Bab 6
Masa Lalu yang Mengikat
1
Di dalam kapal, yang baru saja berganti tanggal 9 Agustus.
Saat itu setelah pukul 01:00 tengah malam, ketika sebagian besar siswa mungkin sudah tidur.
Tiga orang bertemu di sebuah Bar Lounge di malam hari yang hanya terbuka untuk orang dewasa.
“Uuh, aku sangat lelah~. Kenapa kita para guru hari demi hari harus bekerja lembur, sih? Kulit kita bisa jadi kasar, bukan? Kita juga ingin liburan musim panas~”
Hoshinomiya, terbaring di atas meja bar, mengeluh.
“Kita sudah cukup liburan, bukan? Hari kelima dan keenam seharusnya dikususkan untuk istirahat.”
“Hanya dua hari, ‘kan~? Aku sibuk kemarin dan hari ini~. Apanya yang game bonus berburu harta karun? Yang mau bonus itu aku~”
“Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi kita adalah anggota masyarakat, Chie. Kita tidak akan mendapatkan liburan musim panas yang panjang seperti anak-anak.”
Chabashira yang duduk di sebelah kanan Hoshinomiya menegurnya.
“Ini tidak ada apa-apanya, mengingat para siswa sudah bekerja keras selama dua minggu di pulau tak berpenghuni.”
Kali ini, Mashima yang duduk di sisi kiri Hoshinomiya, mendesaknya untuk bertahan.
“Jangan memaksakan kenyataan padaku sih.... Aku gak mau dengar, aku gak mau dengar.”
Dia memegang telinganya dengan kedua tangan dan menggelengkan kepalanya untuk menolak.
“Kalau gitu, setidaknya biarkan kita berlibur di kapal. Bukankah tidak adil hanya siswa yang memiliki akses ke kolam renang, film, dan yang lainnya dan kita tidak~?”
Hoshinomiya tidak puas dengan situasi yang dia lihat di depannya setiap hari dengan menghisap jari.
“Itu adalah pekerjaan kita.”
“Ketika kau menjadi anggota masyarakat, itu adalah hal yang normal, Chie.”
“Aa, enggak ah enggak dasar para pekerja!”
Dia menutup kedua telinga dengan tangannya, bahkan lebih kuat lagi.
Tetapi, segera setelah dia melepaskan tangannya, dia mengangkat tangan kanannya dan berteriak.
“Tolong beri aku minuman keras yang bisa bikin aku lari diri dari kenyataan. Tolong pilihkan Master.”
Kemudian, dengan tangan kirinya, dia menggebrak meja konter dengan keras dan meminta minum.
“Dasar... kau tidak pernah berubah.”
Chabashira mendesah putus asa saat melihat Hoshinomiya yang seperti itu.
“Karena tujuanku adalah tetap cantik dan muda selamanya?”
“Bukan itu yang kumaksud.”
“Lalu apa~?”
“...Tidak, tidak usah dipikirkan. Tidak ada gunanya juga kujelaskan, bukan?”
Mashima dan Chabashira juga memesan bir, dan ketika semua minuman sampai, mereka mengangkat gelas dan bersulang.
“Tetapi ujian khusus kali ini anehnya terus berjalan dengan kasar, bukan? Ada terlalu banyak hal yang tidak direncanakan.”
“Ada cedera serius pada seorang siswa, kerusakan jam tangan yang jelas merupakan akibat dari kecerobohan siswa. Dan kemudian sesuatu yang tidak terduga terjadi ketika hanya siswa tahun ketiga yang dikeluarkan.”
Hoshinomiya mengambil nafas setelah meminum seteguk cocktail.
“Sudah kuduga masalahnya adalah karena kita membiarkan siswa terlalu bebas. Itu belum dilaporkan, tapi aku yakin ada hal-hal yang terjadi antara anak laki-laki dan perempuan ditempat yang tidak bisa kita lihat.”
“Setidaknya aku ingin berpikir bahwa batasan itu masih dijaga.”
“Kamu naif, Mashima-kun. Karena tidak ada yang bisa menghentikan gairah seorang anak muda, tidak peduli seberapa banyak kamu berkedip padanya.”
“Itu hanya ada di dalam pikiranmu.”
Ketika dia mendapat balasan datar, Hoshinomiya segera meminta isi ulang.
“Setelah liburan musim panas, kita akan sibuk lagi.”
“Ugh, aku tidak tahan lagi. Yang benar saja menjadi guru yang dibayar murah. Bahan habis pakai, bahan habis pakai.”
(Tln: Apaan sih Shoukouhin)
“Dari tadi kamu hanya mengeluh saja.”
“Itu sudah jelas, bukan? Bukankah tempat ini disediakan untuk mengeluh?”
Hoshinomiya berkata tanpa rasa bersalah, dan meneguk dari gelas keduanya.
“Kamu tidak pernah berubah, Chie. Itu juga salah satu hal baik tentangmu.”
Chabashira meminta beberapa kacang sebagai camilan ringan.
“Bagaimanapun, aku lega bahwa tahun kedua tidak kalah dalam ujian di pulau tak berpenghuni kali ini.”
“Fakta bahwa hanya siswa tahun ketiga yang dikeluarkan dari sekolah itu menakutkan juga sih.”
Diapit di antara Hoshinomiya dan Chabashira, Mashima mendengarkan percakapan mereka dalam diam.
Tetapi ketika dia akan beralih ke topik lain, dia meletakkan gelas birnya yang berkurang setengahnya di atas meja agak kuat.
“Tahun kedua sudah melakukannya dengan baik. Tapi sebaliknya itu juga akan membawa mereka dalam masalah.”
“Apa itu, kau mau bilang kalau bukan ide yang baik untuk berjuang dengan keras?”
“Bukan berarti sekolah ingin ada yang dikeluarkan dari sekolah, tapi sekali lagi, siswa tahun kedua kita faktanya hampir tidak pernah dikeluarkan dari sekolah untuk ujian khusus sejauh ini.”
“Faktanya, ya. Pihak sekolah meminta para siswa harus memilih siswa yang akan dikeluarkan dari sekolah dengan setengah paksa, tapi siswa yang dikeluarkan tetaplah siswa yang dikeluarkan, bukan?”
Ketiganya dengan jelas mengingat pemungutan suara di kelas.
“Aku ingin percaya bahwa tidak akan ada lagi ujian khusus tanpa jalan keluar seperti itu.”
Chabashira biasanya memperlakukan teman-teman sekelasnya dengan hati yang dingin, bukan berarti itu tidak melukai hatinya. Dia tidak dalam posisi mendukung praktik memaksa siswa yang belum membuat kesalahan untuk dikeluarkan.
Hoshinomiya juga setuju dengan hal itu. Tapi, wajah Mashima tetap muram.
Melihat itu, Chabashira menatap mata Mashima seakan mengintipnya.
“Jangan bilang sekolah sedang mempersiapkan ujian khusus lain yang akan memaksa siswa dikeluarkan dari sekolah?”
“Ini tidak seperti sekolah bisa melakukan sesuatu seperti pemungutan suara di kelas tahun lalu.”
“Jika demikian, tidak akan ada masalah. Asalkan itu bukan sesuatu seperti pengusiran paksa, kelasku akan bisa melewatinya.”
“Ararara. Kau cukup berani juga mengatakan itu, ya, Sae-chan?”
Dari atas punggung Mashima, Hoshinomiya menusuk ketiak Chabashira.
“Hentikan.”
Ketika Chabashira meraih tangannya dengan sedikit marah, Hoshinomiya memberinya tatapan tajam kembali.
“Kau tidak berpikir kalau kau bisa dipromosikan ke kelas A, bukan?”
“...Tidak ada yang mengatakan itu. Tapi, aku hanya ingin mengatakan bahwa mereka lebih baik dari kelasku tahun sebelumnya.”
“Fuun?”
Di tengah-tengah suasana yang tegang, Mashima menelan setengah dari sisa birnya.
“Memang benar tidak ada pengusiran secara paksa. Tetapi...”
Chabashira dan Hoshinomiya menatap Mashima, yang kata-katanya terhenti.
“Garis besar untuk ujian khusus berikutnya baru-baru ini sudah diumumkan. Ini adalah pertama kalinya dalam 11 tahun sejak ujian ini dilakukan.”
“11 tahun... karena kita tahun ini 29 tahun... artinya sejak tahun pertama kita di SMA? Tumben sekali, ya, tidak kusangka ujian khusus selama itu akan diadopsi.”
Kenangan semasa SMA, banyak di antaranya telah meleleh ke belakang otak mereka dan menghilang.
Pembicaraan seperti apa dan ujian khusus seperti apa yang akan dilakukan?
Jika mereka diminta untuk segera mengingat semuanya, mereka tidak akan bisa menjawabnya.
“Sekolah menciptakan ujian khusus agar sesuai dengan jadwal tahunan. Untuk melangkah lebih jauh, itu didasarkan pada rotasi empat tahun. Sejauh ini kalian mengerti, ‘kan?”
“Ini untuk memastikan agar ujian khusus tidak bocor ke anak-anak lain saat mereka masih di sekolah, ‘kan?”
Sepanjang sejarahnya, SMA KĆdo Ikusei telah melakukan banyak ujian khusus. beberapa di antaranya hanya dilakukan sekali, dan beberapa di antaranya jatuh ke dalam kerangka 4 tahunan karena fleksibilitasnya.
“Tentu saja, ada kalanya ujian khusus yang sama sengaja diulang dalam waktu singkat untuk tujuan berbagi informasi, tapi pada dasarnya itu adalah rotasi yang telah ditentukan. Tapi tergantung pada bagaimana hal-hal berubah dari tahun ke tahun, sekolah bisa melakukan ujian khusus dari empat tahun yang lalu atau lebih lama.”
“Jadi itu berarti mengadobsi ujian khusus lama bukanlah hal yang langka, ya?”
“Ya. Selama itu bukan ujian khusus yang memiliki [masalah] besar.”
Mashima mengatakannya dengan cara tersirat, tapi keduanya tidak terlalu memikirkannya.
Sebaliknya, mereka menunjukkan antusiasme untuk ujian khusus baru dimulai.
“Mungkin aku dan Sae-chan akan berakhir bertarung satu sama lain~”
“Kau sepertinya mengharapkan itu, ya. Kau pikir kelasmu bisa menang melawan kelasku?”
“Bukan begituu. Tapi aku merasa itu lebih baik daripada melawan RyĆ«en atau Sakayanagi?”
Dengan menyeringai, Hoshinomiya mengeluarkan bau alkohol dari mulutnya.
“Kelasku juga sudah tumbuh banyak. Jangan harap itu akan mudah.”
“Hee~. Tidak kusangka kamu akan mengatakan itu, Sae-chan. Pasti karena kamu punya si anak istimewa, AyanokĆji-kun, membuatmu merasa kuat, ya?”
“Memang benar AyanokĆji juga memiliki bakat yang luar biasa. Tapi ada banyak siswa di kelasku yang menunjukkan potensi besar.”
“Juga? Bukankah kamu mengandalkan AyanokĆji-kun, Sae-chan?”
“Apa yang kau bicarakan? Sejak kapan aku mengandalkan AyanokĆji?”
Mereka tampaknya dengan santai menangkap kata-kata masing-masing, tapi percakapan di antara mereka berdua bisa membuat Majima yang duduk di antara mereka merinding.
Jika dia tetap diam dan mendengarkannya, itu akan berkembang menjadi percekcokan dalam hitungan menit.
“Sudah cukup. Tidak ada gunanya berdebat tentang hal itu di sini sekarang.”
“Kau benar, mungkin aku sedikit panas.”
Sambil mengekspresikan penyesalannya, Hoshinomiya meneguk sake sampai kosong.
“Kau meminumnya terlalu cepat.”
“Jangan khawatir, aku tidak cukup lemah untuk bisa dengan mudah mabuk.”
“Tidak, bukan begitu. Itu akan memengaruhi pekerjaanmu besok... maksudku hari ini.”
“Sudah kubilang jangan khawatir, ini tidak akan berpengaruh, tidak akan berpengaruh.”
Hoshinomiya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti minum dan meminta cangkir ketiga.
“...Kalau begitu, aku akan memberi tahumu sesuatu sebelum kamu mabuk. Kalian sebaiknya melihat garis besar untuk ujian khusus berikutnya.”
Mashima mengoprasikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja.
“Yang penting adalah nama ujian khususnya. Kalian akan memahaminya segera setelah kalian melihatnya.”
“Nama ujiannya?”
“Bacalah.”
Keduanya saling memandang dan melihat ke ponsel itu hampir secara bersamaan.
Dan saat mereka melihatnya, Chabashira tersentak. Begitupun dengan Hoshinomiya.
Ujian khusus yang pernah dialami Chabashira dan Hoshinomiya ketika mereka masih seorang siswa.
Kabarnya itu telah diputuskan bahwa ujian itu akan diadakan pada awal semester kedua.
“11 tahun yang lalu... bahkan jika itu sudah lama sekali, seharusnya kalian mengingat ujian khusus ini dengan sangat baik.”
Melihat nama ujian khusus yang tercantum itu berulang-ulang, Chabashira kehilangan kata-kata.
Hoshinomiya berpaling dari ponsel dan memegang gelas ketiga yang telah dibawa kepadanya.
Ketika dia melihat wajahnya terpantul di sana, dia tertawa untuk mengejek dirinya sendiri.
“Sungguh, aku tak menyangka kita akan melakukan ujian khusus ini lagi, ya...”
Chabashira tidak bisa menjawab apa pun, hanya memejamkan matanya sekali dalam diam.
“Aku yakin, pemungutan suara di kelas tahun lalu... kupikir ini adalah penganti untuk itu?”
Hoshinomiya memandang Mashima, seolah-olah untuk mengkonfirmasi.
“Pada akhirnya, pihak sekolah tidak punya pilihan lain selain memakai cara yang sama. Tampaknya jika salah satu siswa tahun kedua dikeluarkan dalam ujian di pulau tak berpenghuni, ujian khusus berikutnya rencananya akan menjadi sesuatu yang berbeda.”
“Yah, sepertinya apa boleh buat. Aku bahkan tidak bisa membuat ujian tertulis yang cukup sulit untuk membuat seseorang dikeluarkan. Kelas Sae-chan terlalu bagus sih~? Jadinya ada ujian khusus yang sangat bermasalah dan tidak menyenangkan deh.”
Hoshinomiya menekankan, seolah ingin memanas-manasinya.
“Terlalu dini untuk menyebutnya sangat bermasalah. Tergantung bagaimana kau melihatnya, ini hanya ujian yang sepele.”
“Tapi, membuat satu pilihan yang salah dan itu akan berubah menjadi masalah yang sulit. Benar begitu, ‘kan? Sae-chan?”
Chabashira dengan mata tertutup tidak mengatakan ya atau tidak.
“Itu benar... kalian berdua sangat tersiksa oleh ujian khusus ini.”
“Seingatku itu ketika kami berada di semester ketiga tahun pertama kami. Aku tidak pernah melupakan hari itu.”
Kata-kata itu ditujukan untuk dirinya sendiri dan untuk Chabashira seolah-olah dia sedang bernostalgia dengan masa lalu.
“Jadi, sampai kapan kamu akan diam seperti itu? Apa kau tidak punya komentar?”
Ketika ditanya itu, Chabashira tidak bisa berbicara, seolah-olah dia tidak bisa menegakkan kepalanya.
“Menyedihkan.”
Setelah keluhan singkat, dia mengabaikan Chabashira, yang tidak mengembalikan apa pun, dan mengalihkan pandangannya ke Mashima.
“Bagaimana menurutmu, Mashima-kun? Ujian khusus berikutnya... apakah akan ada yang dikeluarkan dari sekolah?”
“Meskipun kelas A memiliki keunggulan, masih ada peluang bagi kelas B dan di bawahnya untuk membalikkan keadaan. Kalau mereka berusaha untuk menang, ada kemungkinan besar mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan.”
“Firasat bencana———kali, ya.”
(Tln: Doronuma no yokan, kalau ada yang tau artinya hubungi admin)
Hoshinomiya bergumam dan meminta minuman keempat pada bartender.
Kecepatan minumnya meningkat dengan cepat.
“Yah, kelasku mungkin akan baik-baik saja dalam artian buruk, tapi aku tidak yakin dengan kelas Sae-chan. Saat ini, mereka sedang memanjat keluar dari dasar dengan kekuatan yang luar biasa, dan jika mereka bisa meningkatkan poin kelas di sini, mereka bisa berada di kelas B sekaligus. Kalau aku———”
“Aku akan kembali ke kamarku.”
Chabashira, yang sudah lama terdiam, berdiri, mengatakan itu sebelum meminum cangkir pertamanya.
“Tepat ketika kupikir kau akhirnya bicara, kau malah mau pergi.”
“Maaf, tapi kalian berdua teruskan saja tanpa aku.”
Melihat Chabashira membalikkan punggungnya, ekspresi Hoshinomiya, yang selalu dengan langkahnya sendiri, berubah total.
“Dengar ya!”
Hoshinomiya membanting gelas tanpa sake dengan keras ke atas meja.
Kemudian dia berdiri dengan cepat.
Tindakan ini tidak hanya mengejutkan Chabashira, tetapi juga Mashima, yang tidak dapat berbicara dan menunjukkan sedikit kegelisahan.
Untungnya, hanya ada tiga pengunjung di tempat itu.
“Mau sampai kapan kau akan mengejar cintamu yang membosankan?!”
“...Apa yang kau bicarakan?”
“Apa kau tahu berapa umur kita sekarang? 29 loh? Itu adalah kisah cinta bertahun-tahun yang lalu, kau tahu?!”
“Oi, tiba-tiba kau terlalu banyak minum———.”
“Kau diam saja, Mashima-kun!”
“......”
Bartender, yang sedang menyeka gelas di dekatnya, merasakan sesuatu yang tidak biasa dan berdiri dari tempat duduknya untuk pergi ke kamar kecil.
“Kau terus saja menghentikan waktumu sejak tahun ketiga SMA mu, tapi yang ada kau hanya bertambah tua. Dan kemudian kau seenaknya memberi beban pada anak-anak saat ini... ha? Bukankah itu bodoh?”
Chabashira meninggalkan tempat itu dalam diam, bahkan tanpa memberikan balasan apa pun terhadap rentetan sumpah serapah itu.
Ada keheningan antara Hoshinomiya dan Mashima yang tertinggal di tempat itu.
“Aarara, dia pergi.”
Merasa kecewa, Hoshinomiya mengambil minuman yang ditinggalkan oleh Chabashira dan duduk kembali.
“Kamu juga jahat, Hoshinomiya”
“Habisnya mau bagaimana lagi. Sudah cukup buruk dengan ujian khusus ini akan datang, dari semua hal.”
“Karena ujian khusus inilah yang menciptakan ikatan yang menentukan antara kalian berdua.”
“Kalau Sae-chan memilih jawaban yang benar, kita bisa lulus sebagai kelas A, ingat?”
“...Jadi kau masih membencinya, ya?”
“Tentu saja aku membencinya. Karena itu aku gagal dan sekarang aku menjadi guru di sekolah ini. Padahal faktanya, aku bisa pergi ke dunia yang lebih berkilauan.”
“Setelah ujian itu, kehidupan asrama menjadi sangat sulit karena kamu dan Chajashira berbagi kamar.”
“Kami tidak bisa hidup bersama setelah itu terjadi. Mungkin kami bisa saling membunuh.”
“Itu berlebihan... itulah yang sangat menakutkan tentang kalian.”
Hoshinomiya meraih sehelai rambutnya dan mencabutnya.
“Kukira kau sudah menyembuhkan kebiasaan itu?”
“Ah, kok malah. Aku melakukannya secara tidak sadar... rambutku yang berharga... mau?”
“Ogah.”
Mengabaikan rambut yang ditawarkan kepadanya dan meminta minuman kedua dari bartender ketika dia kembali.
Melihat itu, Hoshinomiya juga memesan untuk cangkir keempat.
“Bukan ide yang baik untuk berbagi kamar. Ketika semuanya berjalan dengan baik, itu baik-baik saja, tapi ketika masalah muncul, hubungan dapat berubah secara drastis. Apalagi jika berhubungan dengan cinta dan masa depan.”
Sebelum ada yang tahu, Hoshinomiya kembali ke ekspresi lucunya yang biasa.
“Padahal semua siswa tahun kedua sudah berhasil selamat dari ujian di pulau tak berpenghuni. Sekolah juga kejam.”
“Awalnya, akan ada beberapa anak dikeluarkan dari sekolah dalam setahun, itulah kebijakan yang dibuat sekolah ini. Ada terlalu banyak siswa tahun kedua yang tersisa. Tapi pihak sekolah juga sudah cukup mengakui kerja keras siswa tahun kedua. Itu sebabnya ada ujian khusus ini. Kita masih belum tahu bagaimana hasilnya.”
“Itu benar sih, tapi… ujian itu benar-benar memunculkan keburukan dan kelemahan hati seseorang. Kukira paling tidak yang bisa mereka syukuri adalah bahwa ini baru di akhir semester pertama tahun kedua mereka. Ah, jadi itu ada hubungannya dengan fakta bahwa sekolah juga menyetujuinya.”
“Semakin pendek sisa masa sekolah, semakin berharga poin kelas dan semakin sulit ujian khusus. Ini sedikit melegakan jika dibandingkan dengan apa yang kita alami di semester ketiga tahun pertama kita.”
“Aku jelas tidak salah... karena yang salah, itu Sae-chan...”
“Itu tergantung bagaimana kau memikirkannya. Kau dan Chabashira sama-sama membuat keputusan yang tepat.”
“Aku tidak yakin.”
Tiba-tiba, tangan Hoshinomiya berhenti saat dia hendak meminum sake yang baru diberikan.
“Ada apa?”
“Kelasku… setidaknya tidak akan bisa menjadi kelas A.”
“Apa yang kamu bicarakan?”
“Aku sudah tahu itu. Aku merasa kelasku tidak bisa mencapai kelas Sakayanagi-san. Tapi... tapi, meski begitu, aku tidak akan pernah membiarkan kelas Sae-san lulus sebagai kelas A. Bagiku, lulus sebagai kelas A adalah impian yang sudah lama terpendam. Gadis yang menghancurkan itu tidak berhak membuat muridnya sendiri lulus sebagai kelas A. Bukan begitu, Mashima-kun?”
“...Bukankah keduanya adalah masalah yang berbeda?”
“Itu tidak berbeda. Sama sekali tidak.”
“Selain itu, kelas Ichinose sangat bagus. Masih ada cara untuk masuk ke kelas A. Mungkin kelas Ichinose akan melewati ujian khusus berikutnya dengan mudah.”
“Itu tidak cukup baik. Tidak peduli seberapa kejam masa depan yang menunggu, mereka harus menjadi iblis untuk memenangkan kelas A. Seperti yang akan ku lakukan.”
“Bahkan jika ada yang dikeluarkan, ya?”
“Ya, bahkan jika ada yang dikeluarkan.”
Meski begitu, katanya sambil menghela nafas.
“Hirata, Kushida, Horikita, KĆenji dan AyanokĆji... terlalu tidak adil tidak peduli berapa kali aku memikirkannya.”
“Seperti tahun sebelumnya, itu adalah kelas penuh dengan siswa yang dianggap bermasalah, tapi ada rasa kekompakan yang aneh. Seolah-olah setiap kekurangan telah dihilangkan, satu per satu.”
(Tln: coba tebak kerjaan siapa ini?)
“Aku berharap itu hancur berkeping-keping di ujian khusus berikutnya.”
Kemudian Hoshinomiya meletakkan kepalanya di bahu Mashima.
“Mungkin aku sedikit mabuk... aku mau istirahat nih, di kamar Mashima-kun.”
“Kalau kau mau tidur, tidur di kamarmu.”
“Kasar ih. Apakah tidak ada cara yang lebih lembut untuk mengatakannya?”
“Kalau kamu mau tidur, sebaiknya kamu kembali ke kamarmu.”
“Itu tidak banyak berubah!”
Dia menarik dirinya lebih dekat, seolah memeluk lengan kirinya yang besar.
Tetapi Mashima melepaskannya dengan paksa.
“Apa kau dalam masalah?”
“Aku tidak dalam masalah.”
“Eeh, kalau gitu setidaknya bawa aku ke kamarku sih~. Lalu di kamarku kita bisa minum lagi, yuk? Sampai pagi.”
“Maaf, tapi aku juga akan kembali ke kamarku. Kau juga jangan minum terlalu banyak.”
“Tidakkah menurutmu ini adalah kesempatan sekali seumur hidup?”
“Maaf, tapi aku tidak ingin terlibat denganmu atau Chabashira. Itu hanya akan membuatku dalam masalah.”
“Kibishi~”
Di konter bar yang kosong, Hoshinomiya dalam kesunyian menyesap minumannya.
Sy berharap yg d keluarkan adalah kushida
ReplyDeletesayang bet karena hori harapanmu tdk terwujud
DeleteWkwk
DeleteMungkin salah satu dari kelas ichinose akan dikeluarkan, abis itu kanzaki mengambil komandk kelas
ReplyDeleteGass terus min
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOp jelas kerjaannya mas Kiyo dong. Btw gua gak nyangka Chabashira-sensei pernah jatuh cinta. Skrg jadi masuk akal pas dulu dia bilang ke Ayanokouji kalo hidupnya sudah dipenuhi dengan penyesalan.
ReplyDeletelanjut min
ReplyDeletechad mashima
ReplyDeleteJadi penasaran gimana caranya Ayanokouji bakal keluarin Kushida.
ReplyDeleteDulu waktu Ryueen masih down, dia sempat bilang ke Ryueen kalo dia bakal keluarin Kushida di kesempatan selanjutnya.
SMA tapi udah kaya Real Life aja itu kehidupannya. Kejam banget.
Lanjut min
ReplyDeleteDoronuma kan situasi mengerikan yg tidak bisa di hindari , pake aja kata " firasat buruk"
ReplyDeleteKlo syoukouhin gw g tau
Setelah membaca ini, gue jadi khawatir ama hubungan Kiyo x Kei di ujian berikutnya
ReplyDelete