-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 6 Bab 6 Part 2 Indonesia

Bab 6
Tamu


2


Festival olahraga, di mana aku tidak hadir, berakhir dengan hasil yang hampir ideal.

Kelas juga naik ke hasil akhir, yang tidak terpikirkan dalam satu setengah tahun terakhir.

Kesenjangan dengan Kelas A telah menyempit, dan kelas Horikita meningkatkan poin kelasnya dengan ujian di pulau tak berpenghuni, ujian khusus suara bulat, dan festival olahraga, yang tidak dapat disangkal merupakan keberuntungan yang besar.

Beberapa hari kemudian, sekitar pertengahan bulan Oktober.

Peringkat festival olahraga adalah kelas Horikita di peringkat pertama, kelas RyĆ«en di peringkat kedua, kelas Ichinose di peringkat ketiga, dan kelas Sakayanagi di peringkat keempat. Tentu saja, ini bukan karena satu orang, tapi karena kemauan dan kekuatan seluruh kelas. Selanjutnya, pasangan Sudƍ dan Onodera menempati peringkat pertama dalam kompetisi individu.

Kƍenji juga meraih peringkat pertama di semua 10 perlombaan, tetapi karena semuanya adalah kompetisi individu, ia berakhir di peringkat kedua.

Sepertinya itu sudah cukup baginya, dan tidak ada masalah yang timbul.

Kemudian Sudƍ dan Onodera diberi hak untuk pindah kelas, tapi mereka memilih poin pribadi tanpa ragu-ragu. Meskipun menunjukkan ketidakstabilan, tapi mereka terus menaiki tangga ke Kelas A.

Kei ternyata punya janji dengan temannya, jadi hari ini aku memutuskan untuk pulang tidak jadi mampir ke Keyaki Mall.

Saat aku hendak pulang sendirian, aku dipanggil oleh Horikita.

“Aku ingin bicara denganmu sebentar, jika boleh.”

“Boleh saja kalau mau sambil jalan pulang.”

“Itu sudah cukup.”

Karena dia repot-repot memanggilku saat aku mau pulang, kurasa itu bukan sesuatu yang boleh didengar banyak orang.

“Aku mendapatkan pelajaran besar dari ujian khusus suara bulat sebelumnya.”

“Aku ingin mendengarnya.”

Festival olahraga telah berakhir, tapi masalah belum semua terpecahkan, kelas sudah mulai bergerak maju, meskipun situasinya masih tidak stabil, dan dalam konteks itu, Horikita masih galau dan belajar darinya.

“Aku tidak salah. Aku membuat pilihan untuk mempertahankan Kushida-san, dan aku sekali lagi dapat menyadari bahwa keputusan itu tepat.”

Di tengah tuntutan hasil, Kushida berkontribusi pada festival olahraga dengan meningkatkan perolehan poin yang dimilikinya.

Dia kembali menjadi siswa teladan yang serius dalam kehidupan sekolahnya sehari-hari, dan meskipun kontribusi sosialnya di OAA menurun pada awal Oktober, mungkin hanya masalah waktu sebelum dia bisa mendapatkannya kembali dari sini.

Jika aku membuat perbandingan yang tidak kenal ampun, dia berkontribusi jauh lebih banyak sebagai teman sekelas daripada Airi.

Tentu saja, tidak semuanya menguntungkan.

“Aku tahu. Masih ada beberapa ketidakpastian. Terutama dengan Hasebe-san, sejujurnya aku belum tahu harus berbuat apa. Tapi, jika ada ujian khusus lain yang serupa, kupikir aku bisa menyelesaikannya dengan lebih baik lain kali.”

“Atas dasar apa?”

“Dalam ujian itu, aku membuat janji yang ceroboh untuk mendapatkan suara bulat. Aku bilang aku akan mengeluarkan pengkhianat dari sekolah, tapi kemudian aku mengingkarinya. Itu adalah jalan pintas yang mudah untuk membuatnya bulat, tetapi aku tidak memahami besarnya risikonya. Aku tahu bahwa Kushida-san adalah pengkhianat. Dan bahwa aku membuat keputusan itu di saat aku belum memutuskan untuk mengeluarkannya dari sekolah. Itu adalah sebuah kesalahan.”

(Tln: Halah tai. Kalau ditanya gimana dia akan ngadepin situasi itu buat dirinya yang sekarang pasti juga bingung. Gak mau ngeluarin Kushida, juga gak punya solusi buat ngebongkar kedoknya tanpa membuatnya merusak kelas)

“Jika ada kemungkinan untuk mempertahankannya, maka tentu janji yang ceroboh hanya akan mencekikmu.”

Itu adalah tindakan putus asa yang dibuat disaat waktu semakin mepet, tapi jika kami dapat membuatnya bulat pada tahap itu, membuka kemungkinan bahwa akan ada seleksi untuk Airi atau mereka yang tidak memiliki kemampuan yang sama, memang benar bahwa efek sampingnya tidak akan separah sekarang.

Apa yang akan dia buang dan apa yang akan dia ambil?

“Kita memperoleh poin kelas. Tapi kita kehilangan banyak hal juga. Ujian khusus itu telah mengajariku banyak hal. Itu telah menunjukkan kepadaku kedua sisi kesuksesan dan kegagalan.”

“Namun, lebih baik tidak gagal.”

Horikita menutup matanya, menghembuskan napas pelan, lalu membukanya lagi.

“Aku masih kelas 2 SMA. Aku masih seorang anak. Tidak apa-apa jika aku gagal.”

“Kau masih muda.”

“Bersikap tidak tegas itu tidak seperti diriku. Aku———aku akan menjadi diriku sendiri. Aku mungkin tidak sebaik pemimpin lainnya. Tapi aku punya Hirata-kun, Karuizawa-san, Sudƍ-kun, Onodera-san, Kushida-san dan Kƍenji-kun. Dengan dukungan mereka, aku bergerak maju. Kelas A menunggu di depan sana, jadi aku memutuskan untuk berpikir begitu.”

“Begitu, ya.”

“Tentu saja, kau salah satunya. Meskipun aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, dan kau juga sering tidak kooperatif.... Kau sangat diperlukan untuk kelas dan juga untukku.”

Keberadaanku seperti roda bantu pada sepeda.

Bahkan jika itu sangat diperlukan pada awalnya, itu akan dilepas, membuatmu terjatuh, gemetaran berulang kali, dan akhirnya menjadi mudah untuk dikendarai.

Ada lebih dari satu orang yang akan menopang punggungmu saat kamu mengayuh sepeda.

Persis seperti teman sekelas mendukungmu.

Setelah melihatmu tumbuh sedikit lagi———


Aku akan meninggalkan kelasmu.


Aku belum mengatakannya sekarang, tapi Horikita pada akhirnya pasti akan mengetahui alasannya.


Kemudian———


Kamu akan mengerti.


Akan tiba saatnya ketika kelas yang kamu pikir pasti akan menang menghadapi kenyataan bahwa kelas itu tidak bisa menang.


Aku akan mengajarimu itu.


Untuk diriku sendiri, bukan untuk orang lain.


Aku, asalkan aku menang, itu sudah cukup.


Jika aku memutuskan untuk menjadi musuh dan mengalahkan Horikita, maka itu adalah sebuah kepastian.


Tapi, aku pergi karena aku ingin dikalahkan.


Ada masa depan yang ku harapkan tidak pasti.


Jawabannya sudah ada, tapi ada kontradiksi di mana aku menginginkan jawaban yang berbeda.

Related Posts

Related Posts

2 comments