-->

Cari Blog Ini

Love Comedy in The Dark Vol 1 Episode 5 (1)

Episode 5 (1)


Aku bertemu wanita aneh.

Dia menyebut dirinya Amagami Yumiri dan mulai menghantuiku, Satƍ Jirƍ. Dia muncul dalam mimpiku setiap malam untuk ‘menaklukan’ku, dan ketika itu gagal, dia menyatakan bahwa dia akan menjadi pacarku, dan dia tidak hanya muncul dalam mimpiku tapi juga di dunia nyata.

Lebih lanjut lagi, Yumiri menyuruhku untuk merayu empat gadis, yaitu Hikawa Aoi, Shƍunin Yoriko, Hoshino Miu dan Kitamura Tƍru. Ia bilang bahwa itu adalah cara tercepat untuk menyelesaikan masalah penyetabilan [kekuatan mimpi istimewa] ku dan menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Akibat mematuhi Yumiri untuk berhubungan dengan Kitamura Tƍru, sekarang aku berada di tempat yang tidak ku mengerti. Di suatu tempat yang bukan di sini, di dunia celah antara mimpi dan kenyataan, terperangkap dalam semacam ruang tertutup yang diciptakan oleh Kitamura Tƍru yang telah menjadi monster, aku ada dalam situasi gawat. Selain itu, Yumiri bercosplay. Kostum bermantel putihnya memang imut, tapi itu tidak terlalu penting di hadapan situasi gawat ini. Ia sendiri tapi tampak sangat puas.



Itulah. Ringkasan sejauh ini.

Kau pikir aku sangat santai? Siapa bilang. Aku hanya mati rasa karena sangat tidak memahami situasi ini. Kalau dia ingin memulai pengobatan, aku ingin dia mengobati otakku terlebih dahulu.

“Jirƍ-kun.”

Kata Yumiri.

Dia menghadapi Kitamura Tƍru yang telah berubah menjadi monster aneh, sambil memegang pisau bedah tajam yang terlihat seperti Dragon Slayer,

“Jangan hanya diam saja. Cepetan kabur.”

“Kabur... kemana?”

Tidak ada tanggapan.

Yang datang justru sebuah lengan.

Lengan seukuran batang kayu yang mirip sulur diayunkan dari atas dengan kekuatan besar hingga mengeluarkan gemuruh yang sangat mengerikan.

Suara deru angin.

Segera setelah itu, aspal-aspal dijalan berterbangan kemana-mana bersamaan dengan suara ledakan.

Tahu-tahu, aku sudah ada di udara. Yumiri-lah yang menggendongku saat ia melayang. Mengaitkan kakinya ke dinding bangunan terdekat dan bergelantungan melawan gravitasi seperti Spider-Man,

“Pokoknya kabur saja.”

Kata Yumiri mengulangi perintahnya.

“Melanjutkan pertempuran sambil melindungimu itu pastinya akan menyulitkanku.”

“Yah makanya. Kemana?”

“Kemana saja terserah.”

Gelondongan kayu sulur datang lagi.

Yumiri menari seperti kupu-kupu dan menghindar dengan indah, bangunan-bangunan pada hancur hingga tebelah menjadi dua, dan kepalaku pusing karena efek gravitasi berulang pada tubuhku. Setiap pembuluh darah di tubuhku menjerit. Pilot pesawat tempur benar-benar hebat. Aku sama sekali tidak tahan dengan ini.

“Pokoknya kabur saja kesana kemari. Tapi aku tidak sarankan untuk lari jauh-jauh. Struktur dunia ini tidak diketahui. Lingkungan di sekitar sini di mana kita berada tampaknya terbentuk cukup baik, tapi dunia di luar sana terlalu tidak stabil jadi risikonya tidak bisa diperkirakan. Larilah sejauh mungkin, sejauh yang bisa kulihat dan kujangkau.”

Bukankah itu perintah yang agak tidak masuk akal?

Aku bahkan tidak punya waktu untuk mengeluh.

Kali ini Yumiri yang maju duluan. Dia melompat dan berputar menggulung serpihan aspal, dan terjun seperti peluru ke arah monster itu, mengibaskan pisau bedah Dragon Slayer-nya.

Zugon. Terdengar suara yang dahsyat.

Potongan daging monster itu meledak seperti telah dihantam oleh rudal.

Aa Aa Aa Aa Aa

Monster yang menjerit = Kitamura Tƍru.

Hebat, pikirku sejujurnya. Seperti yang diharapkan dari seorang wanita yang berkeliling dunia dalam satu malam untuk menangani masalah. Bahkan di ruang yang aneh dan tidak biasa ini, dia kuat seperti biasa.

Kalau begini aku tidak perlu kabur?

Apakah itu terjadi dalam sekejap mata? Yumiri yang bercosplay ini beneran dewa kali?

...Tapi itu tidak berhasil.

Potongan daging yang seharusnya meledak, secara misterius kembali ke keadaan semula. Dia pulih begitu cepat, seolah-olah gambar diputar mundur. Aa Aa Aa Aa Aa, bersama raungan kemarahan, ternyata monster itu telah sepenuhnya pulih. Bibirku berkedut. Yang seperti ini adalah adegan yang sering aku lihat dalam film dan video game. Tapi ketika aku melihatnya secara langsung, rasanya sangat putus asa.

Zudon.

Dokan.

Yumiri menyerangnya lagi dan lagi.

Mengayunkan Dragon Slayer. Potongan daging berserakan pada setiap kibasan.

Sepintas, Yumiri tampak berada di atas angin, tapi gelondongan kayu sulur itu terus-menerus diayunkan ke arahnya, dan rasanya ia tidak bisa memberikan pukulan yang telak. Kalau seperti itu jelas saja tidak mudah untuk mendekatinya. Kelihatannya dia dipaksa untuk memakai gaya bertarung hit and away.

(Tln: pukul dan menjauh)

Maksudku. Bukankah monster itu agaknya semakin besar?

Rasanya seperti setiap kali dikikis dan beregenerasi, ukurannya semakin besar dan semakin besar. Kupikir itu hanya perasaanku saja, tetapi ternyata tidak. Ruang ini dikelilingi oleh bangunan sehingga mudah untuk mencari pembandingkannya. Volumenya jelas meningkat. Inikah yang disebut proliferasi? Pertumbuhan yang aneh atau deformitas, seperti sel kanker yang membengkak sendiri tanpa terkendali. Jika dilihat baik-baik, ada peningkatan jumlah gelondongan kayu sulur yang diayunkan. Setiap peningkatan memperlambat gerakan Yumiri. Tidak ada waktu untuk menyerang, dia beralih untuk bertahan, dan Dragon Slayer yang dipakai untuk menyerang tubuh utama monster mulai digunakan untuk menepis tentakel yang terus meningkat.

Aku kabur.

Aku tidak punya pilihan lain. Jelas sekali aku akan ikut diserang jika aku tetap di tempat, dan pastinya aku hanya akan menjadi beban.

Tidak, tapi ke mana aku harus kabur?

Dunia celah ini, terlihat seperti kota yang kukenal, bukan di tempat lain. Jika menjauh tidak mengurangi risiko, bukankah sama saja dimana pun aku berada?

[Pokoknya kabur saja kesana kemari]

Aku mendengar suara.

Bukan salah dengar. Namun juga bukan suara yang menggetarkan gendang telinga secara langsung.

[Ini disebut berbicara langsung ke hati]

——Yumiri ya?

Sambil berlari, aku melihat ke belakang.

Pahlawan sukarela yang sedang bertarung dengan monster raksasa tampak jauh lebih kecil di kejauhan.

[Misimu itu adalah yang penting bertahan hidup dan mengulur waktu]

Kata suara yang terdengar seperti Yumiri.

Aku mendengar dengan putus asa tanpa berhenti.

[Aku akan jelaskan keadaan Kitamura Tƍru saat ini. Ia terinfeksi virus yang disebut Jirƍ-kun dan bagian yang terpengaruh telah tumbuh secara tidak normal. Ia dapat disembuhkan dengan prosedur bedah yang tepat]

Jadi pertarungan itu adalah prosedur bedah.

Aku mengerti, aku harus mengulur waktu. Aku juga tahu kalau hanya itu yang dibutuhkan.

Tapi bukankah itu, kasarnya, aku menyerahkan semuanya kepadanya?

[Aku juga sudah kuwalahan. Seiring berjalannya waktu, Kitamura Tƍru diperkirakan akan jadi semakin merepotkan. Sebentar lagi aku mungkin akan kesulitan buat mengirimkan sesuatu seperti telepati ini. Pokoknya, aku hanya harus melakukan yang terbaik. Dalam situasi ekstrem seperti ini, selalu ada batasan untuk apa yang bisa ku lakukan. Itu saja, aku putus komunikasinya]

Oh begitu.

Bagaimanapun juga, hanya ada satu hal yang bisa ku lakukan, yang penting kabur saja.

Karena dia juga sudah memintaku, setidaknya aku bisa berkontribusi terhadap situasi ini dengan cara kabur,

“——uh!?”

Aku berhenti.

Atau lebih tepatnya, aku diberhentikan. Karena ada seseorang yang berdiri di depanku.

Kitamura Tƍru.

“Hei, Jirƍ.”

Kitamura Tƍru itu berkata.

“Antara kau menjadi milikku atau dunia akan hancur. Mana yang kau pilih?”

Keluar keringat dingin.

Dari mana dia muncul? Musuh yang dilawan Yumiri itu, Kitamura Tƍru yang sudah berubah, bukan?

“...Eng.”

Aku tergagap.

Jika dilihat baik-baik, atau lebih tepatnya tidak perlu sampai melihatnya baik-baik, Kitamura Tƍru ini tidak normal.

Seluruh tubuhnya berwarna abu-abu.

Tampak seperti patung yang dibuat dengan baik, rumit tapi jelas tidak nyata, seperti terbuat dari cat yang mengeras. Namun seperti sejenis moluska, bentuknya berubah-ubah dan tidak beraturan, sangat meresahkan dan membuatku merasa tidak nyaman ketika melihatnya.

“Apa maksudmu dunia akan hancur?”

“......”

“Apa kau yang akan menghancurkannya, Kitamura? Apa jika kau menghancurkan seluruh dunia ini sekarang, dunia akan hancur?”

“......”

“Dengan begitu apakah keinginanmu akan menjadi terkabul?”

“......”

Tidak ada jawaban.

Ketimbang tidak ada jawaban, lebih tepatnya tidak ada respon.

Aku tidak bisa merasakan cahaya niat di matanya. Dia seperti robot yang merespons masukan sederhana.

Mungkin. Ini hanya tebakan. Apakah penampakan di depanku ini semacam terminal untuk monster besar, menakutkan dan entah bagaimana indah yang sedang dihadapi Yumiri? Atau mungkin sesuatu seperti. Belahan diri? Makanya responnya selambat ini? Ini bukan tubuh utama, jadi hanya bisa menjalankan program-program sederhana?

“Hei, Jirƍ.”

Kitamura Tƍru yang berwarna abu-abu berkata lagi.

“Antara kau menjadi milikku atau dunia akan hancur. Mana yang kau pilih?”

Nyururi (suara menggeliat).

Nyururi.

Nyururi.

Begitu aku sadar, sudah terlambat.

Aku benar-benar telah dikepung. Oleh Kitamura Tƍru yang keluar satu demi satu. Satu Kitamura abu-abu di depanku, satu di setiap sisiku, dan satu di belakangku. Tidak, sementara aku sedang menghitungnya, ada satu, dua, tiga lagi.

Mengulur waktu, ya. Sial.

Ini sama sekali bukan situasi yang memungkinkan ku untuk bisa kabur.

Apa jangan-jangan aku sudah diminta untuk melakukan sesuatu yang sangat sulit?

“Mari kita bicara.”

Kataku.

“Apa yang kau inginkan, Kitamura? Katakan padaku. Aku akan, tidak, aku ingin mengusahakannya.”

“......”

Kitamura abu-abu memiringkan kepalanya.

Semua sekaligus. Selusin atau lebih patung cairan bergerak serempak, seolah menggigit pertanyaanku. Ini sangat menakutkan sampai-sampai aku merasa seperti mau ngompol. Pemandangan itu saja sudah cukup untuk membuatku menyerah.

Meskipun demikian, ada respons. Maka ada ruang untuk negosiasi. Atau lebih tepatnya, semoga saja ada. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain bernegosiasi.

“Bisakah kau berhubungan seks denganku?”

Related Posts

Related Posts

Post a Comment