa dikatakan bahwa mayoritas senang. Jadi diputuskan ke Hokkaidō.

Horikita tidak tampak kecewa dengan melihat reaksi dari punggungnya.

Keisei pun sama, tidak ada indikasi bahwa ia sangat tidak puas.

Sebaliknya, Sudō dan yang lainnnya adalah pemilih Okinawa, tapi mereka tampaknya tidak menerima atau peduli sejak awal.

Meskipun kami tidak diizinkan untuk berbagi hasil, bisa saja mereka mendengarnya dari desas-desus.

Aku merasa sedikit kecewa, tapi Kyōto adalah Kyōto dan Hokkaidō adalah Hokkaidō.

Bagiku, di mana pun itu, itu adalah dunia yang tidak aku ketahui, dan aku masih menantikannya.

“Aku pikir kalian sudah tahu, tapi jangan lupa bahwa perjalanan sekolah, seperti namanya, adalah perjalanan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan. Tak seperti SMA biasa, ada banyak aturan yang harus dipatuhi.”

Chabashira-sensei memberikan peringatan ringan kepada para siswa yang bersemangat agar tidak main-main dan mengacau.

“Jangan-jangan, tidak ada ujian khusus... ‘kan?”

Tidak mungkin dia bisa yakin, dan dapat dimengerti jika dia ingin mengkonfirmasinya mewakili para siswa.

Chabashira-sensei tertawa kecil ketika dia melihat konfirmasi ketakutan dari Hondō dan reaksi para siswa.

“Jangan khawatir, tidak ada ujian khusus untuk memperebutkan poin kelas.”

Seisi kelas menghela napas lega karena pernyataan itu dikatakan dengan begitu jelas.

“Sebelum kita masuk ke dalam rinciannya, aku akan bagikan jadwal kalian selama 5 hari 4 malam.”


Jadwal Perjalanan Sekolah


Hari Pertama

Berangkat dari sekolah → Bandara Haneda → Bandara New Chitose → Tiba di area ski, pelatihan → ski → ke ryokan (penginapan)


Hari Kedua

Bebas beraktivitas sepanjang hari


Hari Ketiga

Tur wisata di pusat kota Sapporo → ke ryokan


Hari Keempat

Bebas beraktivitas sepanjang hari ※ Syarat Berlaku


Hari Kelima

Perjalanan kembali


Hari kedua sepanjang hari, dan hari keempat juga bebas, meskipun bersyarat.

“Aku sudah khawatir, tapi ini benar-benar normal! Tidak, ini lebih baik dari normal! Aku suka kebebasan!”

Rupa-rupanya, hampir semua siswa menyambut baik jadwal perjalanan sekolah yang normal, apakah ini lebih baik dibandingkan dengan contoh kasus di sekolah lain, dan mereka sangat bersemangat tentang hal itu.

Memang, sekolah ini bisa saja memiliki jadwal yang lebih tidak teratur.

“Silahkan saja kalau mau merasa senang, tapi apa kalian sudah lupa apa yang kukatakan? Meskipun kalian dijanjikan kebebasan beraktivitas, kalian juga memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebagai siswa SMA Kōdo Ikusei Kōtō.”

Dikatakan bahwa tidak ada ujian khusus, tapi aku ingin tahu apa sebenarnya yang diwajibkan.

“Kenali musuhmu, kenali dirimu sendiri, dan kamu tidak akan takut pada seratus pertempuran. Itu adalah tema perjalanan sekolah kali ini.”

“Ha? Apa, eh? Apa itu?”

Hondō memiringkan kepala karena tidak mengerti pepatah bijak seni berperang dari [Sun Tzu] yang Sensei kutip.

“Pahamilah kondisi lawanmu dan ketahuilah kemampuanmu sendiri. Dengan begitu, kau tidak akan pernah kalah dalam pertempuran, itulah artinya.”

Sebelum orang lain, Sudō menjelaskan pepatah ini dengan cara yang mudah dipahami.

“O-Oh, hebat juga... ternyata kamu tahu.”

“Biasa aja gak ada hebatnya. Lagipula artinya sama persis dengan pepatah itu.”

Cara ia tidak menunjukkan kepura-puraan terhadap satu pengetahuannya juga memberikan kesan baik.

“Biasanya, grup yang terdiri dari beberapa orang akan dibentuk dan bergerak bersama dalam perjalanan sekolah. Kalian pun akan sama, tapi ada perbedaan yang jelas dari sekolah lain. Karena pembentukan grup tidak hanya terbatas di dalam kelas, tapi dari seluruh tahun ajaran.”

“Eh? Eeh? Eeeh? Jadi ada kemungkinan besar kita akan bersama seseorang yang tidak dekat dengan kita!?”

Para siswa yang merasa senang dengan Hokkaidō yang belum pernah ku lihat sebelumnya, dengan cepat dibawa kembali ke kenyataan.

Seolah-olah untuk menegaskan hal ini, Chabashira-sensei mulai menjelaskan rinciannya.

“Tepat sekali. Tergantung lingkaran pertemanan dan kombinasi, bisa jadi hampir semua adalah orang baru bagimu.”

Aku tidak bisa pamer untuk mengatakan bahwa aku memiliki lingkaran pertemanan yang luas di kelas lain.

Tergantung jumlah orang dalam grup, mungkin saja hal itu bisa berubah seperti yang dikatakan Chabashira-sensei.

“Di sekolah normal, pertemanan kemungkinan akan lebih luas jika hanya ada maksimal 160 siswa dalam satu tahun ajaran. Namun sistem sekolah ini membuat itu merugikan dan menghalanginya.”

Kami telah belajar di lingkungan yang sama selama lebih dari satu setengah tahun, jadi jumlah teman yang kami miliki pasti akan bertambah.

Tidak sulit untuk membayangkan sekarang bahwa sistem sekolah ini telah menghalangi hal itu.

“Yang terpenting bagi kalian adalah apakah kalian bisa lulus sebagai kelas A atau tidak. Dengan kata lain, pertarungan antar kelas. Pengelompokan itu tidak akan pernah berubah. Tentu kalian akan lebih menganggap mereka sebagai saingan daripada sebagai teman.”

Lingkungan itu tidak memungkinkan untuk menjalin pertemanan yang lebih luas.

“Hal ini tentu saja membatasi kesempatan kalian untuk mengetahui kehidupan nyata dan kondisi siswa di kelas lain selama kehidupan sekolah mereka sehari-hari.”

Memang, kami telah mengenal lebih banyak tentang teman sekelas kami selama satu setengah tahun lebih ini.

Namun, banyak dari mereka yang umumnya hanya mengetahui secuil dari situasi di kelas lain.

Karena jika mereka menunjukkan kelemahan, ada risiko itu akan dimanfaatkan.

Dalam sudut pandang yang sama sekali berbeda, mungkin akan ada keraguan untuk mengalahkan mereka.

Aku ingin teman-teman dekatku dari kelas lain lulus sebagai kelas A juga.

Jika perasaan semacam itu muncul, mungkin akan menyebabkan keraguan besar dalam pertarungan.

Mungkin akan ada banyak hal yang tidak sengaja mereka ketahui.

“Tujuan dari perjalanan sekolah ini adalah untuk menghilangkan efek yang merugikan tersebut. Ini adalah kesempatan emas bagi kalian untuk saling mengenal satu sama lain sebagai siswa di sekolah ini dan sebagai seorang manusia, tanpa memandang perbedaan kelas.”

5 hari dan 4 malam mungkin tampak singkat, tapi itu lama.

(Tln: Dan kau menghabiskan waktu hampir setiap hari dengan Kei dikamarmu yang tidak sebanding dengan itu. Kalau tidak ada perubahan, parah sih)

Semakin banyak waktu yang dihabiskan dalam grup selama periode itu, semakin besar kemungkinan mereka akan lebih dekat.

Tapi di sisi lain, mungkin ada kasus di mana mereka sama sekali tidak lebih dekat.

Sekalipun sekolah menghilangkan hambatan, tidak ada gunanya jika para siswa sendiri yang menciptakan penghalang.

“Rasanya seperti... aku hanya bisa membayangkan perjalanan sekolah di mana aku harus memikirkan orang lain, dan kurasa aku tidak akan menikmatinya!”

Meskipun tahu bahwa aturan yang ditetapkan oleh sekolah tidak dapat diubah, sama seperti Ike, beberapa siswa terlihat menentangnya.

Menghabiskan waktu dengan teman-teman sehati. Itu mungkin salah satu hal yang tidak ingin mereka lepaskan.

Khususnya bagi Ike yang baru memiliki pacar untuk waktu yang singkat, tergantung rinciannya, dia mungkin telah kehilangan kesempatan untuk membentuk grup dengan Shinohara, jadi bisa dimaklumi jika dia merasa kesal.

Saat kegaduhan menjalar, seorang pria berdiri dari tempat duduknya untuk menghentikannya. Itu Yōsuke.

“Aku setuju dengan gagasan sekolah.”

Di tengah pendapat yang semuanya menentangnya, dia mengambil inisiatif untuk menyatakan dukungannya.

“Kau mah enak, Hirata. Aku yakin ada banyak orang di kelas lain yang dekat denganmu, jadi kalau kamu mau menyombongkan diri, itu gak perlu.”

Itu benar, bagi Yōsuke yang persahabatannya luas, kelihatannya hanya ada sedikit masalah tidak peduli dengan siapa dia dipasangkan. Namun, tidak mungkin Yōsuke akan angkat bicara untuk menyombongkan hal itu.

“Bukan seperti itu. Bahkan aku tidak memiliki satu pun siswa dari kelas lain yang memahamiku lebih baik daripada teman sekelasku. Karena kupikir lebih baik kita tidak menjalin hubungan terlalu jauh.”

Pertama-tama, Yōsuke menegaskan kalau dia pada dasarnya berada di pihak yang sama dengan Ike dan yang lainnya.

“Lalu kenapa kamu setuju?”

“Mungkin karena aku merasakan makna tertentu di dalamnya. Selain dari kegiatan klub, sekolah ini jelas tidak terhubung dengan baik secara horizontal, dan aku merasa hanya ada sedikit kesempatan untuk mengenal siswa dari kelas lain.”

(Tln: hubungan horizontal = hubungan antar sesama siswa/setingkat/pelajar)

Itu juga tidak bisa dihindari.

Ada kalanya mereka menjadi sekutu sementara untuk beberapa ujian khusus, tapi selama kelas-kelas tersebut pada dasarnya bersifat kompetitif, seperti yang juga dikatakan Yōsuke, mereka cenderung menghindari terlalu jauh dalam menjalin hubungan.

Bagi orang yang baik hati, hal itu akan sangat sulit dilakukan.

“Kalau gitu, apa gak aneh kalau kamu setuju? Akan lebih mudah buat kita jika kita lebih menjaga jarak dari para rival.”

“Mm... Tapi aku menganggap teman adalah teman, tanpa memandang kelas.”

Pendapat terbagi di antara para gadis. Ini adalah masalah perspektif.

“Menurutku ini seperti teka-teki mana yang duluan, ayam atau telur. Apakah mereka rival sebelum mereka menjadi teman, ataukah teman sebelum mereka menjadi rival? Aku yakin keduanya benar. Seperti yang dikatakan Sensei, perjalanan sekolah ini adalah kesempatan yang baik untuk mempelajari hal itu. Ada lebih dari 1 pilihan. Menurutku, semakin banyak yang kamu miliki, semakin banyak kemungkinan yang ada.”

(Tln: Hei, Hirata ini kadang-kadang*batin Kiyo)

“Kurang lebih aku ngerti apa yang dikatakan Hirata. Selain itu, mau kita mengeluh di sini pun, sekolah tidak akan mengubah peraturannya, bukan?”

Jika sekolah bersedia mendengarkan keluhan siswa, menolaknya itu ada gunanya.

Akan tetapi, para siswa di kelas pasti sudah tahu kalau itu tidak ada gunanya.

“Perdebatan yang sengit itu bukan hal yang buruk, tapi pertama-tama, biarkan aku melanjutkannya. Kalian akan lebih mudah membicarakannya setelah mendengar alurnya secara spesifik.”

Kemudian, tablet berubah dari layar jadwal.

“Selama perjalanan sekolah 5 hari 4 malam, telah diputuskan untuk mengelompokkan siswa di dalam kelas secara merata. Setiap grup pada dasarnya terdiri atas 8 siswa. Cukup asumsikan bahwa akan ada 2 orang, pria dan wanita, dari setiap kelas. Namun, jumlah total siswa tahun kedua saat ini adalah 156 orang. Karena grup 8 orang tidak bisa dibagi sama rata, akan dibuat 18 grup 8 orang dan 2 grup 6 orang. Rasio gender juga akan disesuaikan agar semerata mungkin.”

Keempat siswa yang dikeluarkan terbagi rata antara 2 pria dan 2 wanita, tapi karena ada masalah perbedaan kelas asal mereka, grup 8 orang bisa dibagi dengan rapi, tapi grup 6 orang pasti akan menciptakan sedikit bias di dalam kelas.

Namun, ini adalah hal yang tidak bisa dihindari, jadi apa boleh buat.

Tentu saja, Ini dengan premis bahwa tidak ada lagi yang dikeluarkan atau ketidakhadiran karena sakit atau alasan lain yang terjadi sebelum hari perjalanan sekolah.

“Dari mana dan kemana kalian akan pergi sebagai sebuah grup akan ditentukan begitu kalian sampai di Hokkaidō.”

Bukan hanya sekedar kata-kata, monitor juga menampilkan aturan dalam grup.


Situasi Dimana Grup Harus Bersama

Apabila diminta oleh sekolah di tempat

Bebas beraktivitas


Situasi Dimana Grup Tidak Perlu Bersama

Di dalam fasilitas penginapan


Berangkat dari sekolah menaiki bus dengan kelas terpisah menuju Bandara Haneda. Kemudian terbang ke Bandara New Chitose. Setelah itu, kami dibagi ke dalam beberapa grup di bandara.

Dan seterusnya setelah itu, aktivitas grup berlaku sampai perjalanan terakhir kembali ke sekolah dengan bus.

Ada banyak perjalanan bus rombongan dari sekolah ke bandara dan bahkan setelah memasuki Hokkaidō. Sepertinya hampir seluruh waktu kami, termasuk waktu tidur, dihabiskan bersama anggota grup itu.

“Bebas beraktivitas juga tidak berarti bahwa individu dapat berbuat sesuka hatinya. Ini harus didiskusikan di dalam kelompok, dan aktivitas grup adalah mutlak. Jika grup tidak bisa menyepakati tujuan, kalian tidak diizinkan meninggalkan ryokan.”

Akan lebih mudah untuk menyetujuinya jika sesama kenalan dekat, tapi ini bisa jadi cukup merepotkan.

Kalau grupnya adalah kumpulan siswa yang keras kepala, maka pendapatnya akan terpecah belah.

Dan akibatnya mungkin mereka tidak akan bisa ke mana-mana.

“Di fasilitas penginapan, pada dasarnya kalian akan dibebaskan dari aktivitas grup. Kalian bebas untuk pergi ke pemandian umum kapan pun kalian mau, bersantai di lobi, atau makan kapan saja sesuai peraturan.”

Satu-satunya pengecualian adalah ryokan tempat kami menginap.

Kamarnya sendiri dipisahkan antara pria dan wanita dalam grup, tapi kami dibebaskan untuk sarapan, makan malam, mandi dan menjelajahi fasilitas sendiri.

“Kalian akan tinggal di ryuokan yang sama selama 4 malam, tapi ini adalah tempat yang sangat terkenal dan mewah untuk menginap di provinsi ini. Aku yakin kalian tidak akan pernah bosan dan akan merasa sangat nyaman.”

“Ugh, cuman ryokan yang bisa jadi ruang santai...”

“Sekali lagi, perjalanan ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengenal siswa dari kelas lain secara mendalam.”

Setelah mendengar penjelasan Chabashira-sensei, Yōsuke terlihat seperti memiliki pertanyaan lain.

“Jika sekolah ingin kami berinteraksi dengan banyak orang, rasanya agak aneh berada dalam grup yang sama sepanjang perjalanan.”

“Pertanyaanmu memang masuk akal, Hirata. Kami juga sudah mempertimbangkan untuk mengelompokkan kalian dalam rotasi harian. Namun, tidak mungkin kalian mengenal seseorang dengan berinteraksi secara acak dengan banyak orang. Menghabiskan waktu kurang dari satu hari untuk berinteraksi hanya sebatas formalitas itu tidak akan sulit. Akan tetapi, dengan menginap 4 malam, situasinya akan sangat berbeda. Jika kalian tidak bisa menjalaninya dengan berterus terang, kalian tidak akan bisa menikmati perjalanan berharga kalian.”

Kalau hanya untuk satu hari, tentunya kami hanya perlu bersabar.

Bahkan jika kami tidak menyukai grup tersebut, itu akan diganti keesokan harinya, jadi kami bisa bertahan sampai waktu yang tepat ketika grup yang lebih nyaman pada akhirnya akan terbentuk.

Di sisi lain, jika kami tahu bahwa grup tersebut tidak akan berubah, kami harus menjalaninya dengan baik.

“Untuk orang-orang seperti Hirata dan Kushida yang memiliki banyak teman di kelas lain, mereka mungkin bisa bergaul dengan baik, tidak peduli di grup mana mereka ditempatkan. Sebaliknya, untuk mereka yang hanya memiliki sedikit teman, mereka akan menderita di grup mana pun mereka berada, bisa diprediksi seperti itu. Namun jangan pesimis dulu, anggap saja ini sebagai peluang yang bagus.”

Tentu saja, hubungan manusia tidak semudah kedengarannya.

Bagi mereka yang ingin berteman dan tidak bisa, ini mungkin peluang yang bagus, seperti kata Chabashira-sensei, tapi bagi mereka yang menganggap teman tidak perlu, ini akan menjadi perjalanan sekolah yang agak berat.

Yah, orang-orang yang terakhir itu mungkin sejak awal menganggap bahwa adanya perjalanan sekolah ini sangat menyebalkan.

“Seandainya didapati bahwa aktivitas bergrup tidak dipatuhi, akan ada pencabutan hak bebas beraktivitas.”

Perampasan hak bebas beraktivitas, jika itu terjadi, lebih dari separuh perjalanan sekolah akan kehilangan maknanya.

Dengan kata lain, kepatuhan terhadap aktivitas grup yang telah dibentuk benar-benar mutlak.

Sebagian besar siswa mematuhi aturan, tetapi ada juga yang tidak....

Semua tatapan para siswa serempak dialihkan ke arah Kōenji yang ada di barisan terakhir.

“Ada apa, tuan dan nyonya? Melihatku dengan rasa iri. Aku tidak keberatan kalau kalian terus seperti itu.”

Kata Kōenji yang sama sekali tidak mendengarkan Chabashira-sensei, dan ia memberikan senyuman segar.

Dia adalah pria yang masa bodo dalam banyak hal, tapi faktanya juga dia datang ke sekolah dengan patuh. Dia juga ternyata tidak banyak mengeluh terkait grup perjalanan sekolah... atau bisa jadi.

Bagaimanapun, masa depan sama sekali tidak pasti, jadi mungkin lebih banyak siswa yang kalau bisa tidak ingin bersama Kōenji.

“Metode pembagian grup-nya tidak secara acak, melainkan berdasarkan tabel yang baru saja kalian buat.”

Pekerjaan yang dilakukan sampai memakan waktu sebelum mulai menjelaskan perjalanan sekolah.

Sepertinya itu ada kaitannya dengan pembagian grup untuk perjalanan sekolah.

“Selain itu, ponsel yang kalian pakai sehari-hari bisa dipakai selama perjalanan sekolah tanpa masalah. Tapi, jangkauan orang yang bisa kalian hubungi tetap sama. Kalian diizinkan untuk menelepon ke siswa tahun kedua dan siswa di sekolah ini, serta ke polisi dan layanan darurat jika terjadi keadaan darurat, tetapi panggilan lain ke anggota keluarga dan siapa pun di luar sekolah akan tetap dilarang. Sekolah juga melacak riwayat panggilan, jadi harap berhati-hati.”

Penjelasan yang dikatakan sebagai tema perjalanan sekolah ini.

Sulit dipercaya kalau ini hanya untuk membuat para siswa agar semakin dekat.

Ini bisa dilihat sebagai salah satu tonggak sejarah bagi masa depan kehidupan sekolah.

Setelah itu, pembahasan terkait perjalanan sekolah dilanjutkan oleh Chabashira-sensei, tapi yang paling membedakan dari tempat lain adalah soal pembentukan grup sepanjang tahun ajaran.

Selain itu, jika ada hal lain yang perlu diperhatikan, itu adalah penanganan uang tunai.

Kami yang hanya punya poin pribadi tidak memiliki sarana untuk membeli di luar lingkungan sekolah. Oleh karena itu, kami perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu ke sekolah untuk menukarkan poin pribadi kami dengan uang tunai, dan sekolah akan memberi kami uang tunai. Dan jika kami kekurangan uang di tempat, kami bisa menukar hingga 10.000 yen. Sepertinya kami bisa mengkonversi uang tunai itu kembali ke poin pribadi lagi sepulangnya dari perjalanan sekolah, jadi lebih baik aku menukar lebih banyak poin pribadi.

Related Posts

Related Posts

5 comments