〇Musim Panas Hampir Tiba, Pertanda Pertarungan Sengit
3
Sepulang sekolah, telepon seluler para siswa yang memiliki kemampuan akademik atau fisik yang berprestasi berdering bersamaan. Horikita mendekati ku ketika dia melihat situasinya.
“Sepertinya semua orang mulai bergerak. Itu wajar untuk ingin membawa siswa berprestasi ke dalam grup mu sendiri.”
Terlepas dari strategi kelas yang kau ikuti, memulai penekanan lebih dulu tidak akan merugikan siapa pun.
“Apa kau tidak mendapat panggilan masuk, Horikita?”
“Tidak, tidak ada.”
“Aku mengerti. Lagipula, hanya ada sedikit orang yang tahu kontakmu.”
“Kau sudah tahu itu, dan kau masih menanyakannya dengan sengaja, kau memiliki kepribadian yang buruk. Jadi, Aku ingin tahu apa ada yang menghubungimu, Ayanokouji-kun yang mendapat nilai sempurna dalam matematika. Tapi sepertinya ponsel mu cukup sunyi?”
Horikita bertanya balik, jadi aku memutuskan untuk melihat ponselku, yang belum mengeluarkan suara.
“Sayangnya baterai ku mati. Aku belum mengisi dayanya selama dua atau tiga hari.”
“Jika kau tidak sering menggunakan ponselmu, kau akan lebih jarang mengisi dayanya.”
Tidak, meskipun Aku ingin menyangkal bahwa tidak ada hal seperti itu, tapi itu tidak salah. Jika kau tidak terlalu sering menggunakan ponsel, kau mungkin lupa mengisi dayanya.
“Apa kau tidak perlu lebih memperhatikan teman-teman sekelas kita? Nanti akan merepotkan kalau mereka sembarangan membentuk grup.”
“Tidak ada yang perlu dijelaskan, Aku sudah memberi mereka instruksi tentang apa yang harus mereka lakukan sebelumnya. Aku menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dan mengirimkannya ke semua orang. Tapi kau sepertinya tidak menyadarinya, karena bateraimu mati.”
Mengatakan itu, dia mengarahkan layar ponselnya ke arahku.
· Jangan membentuk grup sebelum Kelas D mencapai kesepakatan
· Jika kau benar-benar ingin memutuskan grup sedini mungkin, harap hubungi Horikita
Sepertinya Horikita telah mengantisipasi situasi ini, dan membuat beberapa peraturan minimum.
“Tidak ada paksaan. Karena pada akhirnya, itu tergantung pada penilaian individu.”
Entah dengan siapa mau membentuk grup, tentu itu adalah keputusan individu. Kau tidak bisa membentuk grup dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan kepribadian mu, yang akan memengaruhi peluangmu untuk dikeluarkan. Bahkan jika keempat kelas bekerja sama, tidak ada kombinasi kelompok yang ideal di mana tidak ada yang akan dikeluarkan.
Karena itu, kami hanya bisa memberikan beberapa saran.
Aku selalu membawa pengisi daya ponsel ku, jadi Aku mencolokannya dan berdiri meninggalkan kursiku.
Karena mungkin ada siswa di kelas menguping pembicaraan kami.
“Apakah Ichinose sudah menghubungimu? Tidak aneh jika dia mengusulkan rencana agar semua kelas satu angkatan untuk saling bekerja sama.”
“Sepertinya belum ada kontak dari siapa pun. Kelas A maupun Kelas B belum membuat usulan. Jika semua tahun kedua memiliki pemikiran ingin bersatu, maka mungkin harus ada komunikasi di antara mereka pada tahap ini.”
Jika semua orang membuat grup sesuka mereka sendiri, kerja sama akan menjadi semakin sulit. Jika tidak ada rencana untuk diskusi damai sejak awal, itu akan berakhir dengan semua tahun kedua saling bertarung. Horikita juga harus mengambil tindakan jika dia ingin membangun hubungan kerja sama antar kelas.
Horikita tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaksenangan tertentu karena Aku meninggalkan tempat duduk ku dan sebaliknya mengikuti ku.
Sepertinya dia masih memiliki sesuatu untuk dikatakan.
Setelah berjalan ke koridor, dan memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar, dia berbicara kepada ku lagi.
“Ujian di pulau tak berpenghuni kali ini... Bisakah kau mendapatkan tempat pertama sendirian?”
“Jangan mengatakan yang tidak mungkin. Satu-satunya hal yang kita ketahui sekarang adalah ujian khusus di pulau tak berpenghuni.”
“Aku bertanya-tanya apakah kau, yang mendapat nilai sempurna dalam matematika, bahkan membutuhkan grup.”
Alasan macam apa itu? Sepertinya dia hanya mencoba bertanya tentang sesuatu yang tidak terlalu dia harapkan.
“Jika kita berada di peringkat pertama, Kelas D kita pasti akan mendapatkan nilai positif. Kita bisa membiarkan tahun pertama dan ketiga berjuang untuk tempat kedua dan ketiga. Lebih baik daripada membiarkan siswa tahun kedua lainnya mendapatkannya.”
Mudah dikatakan, sulit untuk dilakukan..
“Dengan begitu, kita bisa membentuk grup dengan tujuan inti untuk menghindari siswa dikeluarkan dari sekolah, dan membentuk grup akan lebih mudah...”
Jika kami mengubah arah untuk membentuk grup yang kuat untuk menang, maka grup yang lemah pasti akan terbuat.
“Tidak semua orang mampu membayar poin pribadi untuk diselamatkan.”
“Ya. Untuk siswa yang sedikit khawatir, Aku ingin mengumpulkan poin pribadi sebanyak mungkin, tapi jika siswa yang meminjamkan ku poin menerima penalti dikeluarkan dari sekolah, tidak ada yang bisa menyelamatkannya.”
Tidak ada yang lebih sia-sia daripada menyelamatkan orang lain sambil jatuh sendiri.
“Jika kita tidak menginginkan itu, maka kita hanya bisa meminta pada siswa yang memiliki kelebihan poin.”
Itu akan berhasil, tapi dalam hal ini jumlah siswa yang bisa mengikuti sangat terbatas.
“Meskipun ada metode yang akan menghasilkan tidak ada pengeluaran, Aku tidak berpikir ada orang yang mau melakukannya.”
“Rencana untuk menarik diri dengan sengaja dari awal?”
Sepertinya Horikita sudah melihat ada celah dalam ujian ini. Menurut aturan, hanya 5 grup pertama yang menarik diri yang akan dikeluarkan. Dalam hal itu, jika kami dengan sengaja menyiapkan 5 grup pengorbanan dan membiarkan mereka mundur, siswa-siswa yang lain tidak perlu khawatir akan dikeluarkan. Namun, untuk melakukan ini, total 30 juta poin pribadi perlu dipersiapkan, belum lagi fakta bahwa tahun-tahun dari tiga kelompok teratas akan mengambil poin kelas dari tahun-tahun dari tiga kelompok terbawah. Bahkan jika siswa dalam kelompok pengorbanan berasal dari tahun yang sama, karena hadiahnya berkurang, kami tidak akan dapat pulih dari kerugian kami. Fakta bahwa tiga kelompok teratas dan tiga kelompok terbawah dihubungkan bersama dapat dianggap sebagai cara sekolah untuk mencegah perilaku yang tidak pantas.
“Rasanya seperti kita hanya bisa mengandalkan kekuatan kita sendiri untuk bertahan hidup.”
“Itu benar. Bisakah Aku berkonsultasi denganmu lagi?”
Horikita yang telah berhenti berjalan, mengatakan itu.
“Jika itu dalam kisaran yang bisa ku lakukan.”
“Itu sudah cukup, terima kasih.”
Tampaknya, Horikita kembali ke ruang kelas karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.
Aku melihat Horikita kembali ketika dia pergi, dan memutuskan untuk menuju pintu keluar masuk.
Credit
Youzitsu LN 2nd Year Vol 2 Chapter 3 terjemahan Indonesia oleh Luckser Rayne