-->

Cari Blog Ini

– Sakayanagi Arisu – Hari Musim Panas Itu


Youjitsu Volume 8 SS

– Sakayanagi Arisu –
Hari Musim Panas Itu


Awal Februari. Tepat ketika aku bisa merasakan nafas musim semi. Aku memegang sekaleng kopi hangat di tanganku. Karena kalengnya sangat panas, aku mengeluarkan sapu tanganku dan membungkusnya di sekitar kaleng.

“Hei, aku ingin mendengarnya terus terang.”

“Ara. Apa yang mungkin terjadi?”

Sambil memperhatikanku, Masumi-san berkata begitu.

“Sepertinya kamu membawa banyak barang, tapi bukankah itu saputangan cokelat untuk anak laki-laki?”

“Apakah ini tidak cocok untukku?”

“Jujur saja, tidak.”

“Aku tidak terlalu membenci bagaimana Masumi-san bukan orang yang suka berbasa-basi.”

Aku tertawa tipis dan melirik saputangan. Tentu saja, ini sangat sederhana dan ditujukan untuk anak laki-laki sehingga sulit untuk mengatakan bahwa aku biasanya tertarik padanya.

“Ini bukan milikku. Jadi tidak heran ini tidak cocok untukku. Haruskah aku mengatakan ini sesuatu yang aku pinjam?”.

“Meminjam sapu tangan.....ada apa dengan itu? Bukankah itu sedikit menyeramkan?”

“Fufu. Mungkin.”

“Tapi kamu tertawa......”

Aku pertama kali menemukan saputangan ini sebelum aku mendaftar di SMA Koudo Ikusei Koutou. Mari kita kembali ke saat aku SMP tahun ketiga dan liburan musim panas saat itu.

Menyebutnya petualangan musim panas, aku naik kereta sendirian dan pergi ke laut yang jauh. Tempat yang sering aku kunjungi saat masih anak-anak tapi tumbuh terpisah sejak aku tumbuh dewasa. Karena aku tidak bisa berenang, itu adalah tempat yang aku tidak punya urusan. Dulu aku berpikir demikian pada masa itu tapi sekarang setelah aku mendaftar di SMA, itu menjadi kenangan indah bagiku.

Aku menyadari bahwa ada banyak nilai bahkan hanya dengan mengagumi ombak laut yang beriak. Tetapi aku juga menyadari bahwa orang lumpuh sepertiku akan kesulitan berjalan menyusuri pantai, jadi aku memutuskan untuk melihatnya dari jalan beraspal di sepanjang pantai. Untuk melindungi diri dari terik matahari musim panas, aku memastikan untuk mengenakan topi putih.

Namun———

“Ah———.”

Tidak lama setelah itu, bersama dengan angin sepoi-sepoi, topi putih yang ku kenakan terbang ke langit. Aku panik dan mengulurkan tangan tapi orang lumpuh sepertiku tidak mungkin mencapainya dan terbang menuju pantai.

“....kenakalan angin, kurasa? Tidak ada pilihan lain kalau begitu.”

Topi itu adalah milikku yang berharga yang dibelikan ayahku untukku. Aku harus pergi mengambilnya entah bagaimana.

Aku memutuskan untuk mengambil jalan memutar ke pantai sambil bermandikan langsung di bawah sinar matahari yang aku tidak terbiasa. Namun, terik matahari menguras lebih banyak kekuatan ku daripada yang ku kira.

“Sejujurnya... Aku tidak baik dalam hal melakukan sesuatu secara fisik.”

Merasa sangat pusing, aku pingsan begitu tiba di bangku dengan atap di atasnya dekat mercusuar.

Bahkan pada saat ini, topiku mungkin terlempar lebih jauh ke laut. Itulah yang kupikirkan tetapi tubuhku tidak mau mendengarkanku. Kalau begitu mari kita istirahat sejenak.

Aku memikirkan itu dan memutuskan untuk menenangkan diri di bangku. Aku bertanya-tanya berapa banyak waktu yang telah berlalu sejak saat itu. Aku merasakan sensasi dingin di leherku dan membuka mata. Sepertinya aku tertidur.

Fakta bahwa aku telah berjalan jauh pasti menjadi salah satu penyebabnya.

“.......ini adalah........”

Baik topiku yang lepas dan saputangan basah yang digantungkan di leherku ada di sana.

Untuk mencegah topi terbang lagi, botol air mineral yang belum dibuka telah ditempatkan di tepi topi.

Ketika aku melihat sekeliling, aku melihat seorang anak laki-laki berjalan pergi sendirian. Dilihat dari fisik dan tinggi badannya, dia seumuran denganku atau mungkin sedikit lebih tua. Tampaknya dia telah mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari risiko sengatan panas tapi... anak itu pergi bahkan tanpa meminta rasa terima kasih dariku.

Untuk beberapa alasan, punggungnya yang mundur sepertinya tidak asing bagiku dan jadi aku menghilangkan kemungkinan itu.

Karena tidak mungkin [dia] bisa berada di sini di dunia luar.

“Aku ingin melihatmu... Ayanokouji-kun.”

Aku tanpa sadar membisikkan itu.

Aku ingin melihatnya dengan mataku sendiri karena aku hanya bisa melihatnya melalui kaca.

Aku ingin mendengar suaranya.

Aku ingin menyentuhnya.

Dan kemudian aku ingin menghancurkannya.

Aku bertanya-tanya apa emosi ini, dorongan ini, mengisi hatiku. Aku yakin jawabannya hanya dapat ditemukan dalam melakukan kontak dengan Ayanokouji-kun.

Kumohon... aku berharap bisa bertemu denganmu lagi suatu hari nanti.

Sambil melihat punggung anak itu, aku berdoa.


***

Catatan:

Bukan gan, ini bukan youzitsu terbaru

Yah, aku hanya ingin memposting ini. Siapa tahu nanti perlu hehe

Related Posts

Related Posts

6 comments

  1. Sakayanagi Emang Paling Mantap
    Chara Favorit

    ReplyDelete
  2. siapa cowo itu, apakah itu bisa saja kiyotaka?

    ReplyDelete
  3. aku ingin melihatmu, berada disampingmu, dan menghancurkanmu :v dark kata kata terakhirnya

    ReplyDelete
  4. Kiyotaka kan ya? Awalnya aku kira bukan Kiyotaka, tapi pas baca 4.5 kayaknya emang Kiyotaka

    ReplyDelete
  5. gw penasaran tujuan si sakayanagi yang sebenarnya. dia bilang "ingin menghancurkannya" tapi menurut gw dalam arti beda dia mau nyelamatin ayanokouji, ntah itu karena dia suka ama ayano/ iba sama masa kecil ayano.

    ReplyDelete