-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN Vol 0 Bab 1 Intro Indonesia

Bab 1
Peluncuran Proyek


Restoran Jepang Sasagawa. Paruh kedua Januari, hari itu suhu di bawah titik beku meski tidak turun salju.

Aku sudah menunggu kedatangan Tuanku selama satu jam di bawah cuaca dingin.

“Dingin sekali ya, Ayanokƍji-san... kira-kira kapan ya Naoe-sensei akan datang...?”

Ini sudah ketiga kalinya Kamogawa mengeluh, dia menghembuskan nafas ke tangannya agar hangat.

“Biasanya juga begini. Bagi Naoe-sensei, waktu yang dijanjikan hanyalah sekedar acuan.”

“Apa itu berarti, paling buruk beliau bisa terlambat satu atau dua jam?”

Ternyata bagi pria ini segitu saja sudah paling buruk.

“Itu masih mending. Kita sudah termasuk beruntung jika beliau datang ke sini hari ini. Sering kali beliau tidak muncul mau ditungguin berapa lama pun.”

“Eeeh.... tidak mungkin.... Lalu berapa lama kita akan menunggu seseorang yang mungkin tidak datang?”

“Selamanya. Kecuali kita mendengar kabar darinya, kita akan menunggu terus meskipun toko tutup.”

“Kita bisa mati loh, kalau seperti itu.”

“Jika kau menyebut dirimu faksi Naoe, maka matilah dengan senang hati. Meskipun aku yakin Naoe-sensei tidak akan pernah peduli dengan orang mati.”

Kami hanyalah asisten perantara.

Sebaliknya, mungkin mereka yang sudah berada di dalam restoranlah yang gelisah menunggu kedatangan Naoe-sensei.

“Tapi... luar biasa juga beliau karena bebas untuk selalu terlambat. Orang biasanya akan marah.”

“Selalu terlambat, kau sungguh berpikir begitu?”

“Karena memang begitu, ‘kan?”

“Bahkan satu keterlambatan pun, itu adalah senjata bagi Naoe-sensei. Pulau Ganryu, seperti dalam anekdot Musashi Miyamoto.”

(Tln: anekdot adalah cerita pendek)

Tentu saja, orang biasanya tidak memakai strategi yang tidak berguna dari cerita masa lalu seperti itu.

Itu benar-benar pekerjaan kasar yang hanya bisa dilakukan oleh Naoe-sensei.

“Secara umum, 80% dari mereka yang diingkari janji pertemuannya hanya bisa menangis hingga tertidur.”

Angka ini membuktikan bahwa tidak banyak orang yang bisa menentang Naoe-sensei.

Bahkan Perdana Menteri saat ini hanya bisa terus menanyakan situasi Naoe-sensei.

(Tln: Artinya Naoe bahkan dianggap atasan oleh Perdana Menteri)

Tidak peduli berapa lama mereka harus menunggu, mereka menyapa Naoe-sensei dengan senyuman.

“Apa yang terjadi... dengan 20% lainnya?

“Apa gunanya menyakan 20% orang idiot lainnya?”

“U-Untuk referensi saja...”

“Para idiot itu merasa kesal karena mereka diingkari, mereka pun berteriak. Kemudian mereka mendatangiku seperti ingin memukulku dan menuntut. Sampai kapan aku harus menunggu, cepat panggil Naoe-sensei.”

Kamogawa di sebelahku menelan ludah.

Meskipun pria ini baru sebentar dalam dunia politik, dia memahami kengerian memberikan perintah kepada Naoe-sensei.

Namun setiap kali itu terjadi, aku memberi mereka semua tanggapan yang sama dengan sikap tegas.

“Anda tidak boleh mengangap enteng Naoe-sensei. Aku hanya akan mengabaikannya seperti itu.”

Aku menekan mereka untuk menundukkan kepala dan meminta janji temu lain atau jangan pernah tunjukan muka mereka lagi.

Dengan itu, 80% orang akan menundukkan kepala lagi.

Meskipun dalam hati mereka mengutuknya, mereka akan memprioritaskan untuk bertemu Naoe-sensei. Yah, hampir mustahil untuk memiliki hubungan yang lancar dengan Naoe-sensei apabila mereka memilih opsi ini.

“Ayanokƍji-san sebagai penengahnya, pasti berat sekali ya.”

“Ada yang bilang kerja keras akan terbayarkan, tapi nyatanya aku pernah dipukul sekali atau dua kali. Aku juga pernah hampir dipukul dengan asbak atau tongkat golf.”

Karena mereka tidak bisa menyentuh Naoe-sensei, mereka hanya bisa melampiaskan rasa frustrasi mereka padaku. Namun, meski aku dipukuli, bukan berarti Naoe-sensei akan iba kepadaku.

“Betah juga ya. Ayanokƍji-san sudah melakukan ini selama hampir 4 tahun?”

“Sederhana, tapi tidak semua orang sanggup melakukannya. Tapi siapa pun bisa asalkan mereka siap mati.”

Justru karena itu aku yang tidak memiliki dukungan, pendidikan, kecerdasan dan latar belakang keluarga, bisa mendapatkan kesempatan.

Meski begitu, orang ini kebanyakan tidak tahu.

Dia 2 tahun lebih tua dariku, dan dia adalah pemula tahun pertama sebagai anggota diet....

“Apa anggota diet Kamogawa tidak diajari aturan yang tidak dapat diganggu gugat?”

Pria yang berdiri di sampingku adalah jenis politisi yang paling aku benci.

“Ayahku tidak mengatakan apa pun soal itu...”

Tipial generasi kedua. Lintah yang tumbuh dengan manja dan terus bertahan dalam politik.

Lintah yang menjijikkan, tapi hanya beberapa orang terpilih yang diberkati terlahir dalam kelas yang istimewa yang bisa menjadi salah satu dari mereka.

Ayahnya, anggota diet Kamogawa Toshizƍ, seorang pendukung lama Naoe-sensei, adalah seorang veteran lebih dari 30 tahun di bidang politik. Tentu saja, dia tidak akan biarkan anaknya mengalami beratnya merintis dari bawah. Dia bukan pion yang bisa dibuang apabila rusak sepertiku, tapi akan terus dihargai sebagai salah satu bagian yang menopang fondasi dari faksi Naoe.

“Aku hanya diberitahu bahwa jika aku mengikuti Naoe-sensei tanpa banyak bicara, aku akan aman sebagai seorang politisi. Aku bisa menjadi anggota diet untuk waktu yang lama, gajiku akan stabil, dan akhirnya aku bahkan bisa mendapatkan jabatan yang layak.”

Tidak ada yang ingin dia capai sebagai politisi, dia menjadi politisi hanya untuk hidup.

Ada sejumlah orang seperti ini, terlepas dari apakah mereka generasi kedua atau bukan.

Cara berpikir yang bodoh dan korup, tapi tipe-tipe orang seperti ini justru lebih lama bertahan daripada yang seharusnya.

Mereka adalah keberadaan yang disenangi oleh orang-orang atasan, karena hanya dengan menjikankan mereka, orang-orang tersebut akan mendapatkan suara di antara rekan-rekan mereka tanpa keluhan.

“Aku ingin cepat mengakhiri masa merintisku dan melakukan pekerjaan yang enteng.”

Kamogawa menatap langit malam sambil menggerutu dan mengeluh.

“Aku juga lapar.... Di hari yang sedingin ini, paling pas memang minum sake panas ya.”

Orang ini apa tidak bisa menunggu dalam diam ya?

“Cukup, diamlah, Kamogawa.”

“Enggak apa-apa ngobrol saja sih. Sensei juga tidak ada. Daripada itu, ceritakan lebih banyak tentang Naoe-sensei dan Ayanokƍji-san.”

Kesampingkan tentang Naoe-sensei, kata-katanya setelah itu melekat di benakku.

“Tentang aku?”

“Aku pernah dengar rumor. Katanya sebagian besar orang yang bekerja dibawah Naoe-sensei biasanya akan cepat menjadi tidak berguna, tapi Ayanokƍji-san adalah pendatang baru yang sangat dihargai dan menjanjikan. Aku ingin tahu rahasianya.”

Kamogawa berkata mempercayai rumor itu, seperti itu bukan urusannya. Aku merasakan dorongan ingin memukulnya sekarang, tapi yang akan kudapatkan dari melakukan itu hanyalah perasaan senang sementara.

Sudah 4 tahun, aku dibilang pendatang baru. Aku jelas tidak terima karena dia memperlakukanku seperti itu.

“Waktu bicaranya sudah habis. Mulailah fokus.”

“Eh?”

Mendengar suara samar-samar taksi di kejauhan, aku segera meluruskan postur tubuhku.

Kamogawa juga mengerti apa itu artinya, kemudian dia menegakkan punggungnya setelah berdeham.

Taksi itu perlahan tiba di depan restoran.

Tak lama kemudian, sebuah sedan hitam berhenti sedikit di belakang taksi. Bahkan tanpa melihat sekilas, itu jelas adalah para pengawal Naoe-sensei. Aku segera mengalihkan pandanganku kembali ke taksi, tapi pintu tidak terbuka dan Kamogawa memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

Aku bisa melihat Naoe-sensei dari jendela, jadi aku menahannya saat ingin berjalan untuk menghampirinya.

“Jangan bertindak sendiri.”

“Eh, ta-tapi...”

Di kursi belakang taksi, sejauh yang bisa kulihat dari jendela, ada seorang pria dan wanita saling berinteraksi secara intim.

Jika kami mengganggu mereka sekarang, kami bisa mendapat teguran yang tidak perlu.

Namun, tidak biasanya Naoe-sensei ditemani oleh seorang wanita.

Dan meskipun itu dilakukan di dalam taksi di tengah malam, itu hanya bisa dianggap sebagai tindakan yang ceroboh bagi seorang politisi.

Setelah 1 menit dalam keheningan, akhirnya pintu bagian belakang taksi terbuka.

“Sampai jumpa lagi, Sensei~”

Kamogawa akhirnya mengerti ketika ia mendengar rayuan seorang wanita muda yang duduk di sisi yang jauh.

Setelah beberapa saat berbicara dengan wanita itu, Naoe-sensei perlahan turun dari taksi.

Seorang lelaki kurus langsung turun dari kursi penumpang sedan di belakang.

Tanpa berkata apa-apa, ia berdiri di samping Naoe-sensei dalam diam.

Dia adalah pengawal baru dengan wajah baru yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tapi aku tidak punya waktu untuk memikirkannya.

“Terima kasih atas kerja keras Anda, Naoe-sensei.”

“Te-Terima kasih atas kerja keras Anda!”

Entah ia gusar karena melihatnya bersama seorang wanita, atau hanya karena berdiri di depan Naoe-sensei.

Bahkan jika itu yang terakhir, bodoh sekali karena perilakunya itu bisa dianggap karena yang pertama.

Aku maju setengah langkah di depan Kamogawa yang tidak sedap dipandang dan menutupi wajahnya dengan bahuku.

Tapi itu mungkin kekhawatiran yang tidak perlu.

Naoe-sensei benar-benar mengabaikan Kumogawa, hanya mengarahkan tatapan tajamnya ke restoran.

“Di mana Asama?”

Setelan jas dan postur tubuhnya yang seperti bukan orang tua, di saat yang sama membuatnya terlihat muda.

“Beliau sedang menunggu. Mari saya antar.”

Aku melirik Kamogawa yang gugup di belakangku untuk membayar ongkos taksi, lalu aku menuntun Naoe-sensei ke dalam restoran.

Segera setelah kami melewati noren, semua orang mulai dari si pemilik restoran hingga kepala koki muncul dengan tergesa-gesa dan menundukkan kepala mereka.

Naoe-sensei melepas sepatunya tanpa mengubah ekspresinya disertai aura besar di sekelilingnya.

Menginjak lantai kayu, aku menuju ruang pribadi di ujung restoran.

Naoe Jinnosuke. Sebagai anggota Partai Sipil yang berkuasa, ia telah menduduki sejumlah posisi, termasuk Menteri Perhubungan, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri, dan kini dia menjabat sebagai sekretaris jenderal. Meskipun sekretaris jenderal berada setengah langkah di belakang perdana menteri dan bahkan wakil presiden dalam hal posisi, tetapi dalam hal kepentingan, sekretaris jenderal sejauh ini merupakan jabatan yang paling penting. Dia adalah ketua umum yang memegang kekuasaan partai yang sebenarnya. Dia akan berusia 68 tahun ini, tapi belum ada tanda-tanda sedikit pun bahwa dia akan pensiun dari tugas aktif. Dalam dunia politik di mana masa pensiun tidak ada, pria ini akan tetap berada di posisinya saat ini selama 10 atau 20 tahun lagi, selama kesehatannya tidak menurun.

“Asama-sensei, saya datang bersama Naoe-sensei.”

Di balik pintu geser shƍji, Asama-sensei sedang duduk bersimpuh untuk menyambut Naoe-sensei.

Segera setelah dia melihat Naoe-sensei, dia berdiri dan membungkuk dalam-dalam.

Asama Hisashi. Dia berusia 71 tahun, 3 tahun lebih tua dari Naoe-sensei.

Dia adalah tokoh penting dalam faksi Naoe, yang saat ini menjabat sebagai wakil menteri di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata.

Bagiku, bahkan Asama-sensei masih jauh dari jangkauanku.

Tapi jika Naoe-sensei muncul di sini, dia langsung beralih dari tuan ke budak.

Ini adalah pemandangan lazim bahwa kita bisa tahu kalau ada kesenjangan kekuasaan yang begitu besar hanya dengan melihatnya sekilas.

“Saya telah menunggu Anda, Naoe-sensei.”

“Maaf membuatmu menunggu, Asama. Aku sibuk dengan pekerjaan.”

“Saya tahu betapa sibuknya Anda.”

Aku menundukkan kepalaku saat itu menggosokkan dahiku di atas tatami, dan menutup shƍji dengan pelan agar tidak mengganggu pembicaraan. Mulai dari sini dan seterusnya, mendengarkan percakapan antara 2 politisi terkenal bukanlah perilaku yang bisa diterima.

“Langsung saja Naoe-sensei, tentang masalah itu———”

Hanya dipisahkan oleh sebuah shƍji. Terkadang Iblis berbisik kepadaku untuk menguping dan mengambil informasi yang berguna. Atau aku juga bisa menyadap tempat itu.

Namun, dunia tidak semudah itu.

Setiap penyelewengan dalam bentuk apa pun akan segera terungkap dan mengakhiri kehidupan politiknya.

Aku berdiri, meninggalkan tempat itu dan pindah ke ruangan lain yang jauh.

Related Posts

Related Posts

2 comments

  1. Kalo Sherlock BBC, Naoe ini kaya Mycroft Holmes yg megang Inggris dari balik layar dan dianggap pemerintah sesungguhnya (Walaupun kicep juga didepan Charles Augustus Magnusen). Terus kalo di wakanda, mungkin kaya Opung.
    Btw ayah Ayanokouji sekarang ga bisa diremehin sih ya. Katanya punya koleksi luas walaupun pas Ayanokouji baru lahir levelnya masih kaya babu Naoe.

    ReplyDelete
  2. Memang novel yang beda level.. 👍👍

    ReplyDelete