-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 8 Bab 3 Part 3 Indonesia

Bab 3
Perjalanan Sekolah Hari Ke-2


3


Kami berpisah untuk berganti pakaian, bersiap-siap dan bertemu di tempat pertemuan.

Aku, Kushida, RyĆ«en dan Kitƍ pergi ke depan lift.

Kami menaiki lift untuk dua orang dengan kombinasi aku dan RyĆ«en, Kushida dan Kitƍ.

Karena kombinasi ini adalah kombinasi yang paling kecil kemungkinannya untuk menimbulkan masalah.

Dan hanya untuk berjaga-jaga, biarkan Kushida dan Kitƍ pergi lebih dulu, lalu kami naik lift setelah beberapa pasang setelah mereka.

Dengan begini, tujuannya adalah untuk menghindari saling menatap saat berada di lift.

“Apa kau tidak bisa sedikit lebih akur dengan Kitƍ?”

“Itu hal yang mustahil. Kecuali, Kitƍ yang bersikeras memintanya.”

Jawab Ryƫen dengan jijik sambil menatap pegunungan bersalju.

“Jadi peluangnya tipis. Kalau begitu apa boleh buat, tapi ini kesempatan bagus, bukan? Kitƍ tampaknya telah mendapatkan kepercayaan dari Sakayanagi. Kupikir kau akan berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk mendekati lawanmu. Bergantung pada situasinya, kamu mungkin bisa menjadikannya sebagai sekutu.”

Ryƫen yang duduk di sampingku ini, berpikir bahwa perjalanan sekolah ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi, dan dia tidak salah. Faktanya, Sakayanagi juga menunjukkan kecenderungan untuk melakukan hal serupa.

“Kitƍ tidak terlihat seperti manusia sepenuhnya, tapi dia tampaknya sangat setia. Dan begitu dia satu grup denganku, Sakayanagi tentu akan waspada. Negosiasi yang buruk justru akan menjadi bumerang.”

“Kau ternyata cukup realistis juga ya.”

Sampai sekarang, aku hanya memiliki sedikit kontak dengan Kitƍ dan belum tahu apa-apa tentangnya.

Tapi bahkan dari sikapnya yang sama sekali tidak menyukai RyĆ«en, aku bisa merasakan niatnya yang kuat untuk melindungi Kelas A bersama dengan Sakayanagi. Aku juga belum pernah mendengar adanya perilaku bermasalah pada Kitƍ sendiri. Negosiasi yang ceroboh untuk menjadikannya sekutu, sama saja seperti meminta informasi untuk diteruskan ke atasannya.

“Selain itu satu-satunya bakat yang kubutuhkan dari Kelas A adalah Katsuragi. Kitƍ dan Hashimoto cukup bagus untuk dijadikan bawahan, tapi tidak cukup bagus untuk menjadi pionku. Risikonya tidak sebanding.”

Sepertinya itulah alasan dia tidak memperlakukan Kitƍ dengan ramah dan terus memusuhinya.

Meskipun dia mengakui Kitƍ dan Hashimoto, hanya Katsuragi yang mendapat pengakuan khusus darinya.

Lift telah sampai dan kami turun di jalur mahir.

Kitƍ menunggu di depan, memanggil RyĆ«en ke titik start dengan tatapannya.

Pertama-tama, luangkan waktumu dan nikmati jalur ini... tidak mungkin ada prosedur setengah hati seperti itu.

“Oi, berikan sinyal.”

Perintah Ryƫen kepada Kushida untuk menghitung start.

“Kalian berdua, berseluncurlah dengan hati-hati ya.”

Kushida mengangkat tangannya dan mulai hitungan mundur untuk start. Keduanya menjaga jarak beberapa meter dan mengambil posisi untuk meluncur. Siapa yang akan menjadi pemenangnya?

“———Start!”

Begitu Kushida menurunkan tangannya, mereka berdua melakukan start yang baik hampir bersamaan.

“Ayo kita kejar mereka.”

“Eh, kamu yakin? Nah, aku sendiri tidak yakin bisa mengejar mereka...”

“Kalau begitu kamu pelan-pelan saja ikuti aku dari belakang.”

Kataku, beberapa detik kemudian, aku dan Kushida juga mulai meluncur menuruni lereng.

RyĆ«en dan Kitƍ bertarung saling salip menyalip.

Meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi sambil meliuk-liuk indah ke kanan dan ke kiri.

Tekniku yang kemarin masih belum sempurna, kini mulai menyublim dengan contoh di depan mataku.

Dengan jalur untuk mahir yang panjang ini, aku bisa belajar lebih mendalam dan lebih perlahan.

Terlepas dari itu, pertarungan antara RyĆ«en dan Kitƍ hampir seimbang.

Aku mengira pemenangnya akan segera kelihatan, tapi ini cukup sengit. Sejauh yang bisa kulihat, tidak ada perbedaan besar dalam teknik, dan mereka sama-sama tidak mau kalah. Bahkan setelah lewat setengah jalur, belum ada tanda-tanda penyelesaian. Saat keduanya masih bersaing ketat menjelang akhir balapan, jarak horizontal yang mereka jaga di antara satu sama lain semakin dekat. Kecelakaan yang tak terduga.

Jika ini dibiarkan, mereka bisa bertabrakan karena posisi jalur meluncur yang mereka ambil sama.

Tidak, mungkin ini bukan sebuah kecelakaan bagi mereka berdua.

Aku harus menganggap ini sebagai tanda bahaya karena mereka ingin menjegal lawan dan membuatnya jatuh untuk menang.

Aku meniru gerakan mereka, mempercepat lajuku sambil menyerap hampir semua teknik mereka.

“Mati lo, Kitƍ!”

“Enyahlah, RyĆ«en!”

Tepat sebelum aku mendengar suara seperti itu, aku dengan paksa menyelipkan diriku di celah kecil yang tersisa di antara keduanya.

Karena gangguan dari pihak ketiga, keduanya buru-buru berpencar ke kiri dan ke kanan.

Meskipun aku dipelototin oleh kedua belah pihak, aku berhasil memaksa mereka untuk menjaga jarak.

Setelah meluncur di jalur mahir dalam sekali jalan, Ryƫen dan yang lainnya berhenti sedikit di belakangku.

RyĆ«en dan Kitƍ di depanku langsung berbalik dan mendekat dengan kaki mereka.

“Kenapa kau mengganggu kami?”

Dengan nada marah, Kitƍ mendekatiku seolah-olah dia akan mencengkramku.

“Karena kupikir itu berbahaya. Kalian terlalu panas dan ingin menang dengan sesuatu selain ski, bukan?”

“Pertandingan adalah pertandingan, seperti apa pun bentuknya. RyĆ«en juga tahu itu.”

“Tidak penting apakah lawanmu tahu itu atau tidak. Yang seperti itu bukanlah pertandingan ski.”

Setelah menyuarakan keluhannya, Kitƍ memelototi RyĆ«en sebelum meluncur pergi.

Sepertinya dia merasa bahwa suasana untuk bertanding sekali lagi sudah tidak ada.

Pada saat itu, Kushida juga meluncur ke bawah dan tiba di tempat kami.

“Kalian bertiga cepat sekali... atau harus kukatakan, Ayanokƍji-kun sangat tidak masuk akal...!”

Ryƫen juga mendekat dengan ekspresi tidak puas sambil menginjak-injak salju.

“Kau benar-benar seorang pemula, bukan? Apa kau hanya berbohong?”

“Berbohong? Tidak, baru kemarin aku pertama kali bermain ski.”

Kataku, tapi Ryƫen mungkin tidak mempercayainya, jadi dia meludah dan menuju lift sendirian.

Untuk saat ini aku bisa lega. Mungkin sih.

“Pantas saja dia sangat marah, kamu meluncurnya cepat sekali. Seperti karakter utama dalam manga yang melakukan segala sesuatu dengan sempurna dengan bakatnya, bahkan tanpa berusaha keras. Seperti yang ditanyakan RyĆ«en, apakah ini benar-benar hari kedua pertamamu?”

Sayangnya, aku bukan karakter utama dari manga semacam itu.

Selama bertahun-tahun aku hidup, tubuhku telah mengumpulkan pengalaman yang tak terhitung jumlahnya.

Sekalipun ski itu sendiri adalah hal baru bagiku, olahraga secara umum pada dasarnya dihubungkan oleh garis-garis yang dangkal dan luas.

Aku hanya meluncur setelah menghubungkan itu semua, menghubungkan informasi yang aku dapatkan secara verbal dan visual.

“Apa kau tidak percaya padaku?”

“Tidak juga. Tapi jika aku tidak melihat gerakanmu saat kau menangkap Amasawa, aku mungkin tidak akan mempercayainya.”

Saat itu, meskipun hanya sesaat, aku menunjukkan pada Kushida pertarungan antara siswa White Room.

Apakah keraguan dan kecurigaannya itu membuat dia bisa mempercayai perkembangan pesatku pada ski?

“Hebat banget.”

Dia memujiku sekali lagi, tapi aku sendiri belum siap menerimanya.

“Biasa saja.”

“Malah merendah.”

Tentu saja dia hanya akan menganggap itu sebagai bentuk kerendahan hati.

Tapi pada kenyataannya, permainan ski Ryƫen dan Kushida adalah permainan ski tingkat mahir, benar-benar sebuah panutan.

Mereka pastinya tidak mengumpulkan banyak sekali pengalaman seperti aku.

Dalam hal itu, mereka jauh lebih berbakat daripada aku.

“Ayo kita juga naik lift. Karena masalahnya selesai, aku ingin menikmati bermain ski.”

“Ya, setuju. Tapi ini mungkin waktu yang sulit bagi mereka yang tidak bisa bermain ski.”

Itu berlaku untuk semua permainan pada umumnya.

Okelah jika semua orang bisa menikmatinya meski mereka tidak mahir, tapi nyatanya tidak.

Baik video game atau olahraga, mereka yang tidak mahir dalam hal itu kebanyakan tidak bisa menikmatinya.

Related Posts

Related Posts

1 comment

  1. Bukan karakter utama manga. Cuma karakter utama dari Light Novel aja.

    ReplyDelete