-->

Cari Blog Ini

Seirei Gensouki Volume 16 Bab 4 Part 2 Indonesia

Bab 4
Kembali dan Reuni

 

◇◇◇


Dan puluhan menit kemudian. Rio ditemani oleh Christina dan Flora, dan mereka bertiga meninggalkan kamar rumah sakit Vanessa.

Vanessa telah memakan semua makanan yang dia butuhkan dan sekarang tidur nyenyak seolah-olah telah tenang kembali. Karena langsung tidur setelah makan akan sangat membebani tubuhnya, dia memakai gelang yang berisi sihir untuk memperkuat kemampuan fisiknya, dan dengan terus memberinya kekuatan sihir dari luar, sihirnya bisa terus aktif dan ditidurkan dengan tubuhnya dalam keadaan distimulasi.

Melihat wajah puas Vanessa saat dia tidur nyenyak, Christina menyarankan bahwa tidak ada gunanya tinggal di kamar ini, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke tempat tertentu. Duke Huguenot dan Marquis Rodan memutuskan untuk berpisah karena mereka memiliki beberapa informasi yang diperlukan untuk dibagikan.

“Nafsu makannya besar sekali, ya, Vanessa.”

Flora mengingat kembali kejadian di kamar rumah sakit dan berkata dengan kagum.

“Mengejutkan, sih. Tapi itu bagus.”

Christina juga tersenyum lega dan——,

“Terima kasih banyak, Tuan Amakawa. Saya terus-terusan berhutang budi kepada Anda, tapi tolong izinkan saya mengucapkan terima kasih untuk ini juga.”

Dia berterima kasih kepada Rio.

“Tidak perlu, Christina-sama-lah yang menyembuhkannya.”

“Tapi, Tuan Amakawa juga mengaktifkan semacam seni, ‘kan?

Christina bertanya, mengintip ke samping ke wajah Rio.

“Eh, yah.... Tapi saya tidak bisa memberi tahu orang lain tentang apa yang saya lakukan, jadi Anda benar-benar tidak perlu berterima kasih kepada saya.”

Rio mengangguk, tapi menolak diberikan ucapkan terima kasih. Dia telah memberitahu Christina dan Flora tentang seni sihir, tetapi dia tidak berniat untuk memberitahukannya kepada orang lain. Tapi——,

“...Maka saya akan melakukan apa pun yang saya bisa secara pribadi untuk membalas budi Anda.”

Selama dia berutang budi padanya, Christina tidak bisa menyerah begitu saja. Dia mengatakan kepadanya bahwa bahkan jika dia tidak bisa berterima kasih padanya di depan umum, dia ingin berterima kasih padanya secara pribadi.

“Saya juga, izinkan saya berterima kasih pada Anda, Haruto-sama.”

Flora dengan cepat meminta.

“Baiklah, kapan-kapan kalau ada kesempatan lagi. Ada tempat yang ingin saya kunjungi sekarang.”

Rio mengubah topik pembicaraan dengan ekspresi sedikit bermasalah di wajahnya.

“...Ya. Kita baru saja sampai. Ini ruangannya.”

Christina berhenti di luar sebuah ruangan di dalam benteng kantor pusat.

“Apa benar tidak apa-apa, untuk masuk ke dalam?”

Rio ragu-ragu mengkonfirmasi. Karena——,

“Ya, saya juga berniat untuk berjalan di sekitar benteng untuk menunjukkan bahwa saya dan Flora masih hidup. Sepertinya dia masih mengajar, jadi ayo masuk dan minta izin Celia-sensei untuk mengamati.”

Ya, di ruangan yang akan mereka masuki, Celia tengah memberikan kulah kepada anak-anak bangsawan yang tergabung dalam Restorasi.

Kembalinya Christina dan Flora hidu-hidup sudah diketahui oleh semua bangsawan di seluruh Rodania, tapi menunjukkan bahwa mereka benar-benar selamat akan berdampak besar pada moral para anggota. Karena tidak ada pekerjaan segera yang harus dilakukan, Christina memutuskan untuk berjalan di sekitar benteng dan, “Mumpung di sini, kenapa kita tidak mengamati pembelaran Celia-sensei?” dia mengundang Rio untuk itu. Celia tampaknya memberikan beberapa kuliah berturut-turut dan saat ini berada di tengah kuliah terakhirnya hari ini.

(Aishia, aku akan masuk ke dalam sekarang)

Rio mengirim telepati ke Aishia sebelum memasuki ruangan.

(Un. Celia sedang panik)

Aishia segera menjawab. Dia sudah memberi tahu Celia lebih dulu ketika mereka memutuskan untuk pergi mengamati kelas agar dia tidak terkejut, tapi tampaknya dia menjadi gelisah.

Kemudian, sementara mereka melakukan telepati, Christina membuka pintu ruangan sedikit, mengintip ke dalam, dan mendorongnya terbuka.

“Ayo masuk.”

Christina memasuki ruangan lebih dulu, dan Flora mengikuti di belakangnya.

Rio juga mengikuti mereka. Pemandangan kelas mulai terlihat. Ruangan itu berbentuk persegi panjang, dengan siswa di awal hingga pertengahan remaja duduk di ruang sempit.

Celia tahu bahwa Rio dan yang lainnya akan datang melalui Aishia, tapi itu tidak berarti dia dapat memberi tahukan bahwa, “Christina-sama dan Flora-sama akan segera datang.” ke para siswa. Dia berdiri di podium di depan ruangan, memberikan kuliah seolah-olah dia tidak tahu bahwa Rio dan yang lainnya ada di sana.

Namun, kuliah terputus pada saat itu ketika pintu ruangan terbuka. Tatapan para siswa juga dengan cepat diarahkan ke pintu di depan ruangan. Mungkin itu karena orang-orang yang muncul adalah Christina dan Flora, para siswa mulai berisik sekaligus. Dan——,

“A-Anak-anak! Diam, diam!”

Celia bertepuk tangan di atas podium dan mencoba menenangkan para siswa. Kemudian, dia meninggalkan podium dan mendekati Rio dan yang lainnya dengan terburu-buru——,

“Ini Christina-sama, Flora-sama. Dan Haruto...”

Mungkin karena dia bisa melihat kedua putri dengan selamat, atau mungkin karena dia sudah lama tidak melihat wajah Rio, mata Celia berair dipenuhi emosi.

“Maaf telah membuat keributan karena kemunculan kami yang tiba-tiba.” kata Christina sedikit menyesal.

“Tidak kok. Saya sangat senang melihat kalian berdua selamat. Para siswa juga terlihat senang. Tapi, apa yang membawa kalian ke sini?”

Celia memiringkan kepalanya dan bertanya.

“Kami datang untuk menunjukkan kepada para anak muda Restorasi bahwa kami selamat... itu juga salah satu alasannya, tapi karena Tuan Amakawa menemani kami, kami ingin mengamati kuliah Celia-sensei.”

Christina tersenyum sedikit nakal dan menjelaskan. Ekspresi wajahnya begitu alami dan dia terlihat sangat bahagia——,

“...Begitu, ya. Tentu saja boleh, tapi tolong tunggu sebentar karena saya akan memberi tahu para siswa tentang hal itu.”

Celia sedikit melirik, dan kemudian mengalihkan pandangannya ke para siswa. Lalu——,

“Anak-anak, Christina-sama dan Flora-sama, yang kembali dengan selamat, ingin melihat kuliah kita hari ini.”

Mengangkat suaranya, dia memberi tahu para siswa di kelas.

“Wooh!”

Para siswa berteriak gembira. Mereka juga tahu bahwa Christina dan Flora akan kembali ke Rodania dengan selamat, tapi tugas utama mereka adalah belajar. Mereka ingin menjemput mereka di pelabuhan, tapi mereka menahan diri dan menghadiri kuliah seperti ini, jadi mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak senang ketika Christina dan Flora muncul, dan bahkan lebih sulit untuk tidak bersemangat ketika diberitahukan kalau mereka akan mengamati kuliah.

“Diam, diam! Kita perlu menunjukkan pemandangan kuliah seperti biasa. Tidak perlu terlalu antusias, tapi juga jangan sampai kalian terlihat menyedihkan, loh? Tetap tenang dan jangan membuat keributan. Kalian mengerti?”

Celia bertepuk tangan lagi dan memanggil para siswa. Hal ini mungkin telah berhasil merangsang harga diri para siswa, mereka menjawab serempak, “Ya!” dan segera diam.

“Seperti yang diharapkan, keterampilan Anda memang luar biasa, ya.”

Cristina memuji Celia.

“Anak-anak tampaknya antusias untuk menunjukan kebolehan mereka.”

Celia tertawa kecil dan melihat sekeliling ke arah para siswa.

“Rasanya seperti mimpi saja bisa menghadiri kuliah Celia-sensei lagi seperti ini. Bersama OnÄ“-sama dan Haruto-sama juga.... Ini benar-benar bagaikan mimpi,”

Flora berkata dengan perasaan senang yang tulus. Flora dan Christina menghadiri kuliah Celia bersama Rio adalah sesuatu yang tidak terbayangkan ketika dia menghadiri Royal Academy di Beltram. Ketika masih di akademi, Rio selalu menghadiri kuliah sendirian.

(Rasanya, kok..., suasana dari keduanya sepertinya sedikit berbeda dari sebelumnya)

Celia merasakan sedikit kegelisahan. Mungkin itu karena identitas asli Rio telah diketahui oleh Christina dan Flora, tapi Celia belum mengetahuinya.

“...Aku ikut senang mimpimu menjadi kenyataan. Nah, kami tidak bisa terus mengganggu kuliahnya, jadi tolong jangan khawatirkan kami dan lanjutkan kuliahnya.”

Wajah Christina menjadi lembut, seolah-olah dia merasakan perasaan Flora. Kemudian dia mendesak Celia untuk melanjutkan kuliahnya.

“Ada kursi kosong di belakang, jadi silahkan jika kalian ingin duduk.”

“Terima kasih banyak. Saya juga akan mengamati kuliah Sensei sambil mengenang masa lalu. Permisi.”

Cristina menuju ke belakang kelas bersama Rio dan Flora. Sekitar seratus siswa memandang dengan penuh minat ketika mereka bertiga berjalan.

“Hei. Ngomong-ngomong, siapa bangsawan laki-laki muda itu?”

“...Tuan Amakawa, ‘kan? Ksatria Kehormatan dari Kerajaan Galarc. Kudengar dia adalah tokoh kunci dalam penyelamatan Christina-sama dan Flora-sama.”

Dan seterusnya, para siswa laki-laki melihat ke arah Rio. Karena Christina dan Flora berjalan dengan orang asing yang seumuran dengan para putri, wajar saja jika dia menarik perhatian.

“Kurasa dia tidak jauh lebih tua dari kita.... Dia juga menerima pujian atas bergabungnya Christina-sama dalam Restorasi, ‘kan?”

“Sepertinya dia juga muncul di pesta yang diadakan saat itu.”

“Kudengar dia adalah mediator raja Galarc dan para pahlawan.”

Beberapa anak laki-laki saling berbisik dengan iri, bertanya-tanya berapa banyak pujian yang dia dapatkan pada usia yang tidak jauh berbeda dari mereka sendiri.

Misalnya, Duke Huguenot dan Marquis Rodan berusaha membuat wanita muda mendekati Rio di pesta ketika Christina bergabung dengan Restorasi, jadi Rio masih belum dikenal di kalangan bangsawan pria muda, tapi tentu saja, beberapa dari mereka mengenalnya dan identitas aslinya telah diketahui.

“Sekarang, mari kita lanjutkan kuliahnya.”

Ketika Celia melihat Rio, Christina dan Flora duduk berdampingan di kursi belakang, dia dengan lembut mengendurkan pipinya dan mengumumkan bahwa kuliahnya akan dilanjutkan.

(Kalau dipikir-pikir, sudah 4 tahun sejak Rio melihat kuliahku, ‘kan.... Un, aku juga harus bersemangat)

Pikir Celia.

Rio pun sama——,

(Aku tidak pernah menyangka akan bisa mengambil kuliah Sensei lagi)

Dia tersenyum pada Celia saat dia mulai mengajar para siswa. Penampilan Celia tidak berubah sama sekali dari empat tahun yang lalu, jadi dia benar-benar merasa seperti saat itu. Jika ada perbedaan, itu adalah——,

(Aku duduk seperti yang diminta, sih...)

Tentang bagaimana dia terjepit di antara dua orang yang tidak seharusnya duduk disebelahnya pada saat itu. Jika dia menoleh ke kanan, Christina ada di sana, dan jika dia menoleh ke kiri, Flora ada di sana.

Christina duduk dengan sopan dan mendengarkan penyampaian Celia dengan seksama. Flora tersenyum bahagia, tapi ketika dia melihat tatapan dari Rio yang duduk di sebelahnya, dia menyeringai karena malu.

(...Yoshi, mari kita fokus)

Rio segera mendapatkan kembali ketenangannya dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada kuliah.

Related Posts

Related Posts

Post a Comment