Bab 7Pesta Minum Teh yang Kacau?
◇◇◇
“Yang terakhir Miharu-san dan Aishia, ya...”
Rio menghela nafas lega ketika melihat wajah dua orang terakhir yang datang.
“Maaf hanya kami yang tidak terlihat baru...”
Miharu meminta maaf dengan menyesal.
“Tidak, itu tidak benar. Aku selama ini melakukan perjalanan, dan kita bertiga tidak punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama. Entah bagaimana, ini sangat menenangkan. Sungguh...”
Mengingat interaksi sebelumnya dengan Charlotte, Rio berkata dengan sungguh-sungguh.
“...Ya. Kalau begitu, syukurlah.”
Ekspresi Miharu kaku, mungkin karena dia sedikit gugup.
“Etto, bagaimana kalau duduk?”
Rio mempersilakan mereka untuk duduk.
“Baik...”
Miharu berjalan dengan canggung dan mencoba berputar ke kursi di seberang Rio. Namun, Aishia meraih tangan Miharu.
“Ayo kita bertiga duduk berdampingan.”
“Tungg, Ai-chan?”
“Miharu selalu ingin duduk di sebelah Haruto, tapi malah memberikannya pada orang lain. Tidak ada orang lain di sini sekarang, jadi Miharu harus duduk di sebelahnya.”
“Memangnya aku pernah mengatakan kalau aku ingin duduk di sebelah Haruto-san!?”
Wajah Miharu memerah saat dia mengeluh.
“Nah, duduklah.”
Aishia mendudukkan Miharu di sebelah kanan Rio dan dirinya di sebelah kiri Rio.
“.........”
Miharu melihat ke bawah, ke arah yang berlawanan dari Rio, dan terus diam. Jelas sekali bahwa dia gugup.
“...”
Rio merasa agak tidak enak. Dan——,
“...Haruto.”
Aishia memanggil nama Rio.
“Apa?”
“Miharu gugup.”
Tubuh Miharu gemetar saat Aishia memberitahunya.
“...Un.”
Rio mengangguk canggung.
“Kamu bisa memanggilnya MÄ«-chan.”
“Ee?
Rio kaget.
“Apa yang kamu bicarakan, Ai-chan!?”
Miharu buru-buru menatap Aishia.
Akibatnya, wajah Rio, yang duduk tepat di sebelahnya, juga terlihat. Ketika dia menyadari bahwa tatapan Rio telah beralih ke arahnya, dia dengan cepat membuang muka karena malu.
Bagaimana mengatakannya, Miharu menyukai Rio adalah fakta yang tidak bisa disembunyikan lagi. Ada bagian dari Rio yang tidak terbiasa dengan cinta yang diberikan orang kepadanya, tapi dia menyadari cinta yang ditunjukkan Miharu kepadanya. Kenyataannya, dia tidak sengaja mendengar perasaan Miharu saat di pesta malam.
Sejak saat itu, Miharu terlalu malu untuk berduaan dengan Rio. Rio juga menyadari hal itu, dan mereka berdua jarang berduaan.
Tapi, itu namanya melarikan diri. Rio memutuskan untuk menyampaikan apa yang menurutnya harus dia katakan padanya. Itu sebabnya dia tidak bisa lari begitu saja seperti sekarang. Karena dia pikir itu tidak jujur untuk terus mengelak dan melarikan diri dari posisinya.
Dia perlu menyampaikan pikirkannya dengan benar setidaknya sekali. Karena itu, dia tidak bisa melewatkan momen ini ketika mereka bersama.
“......MÄ«-chan.”
“!?”
Miharu terkejut dan menatap wajah Rio lagi.
“Aku menyebut diriku seperti itu, tapi sudah kuduga aku yang sekarang bukanlah Amakawa Haruto. Aku telah menjalani hidupku sebagai Rio sampai hari ini...”
Itu sebabnya dia membalas dendam pada Lucius. Sekarang setelah balas dendamnya berakhir, ide untuk menjadi Amakawa Haruto tidak pernah terpikir olehnya.
“Aku..., aku yang sekarang adalah Rio. Aku Haruto Amakawa, tapi itu bukan Amakawa Haruto. Kami adalah orang yang berbeda. Karena aku tidak bisa membuang fakta bahwa aku tumbuh sebagai Rio di dunia ini dan apa yang telah kuperoleh sebagai Rio.”
“.........”
Miharu menatap wajah Rio dan menunggu kata-katanya.
“Gimana ya bilangnya, aku adalah orang yang logis dan merepotkan. Itu sebabnya aku tidak bisa menjadi Amakawa Haruto. Begitulah menurutku, dan itulah kenapa kupikir Amakawa Haruto harus dibuang. Jadi aku mencoba mendorong Miharu-san menjauh. Tapi aku juga punya ingatan tentang Amakawa Haruto. Aku mencoba membuang Haruto Amakawa, tapi aku tidak bisa membuangnya. Aku masih tidak tahu apa artinya itu, atau apakah tidak apa-apa bagiku memiliki cara hidup yang nyaman seperti itu, tapi...”
Mengatakan itu, Rio masih terlihat sedikit bimbang. Tapi——,
“Mungkin aku bisa... menjadi Rio dengan ingatan Amakawa Haruto. Karena aku yang sekarang adalah Rio, tapi aku tidak ingin lagi lari dari kenyataan bahwa aku pernah menjadi Amakawa Haruto.... Itulah sebabnya, bagiku yang sekarang, kamu adalah Miharu-san dan MÄ«-chan. Aku tidak bisa sepenuhnya menjadi Amakawa Haruto dan berinteraksi denganmu, tapi itulah perasaan jujurku. Aku merasa aku harus memberitahumu semua itu. Demi dirimu yang berharga bagiku, yang melihatku sebagai Rio dan sebagai Amakawa Haruto...”
——Keduanya, loh. Kurasa aku mencintai keduanya. Pada Haru-kun sebelum dilahirkan kembali, dan pada Haruto-san yang sekarang. Aku telah jatuh cinta pada orang yang sama dua kali.
Rio sekarang mengingat apa yang dikatakan Miharu kepada Takahisa. Karena kata-kata Miharu itulah Rio merasa bahwa dia mungkin bisa menjalani hidupnya sebagai Rio dan sebagai seseorang yang memiliki ingatan Amakawa Haruto.
“Ya, ya...”
Miharu meneteskan air mata dan menganggukan kepalanya.
Dia akhirnya bisa berpikir bahwa Rio, yang selama ini melihatnya dari jauh, juga bisa melihatnya sebagai teman masa kecilnya.
Dia merasa sangat senang. Lalu——,
“Rio.”
Aishia memanggil nama Rio dengan suara lembut.
“Aishia...?”
Mata Rio melebar. Dia bertanya-tanya mungkin ini pertama kalinya Aishia memanggilnya dengan namanya. Itulah yang dia pikirkan.
“Kamu adalah Rio. Tapi, kamu juga Amakawa Haruto, loh. Karena itu, percayalah pada dirimu sendiri. Mungkin ada banyak kesulitan yang menunggumu di masa depan. Tapi kamulah yang menerima diriku yang seharusnya bukan apa-apa...”
Kata Aishia dengan wajah damai dan meletakkan tangannya di dadanya.
“...Terima kasih, Aishia.”
Rio berterima kasih padanya dan tersenyum lebar.
Kemudian dia menatap wajah Miharu seolah dia telah mengambil keputusan——,
“Sebagai orang yang memiliki ingatan Amakawa Haruto, sebagai Amakawa Haruto hanya pada saat ini, mungkin hanya kata-kata ini yang harus kusampaikan pada MÄ«-chan dengan benar. Karena di kehidupanku sebelumnya, aku tidak bisa menyampaikan kata-kata ini.”
Dia mulai mengatakannya.
“Etto, apa itu?”
Miharu sedikit menarik napas dan mempersiapkan dirinya. Dan——,
“Lama tidak bertemu, MÄ«-chan. Senang akhirnya bertemu denganmu.”
——Maafkan aku yang selama ini melarikan diri darimu. Rio menyampaikan kepada Miharu kata-kata reuni yang Amakawa Haruto tidak bisa sampaikan pada upacara penerimaan SMA, dengan senyum kusut yang biasanya tidak dimiliki Rio.