Bab 3Ke Rodania
◇◇◇
Kemudian, beberapa jam kemudian.
Pesawat sihir yang membawa Rio dan yang lainnya akhirnya tiba di Rodania. Mungkin karena kepulangan Christina dan Flora telah diumumkan oleh pesawat sihir pendahulu, sejumlah besar bangsawan dari Restorasi memadati pelabuhan di danau di Rodania.
Ketika Rio dan Duke Huguenot turun bersama Christina dan Flora, Marquis Rodan mengambil inisiatif untuk mendekati mereka dan mengungkapkan kegembiraannya atas kembalinya mereka hidup-hidup.
Kemudian, karena mereka tidak bisa hanya berdiri di sana dan berbicara, mereka naik kereta langsung ke benteng, yang juga digunakan sebagai kantor pusat.
(...Dia sepertinya tidak berada di keramaian. Aishia pasti menyadari aku mendekat, jadi apa mungkin dia sedang mengajar. Ini masih cerah juga)
Rio melirik kerumunan sebelum naik kereta, tetapi tidak meliat sosok Celia. Tepat ketika——,
(Haruto, selamat datang kembali)
Dia menerima telepati dari Aishia.
(...Aku pulang, Aishia)
Rio tanpa sadar mengendurkan bibirnya dan menjawab di dalam hatinya. Mendengar suara Aishia entah bagaimana dia merasa sangat lega.
(Celia sedang mengajar sekarang. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan Haruto, Christina dan Flora, tapi dia frustrasi karena dia tidak bisa membatalkan kuliah)
(Ahaha, begitu, ya. Aku akan langsung menuju ke kantor pusat, jadi aku akan menunggu sampai dia selesai mengajar)
Kebetulan Celia sedang mengajar di kantor pusat juga.
(Baiklah. Aku akan memberi tahu Celia)
(Kalau gitu, sambil menunggu, mari kita selesaikan berbagi informasi yang diperlukan)
Rio menyarankan Aishia saat dia naik kereta enam tempat duduk yang mewah bersama Christina, Flora, Duke Huguenots, dan Marquis Rodan.
(Un. Saat Haruto pergi, ada insiden juga di Rodania. Aku punya sesuatu untuk dilaporkan)
(Itulah yang ingin aku dengar. Aku mendengar bahwa Celia-sensei melihat Reiss di Kerajaan Galarc.
(Dia tidak melaporkan semuanya ke Restorasi. Akan ku ceritakan apa yang terjadi)
(Aa)
Rio menjawab dengan wajah muram. Dan——,
“Tuan Amakawa, apa ada masalah?”
Christina yang duduk di seberangnya, memperhatikan perubahan ekspresi Rio dan bertanya dengan ekspresi khawatir di wajahnya.
“Tidak, tidak ada apa-apa.”
Rio tersenyum untuk menutupinya, kemudian dia memutuskan untuk bertanya kepada Aishia tentang keadaannya.
(Bisakah kau ceritakan detailnya sembari kami bergerak?)